Jika anda menjawab "Istri", maka selayaknyalah anda meluangkan waktu untuk membaca dan mempelajari artikel ini, karena jawaban anda "salah".
Ketika seorang muslim telah mengucapkan akad dalam prosesi pernikahan, berarti nahkoda pernikahan sudah mulai dijalankan. Suami dan istri harus merapat untuk bekerjasama, melakukan kewajibannya masing-masing dan memperoleh hak-hak mereka seperti yang sudah dijanjikan dan dijelaskan dalam agama Islam.
Baik UU ataupun KHI sudah merumuskan secara jelas tentang tujuan perkawinan yaitu untuk membina keluarga yang bahagia, kekal dan abadi berdasarkan tuntunan syari’at dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika tujuan perkawinan tersebut ingin terwujud, sudah barang tentu tergantung pada kesungguhan dari kedua pihak, baik itu dari suami maupun istri. Oleh karena itu perkawinan tidak hanya dipandang sebagai media untuk merealisasikan syari’at Allah agar mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Dari sisi hak dan kewajiban seorang istri terhadap suaminya menurut syariat Islam, ternyata masih banyak muslimah yang telah menjadi seorang istri dari suaminya belum mengetahui secara benar apa saja kewajiban pokok bagi seorang istri. Dalam agama Islam, kewajiban seorang istri terhadap suaminya hanya ada dua, yaitu: (1) kewajiban melayani suami secara biologis dan (2) kewajiban taat pada suaminya dalam segala hal selain maksiat.
Dalam suatu hadits, diriwayatkan Abdurrahman bin Auf menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَلَمْ تَأْتِهِ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
Artinya : “Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjangnya, lalu sang istri tidak mendatanginya, hingga dia (suaminya –ed) bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi tiba.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kewajiban istri untuk taat pada suami bermacam-macam bentuknya. Misalnya menjaga harta suaminya saat ditinggal pergi, tidak memasukan laki-laki lain kedalam rumah tanpa izin suaminya, tidak meninggalkan rumah kecuali dengan izin suaminya, menjaga kehormatannya, dan lain-lain.
Di Indonesia, sudah menjadi kebiasaan adat bahwa para istri wajib untuk memasak, mencuci baju, membersihkan rumah dan yang lainnya? Apakah hal itu sesuai dengan syariat Islam?
Allah Ta’ala berfirman:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS. AnNisa’ : 34)
Makanan, pakaian dan tempat tinggal merupakan sesuatu yang secara umum dipandang terlebih dahulu dalam persoalan nafkah suami. Masih banyak orang yang berfikir bahwa nafkah makanan tersebut berupa bahan mentah, akan tetapi sebenarnya nafkah yang berupa makanan tersebut adalah makanan yang sudah siap dikonsumsi. Adapun proses dalam menjadikannya siap untuk dikonsumsi adalah tugas suami. Maka pekerjaan-pekerjaan seperti memasak, menyapu, dan membersihkan rumah adalah kewajiban seorang suami !
Jika melihat sirah para shahabiyah, pernah diceritakan bahwa Fatimah radhiyallohu anha, putri Rasulullah Saw. mengadu pada baginda Nabi, karena tangannya yang sakit dan lecet saat menggiling gandum. Ia meminta pembantu pada Rasulullah Saw., namun Rasul tidak memberinya. Hal ini menunjukan bahwa Fatimah r.a. bersusah-payah membantu suaminya dalam hal nafkah makanan.
Dalam riwayat lain, Said bin Amir, seorang gubernur hims, sahabat yang mulia selalu melaksanakan tugasnya dalam mengurus rumah, sehingga banyak penduduk yang komplain akibat keterlambatannya dalam berkhidmat pada masyarakat.
Empat imam madzhab utama dan ulama lainnya, secara umum juga berpendapat bahwa tugas memasak, mencuci dan membereskan rumah bukanlah tugas istri, akan tetapi tugas suami.
Di dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asy-Syirazi rahimahullah, disebutkan: Tidak wajib atas istri berkhidmat untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya, karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta’), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban.
Jika melihat pada fikih kontemporer, Syekh Dr. Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa tugas suami membereskan rumah tersebut diserahkan pada istri, sebagai timbal balik atas nafkah yang diberikan suami. Tapi suami hendaknya memberi gaji atau upah pada istrinya atas kelelahan istrinya diluar nafkah kebutuhan keluarga.
Lalu bagaimana seharusnya sikap perempuan Indonesia yang berbudaya timur yang mempunyai adat mengurus rumah dalam masyarakat?
Adat merupakan kebudayaan yang mencerminkan kepribadian masyarakatnya. Jika adat tersebut memberi manfaat dan tidak bertentangan dengan syariat islam, serta lazim dilakukan oleh seorang istri dalam masyarakat. maka tidak ada masalah bagi sang istri melakukannya apabila mampu dan tentunya tanpa dipaksa. Hal itu merupakan nilai tambahan sebagai wujud dari kecintaannya kepada sang suami yang kelelahan mencari nafkah di siang hari dan insyaa Allah pahala yang melimpah akan mengalir kepadanya jika keridhaan Allah ta’ala dan suami menjadi puncak niatnya.
Hak dan Kewajiban Bersama bagi Suami Istri
Telah dihalalkan pasangan suami istri untuk bergaul dan bersenang-senang di antara mereka. Kecuali saat istri sedang haid, nifas, ihram, dan dzihar. Seorang suami yang mendzihar istrinya (menyamakan punggung istrinya seperti punggung ibunya hingga tidak ada keinginan untuk menggaulinya) harus membayar kafarat (denda) dengan cara membebaskan 1 budak atau puasa selama 2 bulan berturut-turut, setelah itu baru ia dapat kembali pada istrinya.
Adapun hak bersama suami istri adalah : (1) hak untuk saling mendapatkan warisan, (2) hak untuk mendapatkan perwalian nasab anak. Sedangkan kewajiban yang harus dilakukan bersama-sama bagi suami istri dalam rumah tangga adalah memelihara dan mendidik anak keturunan yang lahir dari pernikahan mereka dan memelihara kehidupan pernikahan yang sakinah, mawaddah, warohmah.
