1. Ikhlaskan niat
Semata-mata untuk mengharapakan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena yang demikian ini berarti pemberi nasehat akan mendapatkan ganjaran dari Allah Jalla wa ‘Ala, sehingga Allah pun akan membantu engkau agar orang yang dinasehati diberikan hidayah oleh-Nya.
2. Menasehati Secara Rahasia
Ini adalah adab yang kebanyakan dari kita tidaklah mengetahuinya. Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan mudah diterima bila disampaikan secara rahasia.
Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullahberkata: “Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberinasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)
3. Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut.

“Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.” (HR. Muslim)
4. Tidak Memaksa
5. Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:
“Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.