Perilaku-perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami
Meskipun tidak pasti terjadi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku durhaka istri terhadap suami, antara lain adalah :- Kedudukan sosial istri yang lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami,
- Istri yang lebih kaya dari suami,
- Istri yang lebih pandai dari suami,
- Watak istri yang lebih keras dari suami,
- Istri yang berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebiih berkuasa daripada suami,
- Istri yang tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.
Adapun beberapa perilaku durhaka istri pada suami merupakan sebagai berikut :
(Diambil dari sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?id=515165891834721&story_fbid=515169725167671 dan sumber lain yang terkait)
1. Mengabaikan Wewenang Suami.
Di dalam rumah tangga, istri merupakan orang yang berada di bawah perintah suami. Istri bertugas melaksanakan perintah-perintah suami yang berlaku dalam rumah tangganya. Rasulullah menggambarkan seandainya seorang suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi istrinya selain melaksanakan perintah suaminya.
2. Menentang Perintah Suami.
Di dalam rumah tangga, perintah yang harus dilaksanakan istri merupakan perintah suami. Begitu juga larangan yang harus dilaksanakan istri merupakan larangan suaminya.
Sabda Rasulullah : " Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga dia menunaikan hak suaminya".
Hadits itu tidak serta merta menempatkan kedudukan suami sederaja dengan Tuhan, tetapi hanya menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati istrinya yang sesuai dengan ketentuan Allah itu dilanggar oleh istrinya, ini berarti sama dengan istri melanggar perintah Allah SWT.
3. Enggan Memenuhi Kebutuhan Seksual Suami.
Perkawinan telah diatur oleh syari'at Islam untuk memberikan jalan yang halal bagi suami dan istri untuk melakukan hubungan seksual atau penyaluran dorongan biologis. Dengan cara itulah manusia dapat melakukan regenerasi keturunan dengan cara yang diridlai oleh Allah SWT. Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri yang menolak ajakan suaminya berarti membuka pintu laknat pada dirinya.
4. Tidak Mau menemani Suami Tidur.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw. bersabda : " ... Bila seorang istri semalaman tidur terpisah dari ranjang suaminya, maka malaikat melaknatnya sampai Shubuh."
Bila istri ingin tidur sendiri, sedang suaminya saat itu berada di rumah pada malam harinya, maka dia harus meminta ijin terlebih dahulu pada suaminya.
5. Memberatkan Beban Belanja Suami.
Allah SWT telah menegaskan bahwa setiap suami bertanggung jawab memberi nafkah istrinya sesuai dengan kemampuan. Istri yang menyadari bahwa suaminya kurang mampu tidak dibenarkan menuntut belanja dari suaminya hanya mempertimbangkan kebutuhannya sendiri sehingga memberatkan suaminya.
6. Tidak Mau Bersolek Untuk Suaminya.
Para istri diperintahkan untuk berkhidmat pada suaminya, termasuk mengurus dirinya sendiri dengan berhias dan berdandan dengan tujuan untuk dapat menyenangkan hati suaminya dan menimbulkan gairah dalam hidup bersama dirinya.
7. Merusak kehidupan Agama Suami.
Istri diperintahkan untuk membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama, sedangkan suami diperintahkan untuk membimbing istri menjalankan agamanya dengan baik. Karena itu, kalau istri tidak mau membatu suami menjalankan dan menegakkan agama, apalagi merusak iman dan akhlak agama suami, sudah tentu dia menjerumuskan suaminya ke dalam neraka.
8. Mengenyampingkan Kepentingan Suami
Dari Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : " Siapakah orang yang mempunyai hak paling besar pada seorang wanita?" Sabdanya : " Suaminya". Saya bertanya : " Siapakah orang yang paling besar haknya pada seorang lelaki. " Jawabnya : "Ibunya".
Jelaslah Hadits di atas bahwa kepentingan suami harus lebih didahulukan oleh seorang istri daripada kepentingan ibu kandungnya sendiri.
9. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami.
Istri ditetapkan oleh Islam menjadi wakil suami dalam mengurus rumah tangga. Karena itu bilamana dia keluar meninggalkan rumah, maka dengan sendirinya dia harus lebih dulu mendapatkan izin suaminya. Bila dia tidak minta izin dan keluar rumah dengan kemauannya sendiri, maka dia telah melanggar kewajibannya pada suami, sedangkan melanggar kewajiban berarti durhaka pada suaminya.
10. Melarikan Diri Dari Rumah Suami
Rasulullah saw bersabda : "Dua golongan yang sholatnya tidak memiliki manfaat bagi dirinya yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai dia pulang; dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai dia kembali."
11. Menerima Tamu Laki-laki Yang Tidak Disukai Suami.
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah telah menegaskan bahwa seorang istri diwajibkan memenuhi hak-hak suaminya. Diantaranya yaitu :
a. Tidak mempersilakan siapapun yang tidak disenangi suaminya untuk menjamah tempat tidurnya.
b. Tidak mengizinkan tamu masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.
12. Tidak Menolak Jamahan Lelaki Lain.
".... maka wanita-wanita yang shalih itu ialah yang taat lagi memelihara dikala suaminya tidak ada sebagaimana Allah telah memeliharanya..." (QS. An-Nisaa' (4) ayat 34)
Rasulullah menjelaskan bahwa seorang istri yang membiarkan dirinya dijamah lelaki lain boleh diceraikan. Hal itu menunjukan bahwa perbuatan istri itu merupakan durhaka pada suaminya.
13. Tidak Mau merawat Ketika Suami Sakit.
Bila seorang istri menolak merawat suami yang sakit dengan alasan sibuk kerja atau tidak ada waktu sebab merawat anak, maka dia telah melakukan tindakan yang tidak benar.
14. Puasa Sunnah Tanpa Izin Saat Suami Di Rumah.
Dari Abu Harairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: " Seorang istri tidak halal berpuasa ketika suami ada di rumah tanpa izinnya."
15. Menceritakan Seluk Beluk Fisik Wanita Lain Kepada Suami.
Dari Ibnu Mas'ud, ujarnya : Rasulullah saw. bersabda: "Seorang wanita tidak boleh bergaul dengan wanita lain, lalu menceritakan kepada suaminya keadaan wanita itu, sehingga suaminya seolah-olah melihat keadaan wanita itu."
16. Menolak Kedatangan Suami Bergilir Kepadanya.
Seorang istri yang dimadu, tetap mempunyai kewajiban untuk mentaati perintahnya, menyenangkan hatinya, berbhakti dan selalu berperilaku baik kepada suaminya ketika dia datang bergilir.
17. Mentaati Perintah Orang Lain Di Rumah Suaminya.
Diriwayatkan dalam sebuah Hadits :
Dari Mu'adz bin Jabal, dari Nabi saw., sabdanya: "Tidak halal seorang istri yang beriman kepada Allah mengizinkan seseorang berada di rumahnya, padahal suaminya tidak merelakannya. Juga ia tidak boleh keluar rumah bila suami tidak mengizinkannya; tidak boleh mentaati seseorang, (selain suaminya di rumah suaminya); tidak boleh meninggalkan tempat tidurnya; dan tidak boleh memukulnya...." (HR. Hakim)
Dalam sebuah rumah tangga, kekuasaan terletak pada suami, sekalipun di rumah itu ada ibu bapak suami atau anak kandungnya. Anak-anak tidak punya kekuasaan dalam rumah tangga ibu bapaknya, apalagi mertua suami. Contoh, misalnya di rumah Anda turut serta ibu dan ayah mertua Anda. Sebagai istri, Anda tak boleh mengerjakan perintah-perintah mereka tanpa seizin suami Anda, karena komando tunggal yang berhak memerintah Anda (sebagai istri) hanyalah suami. Karena orang lain tidak punya hak memerintah Anda, maka jika Anda melayani perintahnya tanpa persetujuan suami, berarti istri tersebut telah berbuat salah dan berdosa.
Mengapa mematuhi perintah orang lain di rumah suami dikategorikan perbuatan dosa? Karena di rumah suami hanya ada satu orang saja yang boleh istri patuhi perintahnya, yaitu suaminya. Karena itu, jika suatu saat di rumah Anda tinggal ibu dan ayah Anda, lalu mereka menyuruh Anda menyetrika baju mereka dan saat itu suami Anda ada di rumah, maka sebagai seorang istri wajib minta izin kepada suaminya suami untuk mengerjakan-nya. Jika suami Anda tidak mengizinkan, maka Anda tidak boleh mengerjakan perintah ibu ayah Anda itu.
Lalu bagaimana kalau pada saat yang sama anak minta dibuatkan roti dan suami minta dicucikan bajunya? Seorang istri wajib memenuhi permintaan suami nya, sedang permintaan anak tidak wajib untuk dipenuhi. Jika Anda ternyata mendahulukan kepentingan anak, yaitu membuatkan susu dan menomerduakan suami, maka Anda telah durhaka kepada suami Anda. Karena itu, jika Anda hendak mendahulukan membuatkan susu anak, mintalah persetujuan suami Anda dulu. Kalau ia tidak mengizinkan, maka Anda berkewajiban mendahulukan kepentingan suami daripada kepentingan anak.
Mungkin sekali banyak orang akan berkata:"Bukankah melayani suami itu sudah rutin, apakah suami masih harus selalu dan terus diutamakan segalanya daripada orang lain, sekalipun itu anak dan orang tuanya sendiri?" Jawabannya: "Ya." Sebagai istri, kiblat ketaatan Anda hanya kepada suami tercinta, yaitu orang yang pertama dan utama Anda khidmati setelah Anda tunaikan kewajiban-kewajiban Anda kepada Allah. Jadi, bagi seorang istri yang shalihah, suami adalah pimpinan pertamanya, tempat baktinya yang utama dan kiblat kepatuhan hidupnya sampai saat yang ditetapkan oleh Allah. Karenanya, perlu sekali setiap istri menyadari bahwa di bawah atap rumah suaminya, hanya ada satu komandan, yaitu suaminya. Orang lain, siapa pun dia, tidak boleh dipatuhi perintahnya bila suaminya tidak mengizinkannya.
18. Menyuruh Suami Menceraikan Madunya
Rasulullah saw melarang seorang isteri yang menyuruh suaminya menceraikan madunya. Beliau saw bersabda: "Seorang isteri tidak boleh meminta (suami) menceraikan saudaranya (madunya) agar ia dapat menguasai piringnya, tetapi hendaklah ia membiarkan tetap dalam pernikahannya karena sesungguhnya bagi dirinya bagian yang telah ditetapkan" (HR Ibn Hibban dari Abu Hurairah ra)
19. Minta Cerai Tanpa Alasan Yang Sah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang istri melakukan gugat cerai tanpa alasan yang dibenarkan. Artinya, jika hal itu dilakukan karena alasan yang benar, syariat tidak melarangnya, bahkan dalam kondisi tertentu, seorang wanita wajib berpisah dari suaminya.
Apa saja yang membolehkan para istri untuk melakukan gugat cerai? Imam Ibnu Qudamah telah menyebutkan kaidah dalam hal ini. Beliau mengatakan, “Kesimpulan masalah ini, bahwa seorang wanita, jika membenci suaminya karena akhlaknya atau karena fisiknya atau karena agamanya, atau karena usianya yang sudah tua, atau karena dia lemah, atau alasan yang semisalnya, sementara dia khawatir tidak bisa menunaikan hak Allah dalam mentaati sang suami, maka boleh baginya untuk meminta khulu’ (gugat cerai) kepada suaminya dengan memberikan biaya/ganti untuk melepaskan dirinya.” (al-Mughni, 7:323).
20. Mengambil Harta Suami Tanpa Izinnya.
Dalam sebuah Riwayat disebutkan bahwa Hindun binti Utbah ra, isteri Abu Sofyan bertanya, "Wahai Rasulullah, Abu Sofyan orang yang bakhil. Dia tidak memberikan nafkah yang cukup untuk diriku dan anakku kecuali yang kuambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya. Apakah tindakanku itu tergolong dosa?" Nabi saw menjawab, "Ambillah dari hartanya sekadar yang mencukupi nafkah untukmu dan untuk anakmu dengan cara baik."
Hadits di atas menjadi dalil bolehnya mengambil harta suami tanpa ijinnya saat suami tidak memberikan nafkah wajib untuk isteri dan anak. Namun di luar nafkah wajib itu maka tidak diperkenankan untuk mengambil tanpa ijinnya.
Karena itu tidak dibenarkan mengambil uang suami tanpa ijinnya jika bukan untuk kebutuhan primer dan bukan untuk kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungan suami. Nah terkait kasus Anda yang ingin membantu orang tua untuk biaya ujian adik Anda bagaimana jalan keluarnya? Kalau uang belanja yang diberikan suami kepada Anda diserahkan seluruh penggunaannya kepada Anda, artinya boleh untuk apa saja, maka tidak dilarang Anda memberikan sisa belanja itu kepada ayah Anda. Namun kalau tidak, Anda bisa meminta uang kepada suami untuk kebutuhan Anda tanpa perlu menjelaskan secara rinci apa jenis kebutuhan yang dimaksud. Ketika suami sudah memberi, maka menjadi hak Anda memergunakan uang itu untuk apa saja selama di jalan yang dibenarkan.
Namun kalau bisa hendaknya suami diberi pemahaman dan motivasi agar mempunyai keinginan untuk berbagi dan bersedekah tanpa wajib dipaksa disertai doa kepada Allah Swt.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteTugas seorang suami adalah memasak, menyapu, mengepel (membersihkan rumah), mencuci piring, baju dll. Belajar dari mana ini orang? ngacau.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteRasulullah shallallahu ‘alaihiwasallammembagi tugas kepada Ali dan Fatimah –radhiyallahu’anhuma-, kepada Fatimah diharuskan melaksanakan pekerjaan rumah dan kepada Ali diharuskan bekerja di luar rumah mencari nafkah dan kebutuhan rumah tangga.
DeleteAtur aja
DeleteHeh, bukan ngaco kamu yg ngaco. Kalo gx baca dengan baik2 ya gnilah asal ngmng ngaco. Km baca itu ada penjelasan dan surat2nya bahwa istri mempunyai 2 kwjiban yaitu waktu suami meminta untuk brhubungan. Dan 2 patuh pada suami untuk tidak menerima laki2 masuk kerumah saat suami tak ada drumah. Dll.
DeleteKalo untuk urusan nyapu ngepel itu bkan lg kwajiban tanpa saling menolong seorang istri untuk mendaptkan pahala selain 2 kewajiban itu. Makanya klo koment baca dlu ampe selesai jgn asal ngucap klo gx ada isinya. Kayak otak lu yg tong kosong nyaring bunyinya
Heh, bukan ngaco kamu yg ngaco. Kalo gx baca dengan baik2 ya gnilah asal ngmng ngaco. Km baca itu ada penjelasan dan surat2nya bahwa istri mempunyai 2 kwjiban yaitu waktu suami meminta untuk brhubungan. Dan 2 patuh pada suami untuk tidak menerima laki2 masuk kerumah saat suami tak ada drumah. Dll.
DeleteKalo untuk urusan nyapu ngepel itu bkan lg kwajiban tanpa saling menolong seorang istri untuk mendaptkan pahala selain 2 kewajiban itu. Makanya klo koment baca dlu ampe selesai jgn asal ngucap klo gx ada isinya. Kayak otak lu yg tong kosong nyaring bunyinya
Belajar Dari hadist lah Elu ngerti gak syariat Islam bego
Deleteini tulisan hanya lah PENDAPAT NYA SENDIRI......, (SUBJEKTIF), Bukan ajaran islam....., ajaran islam itu Universal, pleksibel, praktis, mudah, bijaksana, pengayom, pemaaf..., penuh pengertian dan masih banyak lagi......Gila ini orang.....!!!!, Guru nya adalah Setan
DeleteHahaha ngacau btl
ReplyDeleteAnda muslimah atau bukan..?
DeleteJika anda muslimah silahkan belajar tentang HAK Dan kewajiban suami istri dalam islam
JANGAN ASAL MENGUCAP "ngacau"
Anda muslimah atau bukan..?
DeleteJika anda muslimah silahkan belajar tentang HAK Dan kewajiban suami istri dalam islam
JANGAN ASAL MENGUCAP "ngacau"
brarti sah kl suami itu raja dan memiliki budak untuk memperkerjaan pekerjaan rumah, lalu memiliki istri banyak krn posisi istri hanya sebagai pemenuh seks
DeleteTerimakasih ilmu nya..
ReplyDeleteTelah jelas apa yg diperintahkan dalam alquran. Bila memang itu yg seharusnya mau bagai mana lagi, jngn menggantungkan pada logika, karena manusia masih sangat jauh dari sempurna. Terimakasih atas ilmunya, semoga berkah.
ReplyDeletesetuju sekali
Deletebenar sekali dan sangat setuju semua adalah kewajiban bagi suami,, kewajiban istri hanyalah(1) kewajiban melayani suami secara biologis dan (2) kewajiban taat pada suaminya dalam segala hal selain maksiat.
Deletedan ketika seorang suami memerintahkan kepada istrinya maka itu adalah kewajiban seorang istri (karena hal ini adalah bagian taat kepada suami)
Setuju ana roma.................... makanya para suami bisa kok memerintah istrinya untuk melakukan kewajibannya............kan tau sendiri...suami udah capek seharian cari nafkah..masa pulang2 msh ngerjain kerjaan rumah.........cape deehhh....
DeleteJika melihat pada fikih kontemporer, Syekh Dr. Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa tugas suami membereskan rumah tersebut diserahkan pada istri, sebagai timbal balik atas nafkah yang diberikan suami. Tapi suami hendaknya memberi gaji atau upah pada istrinya atas kelelahan istrinya diluar nafkah kebutuhan keluarga.
Deletesesat nih artikel
ReplyDeletemengatasnamakan islam tapi mau menyesatkan muslimah
hati" sama artikel ini
mana ada tuntunan yg mengajarkan pekerjaan rumah jadi tanggung jawab suami
sesat abisss
Karena memang ketentuan dalam Islam begitu. Contoh adalah menafkahi dalam bentuk makanan, suami harus memberikan nafkah berupa makanan yang siap dimakan oleh istri, bukan berupa beras apalagi cuma uang belanja. Begitu juga pakaian, suami harus memberikan pakaian yang siap dipakai oleh istri. Wallahu'alam
DeleteBelajar agama lebih dalam dulu boss sebelum menuduh seseorang itu sesat. Hati-hati asal ngomong bisa jadi fitnah, dan bisa-bisa malah balik ke ente yg jadi sesat. Jangan berhenti belajar ya gan
DeleteRasulullah shallallahu ‘alaihiwasallammembagi tugas kepada Ali dan Fatimah –radhiyallahu’anhuma-, kepada Fatimah diharuskan melaksanakan pekerjaan rumah dan kepada Ali diharuskan bekerja di luar rumah mencari nafkah dan kebutuhan rumah tangga.
DeleteJIKA ANDA SEORANG MUSLIMIN BERARTI ANDA WAJIB DAN HARUS BANYAK BELAJAR DARI BERBAGAI ILMU ISLAM, JANGAN HANYA BELAJAR DARI 1 ILMU ISLAM
DeleteDALAM SEMUA ILMU ISLAM SEPAHAM DENGAN ARTIKEL INI
JIKA ANDA SEORANG MUSLIMIN BERARTI ANDA WAJIB DAN HARUS BANYAK BELAJAR DARI BERBAGAI ILMU ISLAM, JANGAN HANYA BELAJAR DARI 1 ILMU ISLAM
DeleteDALAM SEMUA ILMU ISLAM SEPAHAM DENGAN ARTIKEL INI
Maaf om Adi... Mungkin bukan artikelnya yang sesat.., tetapi pemahamannya yang harus diluruskan..
DeleteKetika kita berumah tangga sudah selayaknya pekerjaan rumah tangga bisa dikerjakan bersama-sama, bukan tugas istri semata, tetapi juga tugas suami untuk membantu mengerjakannya...
Kalau semua pekerjaan rumah tangga harus dikerjakan istri, kasihan sekali nasibnya... Lebih baik mencari pembantu daripada mencari istri... Hehehe
Itu benar anda jgn mengatakan sesat kalau anda enggak faham lebih baik diam cari tahu yg benar takutnya anda dilaknat nafkah lahir batin tetapi jabarkan yg no 2 perintah suami adalah kewajiban istri tp ya jgn terus dimanfaatkan sama 2 dijalani bersama
DeleteItu benar anda jgn mengatakan sesat kalau anda enggak faham lebih baik diam cari tahu yg benar takutnya anda dilaknat nafkah lahir batin tetapi jabarkan yg no 2 perintah suami adalah kewajiban istri tp ya jgn terus dimanfaatkan sama 2 dijalani bersama
Deletewww.mukenadistro.com
ReplyDeletekami adalah PRODUSEN MUKENA KATUN JEPANG berkualitas
terima kasih..
artikelnya sangat bermanfaat. makasi min...
ReplyDelete"saling berbagi dengan ikhlas dan penuh kasihsayang dalam rumahtangga adalah hal paling indah dalam hidup,,
Tq info nya, cuma org timur aj yg ga percaya, sudah jelas dlm alquran...
ReplyDeleteTapi gk apalah mungkin cuma aku yg kurang agamanya
ReplyDeleteArtikelnya bnr adanya. Mmg pekerjaan rumah mrpkn tugas suami. Afwan yg tdk paham secara baik kandungan Alquran dan Assunah mgkn Silent is Gold. Hendaknya yg komentar ini artikel sesat lbh baik mempelajari lg islam secara Kaffah. Islam sgt menghargai Istri. Learn learn learn,
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteMasak sih itu hanya tugas suami? Apakah jika saya minta tolong kepada istri untuk melakukan tugas itu selagi saya sebagai suami menunaikan kewajiban mencari nafkah itu keliru? Maaaf saya kurang dlm ilmu agama
DeleteThis comment has been removed by the author.
Delete@Ero Sahis, tentu boleh, yg perlu diingat adalah seorang istri tidak berkewajiban untuk itu, tapi atas dasar menolong suami
DeleteWallahu'alam
Ya.. itu lah.. sebagai gantinya... kita serahkn pekerjaan rumah kepada istri sebagai gantinya kita manafkahi istri...
DeleteItu baru jawaban yang sangat baik Dan pemahaman yang sangat baik
DeleteJangan asal comment2 seperti menjelek2an ARTIKEL ini
Setuju kata tt
ReplyDeleteIstri yg mau mengerjakan tugas suami di atas seperti mencuci masak dll. Itu bukan karena kewajiban.. Melainkan kehendak istri untuk mencari ridho Allah dari suami. Karena ini merupakan ladang pahala bagi istri yg tinggal petik.. Istri yg benar mencintai suami tidak mungkin membiarkan suami mengerjakan itu semua sendiri. Sudah cari duit masak nyuci dll, pastilah istri membantu ini yg namanya bekerja sama dalam rumah tangga
Inget hak dan kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya menurut al qur-an dan hadits.. Ayo kita saling belajar jangan langsung nge just ini salah atau benar
Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallammembagi tugas kepada Ali dan Fatimah –radhiyallahu’anhuma-, kepada Fatimah diharuskan melaksanakan pekerjaan rumah dan kepada Ali diharuskan bekerja di luar rumah mencari nafkah dan kebutuhan rumah tangga.
DeleteLo baca lg sejarahnya, itu kesepakatan mrka dlm rmh tangga. Jd fatimah menyetujui dan menyanggupi kesepakatan itu, bkn brti itu mnjadi kewajiban atasnya
Delete@ami purba, Jika anda seorang muslimin atau muslimah
DeleteSilahkan penuhi otak anda DENGAN ILMU ISLAM yang banyak, jangan di isi DENGAN ego Dan logika sepihak anda
@ami purba, Jika anda seorang muslimin atau muslimah
DeleteSilahkan penuhi otak anda DENGAN ILMU ISLAM yang banyak, jangan di isi DENGAN ego Dan logika sepihak anda
Okky afrizal, situ gagal faham?? Gw komentar komen d atas gw, mslah buat lo yg muka mobil ?? LOL
DeleteOkky afrizal, situ gagal faham?? Gw komentar komen d atas gw, mslah buat lo yg muka mobil ?? LOL
DeleteStau sya emang ada 2 pndangan, tp trlpas dri 2 pndngan yg brbda trsbut, mnurut sya pd prnsipnya, hbngan suami istri dlam Islam dbngun ats dsar cinta n ksih syang, sling prcya, sling tlong mnlong dlm ska n duka. Sluruh ursan dlam rmah tngga brlndaskan sling ridha n musyawarah. Msing2 phak ikhlas mnerma klebihan n kkurangan psangannya. Mreka hrus sling mnashati, sling mmbantu untk mnunaikan tnggung jwab khidupan suami istri srta pmeliharan ank2 n pndidikan mreka dlam stiap stuasi n kndisi. Rmah tngga tdak akn hrmonis jk hbungan yg dbangun ats pnuntutan hak, brsifat htam putih, kaku n saklek.
ReplyDeleteSmoga Allah mmberkahi istri2 yg mnghabskan hari2nya untk mndidik ank n mmelihara rmah tngganya dngan mngharapkan ridha Allah smata. Dan smoga Allah mmberkahi suami2 yg mnghabiskan msa hdupnya dlam brusaha mmenuhi kbutuhan kluarga, ank2nya, n tlus mmbantu istrinya dlam mngerjakan tugas2 rmahnya. Smoga Allah meridhai rmah tngga yg dbangun ats azas wata’awanu ‘alal birri wat taqwa, sling mnolong dlam prbuatan kbaikan n ktakwaan. Wallahu a’lam.
Suami tambah sehat klo bebersih rumah dan pekerjaan rumah tangga lainnya..
ReplyDeleteAlhamdulillah..Aamiin..Bagus untuk di pelajari dan di kerjakan.Terima kasih atas infonya.
ReplyDeleteSemoga ALLAH selalu memberikan yang terbaik untuk yang membuat info ini dan kita semua..Saya sangat setuju, pelajari dan pahami Al-Qur'an dan As-Sunnah baik - baik. In shaa ALLAH kita pasti akan bisa dan mengeri..Aamiin.
DeleteBagus untuk bacaan, tapi perlu di kordinasikan dgn baik sebagai sebuah keluarga
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteYg memasak dll tuh hadist sanat..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGiliran bahas poligami aja lo pd ngangguk setuju akan kebenarannya, tnpa liat ayat2 berikut yg Allah tuliskan ttg syarat poligami pun langsung dibenarkan, lah ciri Laki2 egois mw menang sndri. Ingat broooo..allah maha adil, lo kata enak apa jd cew dr kecil d kshi sma org tua, udh gede eh berbakti sma org yg bru kenal brpa umur, smntra anak laki2 msh bs trs berbakti ibunya smpe mati. Dan lo pd mikir, emg lo kata enak jd perempuan yg hrs hamil, menyusui??? Klo lo ngerasa pekerjaan menafkahi yg diatas itu trllau berat buat lo, coba lo rasain aja gmna hamil dan menyusui, biar lo tau itu saja sdh sungguh berat tp itu takdir tuhan yg hrs diterima, dan lo jg sbg laki hrsnya bs nerima dgn lapang dada atura yg lo anggap gk enak d elo, intinya laki2 itu pemimpin, pimpin lah dgn cara baik, imam yg baik akan menghasilkan makmum yg baik, klo lo ngerasa gk bs mnuntun istri lo, ya brti lo bkn imam yg baik. Belajar dlu jd imam biar bs membawa makmum ke jln yg bnr. Imam yg baik, santun, sopan, tau berkomunikasi psti makmum bs melakukan smua perintah imam tnpa berat hati, saling membntu, itulah kelebihan yg tuhan berikan kpd laki2 dr pd prmpuan, gmna caranya lo bs memimpin keluarga lo, gmna cRanya lo bs buat istri lo masak, nyuci, dll dgn senang hati tanpa merasa dijadikan sprti pembantu, itu sbnrnya tgs elo sbg pemimpin yg bijak.
ReplyDeleteah yang nggak-nggak aja lo
DeleteKalau mau kasih comment busuk jangan di ARTIKEL ini mas/Mbak
Delete"masak, nyuci, dll dgn senang hati tanpa merasa dijadikan sprti pembantu, itu sbnrnya tgs elo sbg pemimpin yg bijak"
Deleteberarti ibarat RAJA yang melayani anak buah nya ?? woy org aneh klo mau corat coret koreksi dulu jgn asal ceplos !!
gak usah lu jadiin makin rumit ,.pikirr aja pakai akal sehat. CONTOH -> apabila di kerjakan dengan ikhlas & senang hati baik suami atau pun istri yg mengerjakan insya allah mendapat pahala dari yg maha kuasa.
( intinya suami istri harus saling pengertian ) istri yg baik tidak akan membiarkan suami nya menderita begitu juga sebalik nya.
Sabar mbak.
ReplyDeleteTugas seorang istri hanyalah hamil / mengandung, melahirkan, dan merawat anak. Selain itu, tentulah patuh terhadap suami, namun, tetap saja tidak dengan mengerjakan pekerjaan rumah. Karena itu tugas suami.
ReplyDeleteKalau dipikir dengan logika, mengandung dan melahirkan itu selain susah dan sakit, taruhannya adalah nyawa. Maka tidaklah sebanding dengan pekerjaan rumah yang mudah dilakukan. Pekerjaan ringan itupun, kalau dirasa berat dilakukan suami karena suami harus bekerja, bisa dilakukan dengan memberikan pembantu / pelayan terhadap istri. :)
Mmmm..... mmberi sandang pangan mmg kwajiban suami . Ngasih pmbantu itu bila mampu, tapi satu hal yg hrus kita tahu kewajiban wanita itu taat/patuh pd perintah suami jd bila suami bkrja dan suami mmberikan perintah pd istri utk mmasak nyuci ngepel dan apa pun itu mka itu mnjdi kwjiban buat istri jg. Krna printah suami adl wajib dlaksanakn utk istri.
DeleteKita ambil hikmah nya saja agar kita suami dan istri sling mndukung dan mnghargai.
Utk suami walaupun pnya wewenang perintah tp hrs bijaksana tdk egois spti mmerintah pmbantu. Ato jgn jgn samakn istri dgn pmbantu
Utk istri taat lah pd suami bukan brti dgn dalil ini istri justru mnggunaknnya utk egois. Dan hanya duduk dirumah minta uang dgn alasan nafkah dan tdk mngrjakn tugas rmhtangga krn mnjdikan dalil ini jd alsan .justru klo ini berlaku maka sama saja mrendahkn suami lbih dr budak. Krn nyuruh suami krja plg krj sruh masak nyapu ngepel ngasih duit .maka hendaklah prempuan itu taat pd suami jgn smp krn ini mmbuat anda durhaka pd suami
Waduk sia mh .. doraka salakki titah ngejo ngpell bebersih kitu.. ngawaduk lah ... Gs puguh darajat salaki mh... mun sia single awewe .. ridho ibumu ridho tuhanmu.. tapi lamun gs nikah.. rido suamimu ridho tuhanmu .. tong doraka kasalaki sia asa di alem .. waduk nu satuju jg soal salaki kawajibana kos kararitu patut
DeleteKetawa aja lah...artikel yg lucu
DeleteKalaU SUAMI MENYADARi bahwa tugasnya dibantu dan diambil alih oleh istri tercinta maka maka suami tidak akan pernah mengeluh kepada istri tentang masakan, tentang kebersihan rumah dll. Bahkan sangsuami selalu diawali dengan kata minta tolong kalau menyuruh istrinya.
ReplyDeleteEmang bener penjelasan diatas,tp keterangan diatas jg bs membolehkan laki2 pny istri lbh dr satu. Bagaimana tdk jk ukurannya kwjbn istri cm melayani diatas ranjang dan menaati suami, sdgkn jk menurut suami istrinya krg bagus diatas ranjang atau melawan ketentuan suami.... Sdgkn kt tahu mana ada wanita yg mau di madu.....
ReplyDeleteKalau mau comment busuk seperti itu jangan di ARTIKEL ini
DeleteKalau mau comment busuk seperti itu jangan di ARTIKEL ini
DeleteBelajar alqur'an dan hadist serta dalillny lg deh
ReplyDeleteAnda yang harus lebih banyak belajar al-qur'an berikut dalill nya
DeleteJadi, jangan asal kasih comment busuk di ARTIKEL ini
Belajar alqur'an dan hadist serta dalillny lg deh
ReplyDeleteOke banget
ReplyDeletejadi suami memang harus kerja keras karena itu tanggung jawabnya, idealnya sampai terhidang diatas meja, walaupun tidak harus masak sendiri (bisa menyiapkan khodimat atau pembantu) sehingga kebersihan rumah, pakaian bisa diselesaikan juga. ternyata dalam siroh nabawi kita tidak mendapatkan rasulullah memasakan makanan untuk istri isterinya, tetapi mereka semuanya tercukupi kebutuhan hidupnya. bahkan anaknya fatimah bekerja keras mengolah makanan suaminya dan rasulullah tidak komplain kepada Ali...intinya suami punya tanggung jawab penuh dalam memberikan nafkah dan istri taat apalagi jika diminta tolong membantu memasak makanan.
ReplyDeleteKewajiban suami : Menafkahi istri, artinya memberikan service/pelayanan terbaik kepada istri. Memberi nafkah bukan hanya dari sisi duniawi saja, tapi juga rohaninya, artinya suami memberikan pelayanan berupa pengkhidmatan dan bimbingan agar istri menjadi lebih baik dari segi akhlak, budi pekerti, dan rohaninya.
ReplyDeleteKewajiban istri : Memberikan pelayanan terbaik kepada suami, baik secara biologis maupun sikap taat atas segala perintah yang ma'ruf dari suaminya.
Jadi, jika suami dan istri bekerja sama dalam memberikan pelayanan dan pengkhidmatan kepada satu sama lain dengan menunjukkan sikap merendah dan taqwa kepada Allah, insyaAllah kehidupan rumah tangga yang diharapkan, yaitu sakinah mawaddah dan rahmah, bisa senantiasa terwujud didalamnya. :)
izin share yah... sy copy mksh.
ReplyDeleteizin share yah... sy copy mksh.
ReplyDeleteizin share yah... sy copy mksh.
ReplyDeleteKlo mnrt saya budaya timur tu lbih bagus krna mengajarkan istri selalu berbakti pada suaminya dan tu udah pas bila dikaitkan dgn hadist ni yg mana seorang istri hrus mndpatkan ridho suaminy dlm hal apapun
ReplyDeleteMenurut laki2 sih emang bagus... rumah bersih+rapi,masakan matang+enak,pakaian bersih&rapi TANPA harus membayar pembantu. Anak terjaga,terpelihara&terdidik TANPA harus membayar babysister. Saat istri capek karna mengurus seluruh seluk beluk rumah + lelah karna menjaga+merawat anak2 yg super bandel nya.. ehhh datenglah suami nya minta di layani sexnya dgn syarat istri harus melayani dgn penuh kekuatan/semangat yg menggebu2 agar memuaskan nafsu sang suami (yg merupakan kewajiban utama sang istri).
DeleteHelloooowww laki lakiiiii kalian pikir wanita ini memiliki fisik kuat layaknya superhero ????????
......
Taat dalam hal batin (sex..mnjaga khormatan..kluar dgn izin..tdk mmbuat suami cemburu..tdk taat pd org lain tanpa izin suami..) INILAH YG DI WAJIBKAN ATAS KAMI.
Sedangkan taat dalam hal yg melibatkan kekelahan fisik (bersih2..nyapu..rapi2 rumah..ngepel..masak..cuci piring..cuci pakaian..nyetrika..bekerja..ngurus anak..) ini semua memang sunnah utk kami, tapi BUKAN KEWAJIBAN KAMI! Jika kami turuti itu, kami berpahala. Tp Jika kami enggan karna takut kelelahan sehingga kami takut mnjadi tdk kuat/tdk stabil lagi melayani biologis nya. Maka kami tdk berdosa.
ingat baik2 wahai para laki2. Jangan jadikan kami spt pembantu. Kami ini bukan pembantu!
jika kami ikhlas menolong.. tolong hargailah keikhlasan kami. & JANGAN MAIN PERINTAH SEENAK NYA yg SEOLAH2 HAL2 FISIK ITU ADALAH KEWAJIBAN KAMI. KENAPA? KARNA ITULAH HAL YG AKAN MEMBUAT KAMI D.U.R.H.A.K.A KPD KALIAN .
....HARGAILAH KAMI. MAKA KAMI AKAN DGN SANGAT IKHLAS,SEDIKIT DEMI SEDIKIT MEMBANTU KEWAJIBAN KALIAN.
mbak dizolimi suami ya? kayanya dendam banget. gk semua laki2 bisa disamakan. artikel ini membahas tentang hak dan kewajiban. klo gk sesuai dgn kehidupan anda, maka introspeksi, apa sudah menajalankan syariat islam? Inshallah kalau anda sudah menjalankan sesuai dgn syariat islam, hidup anda akan damai dan merasakan bahwa Allah itu maha adil.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKlo mnrt saya budaya timur tu lbih bagus krna mengajarkan istri selalu berbakti pada suaminya dan tu udah pas bila dikaitkan dgn hadist ni yg mana seorang istri hrus mndpatkan ridho suaminy dlm hal apapun
ReplyDeleteBerkhidmat kepada suami dengan melayaninya dalam segala kebutuhan-kebutuhannya adalah diantara tugas seorang istri. Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Allah, “Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.” (QS. An Nisa [4]: 34)
ReplyDeleteIbnul Qayyim berdalil dengan ayat diatas, jika suami menjadi pelayan bagi istrinya, dalam memasak, mencuci, mengurus rumah dan lain-lain, maka itu termasuk perbuatan munkar. Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Allah pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal. (Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95,
Berarti laki2 adalah juga pemimpin dalam hal membersihkan rumah.
DeleteArtinya = laki2 bertanggung jawab dalam hal kebersihan rumah.
Jika mampu beli lah pembantu. Jika tdk mampu rayu lah istri agar menolong dgn ikhlas kewajiban yg di bebankan kpd anda.
Lihatlah presiden. Apakah presiden yg melayani rakyat / rakyat yg melayani presiden?
jika presiden bertanggung jawab melayani kebutuhan2 rakyat, maka itu memang kewajiban nya. & itu akan semakin meninggikan derajat nya. Bukan malahmerendahkan kedudukan nya.
tapi_
Jika rakyat yg tertatih2 melayani presiden?
Pantaskah ia disebut sbg presiden?
Justru presiden mesti memiliki pelayan khusus yg di bayar. Bukan malah menjadikan rakyat nya sebagai pembantu .
begitu juga suami.. carilah pembantu. Bukan nya malah menjadikan pendamping hidup sebagai pembantu.
jika tetap ingin mempekerjakan istri..gajih lah dia dgn semampu kalian. Dgn uang di luar uang nafkah sehari2.
Tolong jangan kasih comment busuk anda dalam ARTIKEL ini
DeleteTidak ada hubungin nya dalam membahas HAK Dan kewajiban suami istri dalam islam DENGAN membahas Presiden
Silahkan anda ke Istana Presiden Dan majelis2 untuk belajar lebih banyak
Hadist diatas adl penyeimbang hadist yg di tulis admin.. namun pada dsrny tdk ada yg salah dari k 2ny..
ReplyDeleteAlangkah sbaiknya dalam rangka mencari keredhoan allah ta'ala dlm urusan ini adl saling tolong menolong terlepas dari itu tanggung jawab siapa...
Yg harus di hindari adl ktika satu dalil mngataka tanggung jawab suami dlm berkhidmat akhirny dalil tersebut di manfaat utk sbagian istri bermalas malasan itu jls tdk bnr.. krn allah ta'ala membenci org yg malas..
Begitupun sbalikny ktika dikatakan istrilah yg wajib atas pekerjaan rumah tanggany.. kmudian mnjadikan suami bermalas malasan dg tidah mau membantu istriny.. itu jg jls tdk di benarkan..
Dari pada sibuk berdebat itu tanggung jawab siapa yg akibatny menimbulkan keretakan rmh tangga..... akan lebih beruntung &bermanfaat jika kita bismillah berlomba lomba untuk melaksanakan dg memohon ridho allah ta'ala.. dan tentu siapa yg mngrjakan dialah yg mndpt pahalany..
Sebaikny kt merapat kpd ulama utk memahami hadist2 diatas (tdk menelan mentah2)inshaAllah baik utk ke duanya suami dan istri.
JazakAllahu kheiron katsiron
WaAllahu 'alam bissowab
Terimakasih utk artikel yg sangat bermanfaat ini.....semoga menjadi bahan pemikiran bagi setiap para lelaki/ suami.....
ReplyDeleteBagi yg tidak setuju, intinya......Istrimu adalah Istrimu bro.....bukan BUDAKmu....
Pak OK Issed ,,,kayaknya salah ya yg kewajiban tsb bukam suami tapi tradisi diindonesia dikatakan wanita pak...kok bilangnya ngacok gitu yaah..bacanya ulangin lagi dari atas biar benar yaa..
ReplyDeletePatokannya cukup jelas : Dalam agama Islam, kewajiban seorang istri terhadap suaminya hanya ada dua, yaitu: (1) kewajiban melayani suami secara biologis dan (2) kewajiban taat pada suaminya dalam segala hal selain maksiat. ya..sudah perintah kan aj istri untuk memasak, mencuci atau singkatnya mengurus segala urusan rumah tangga..apakah ini termasuk maksiat..??? wallahu'alam.
ReplyDeleteIntinya tugas istri itu mencari ridha suami krn ridha suami terhadap istri = ridha Allah, kecuali dlm hal maksiat. Jadi memerintah istri itu gpp, sedang menentang perintah suami (kecuali dlm hal maksiat) itu haram. Kelihatan enak jadi suami? Ingat kelak diakhirat si suami harus bertanggung jawab atas dosa 3 wanita: Ibunya, istrinya, dan anak gadisnya. Sedangkan wanita ditanggung dosanya oleh 3 lelaki: bapaknya, suaminya, dan anak laki-lakinya. Sungguh maha adil & bijaksanya Allah, seandainya wanita ikhlas menerima dirinya sebagai "wanita" dan laiki-laki berani menjadi "laki-laki".
ReplyDelete"memerintah istri itu gpp, sedang menentang perintah suami (kecuali dlm hal maksiat) itu haram."
DeletePantesan banyak istri2 masuk neraka..
Rupanya gara2 para suami itu sendiri.
..
Wajar sih mereka akan bertanggung jawab di akhirat, toh gara2 mereka para istri jadi masuk neraka.
Memerintah seenak nya. Seolah2 wanita adalah makhluk yg kuat spt mereka.
saya pernah dengar dr beberapa guru agama, memang, yg namanya masak, urus rumah, menyapu itu tugas suami sebenarnya, tapi kembali lagi, istri kan harus patuh ke suami, kalo suami yg berkehendak semua itu harus dilakukan istrinya, ya wajib dijalankan toh
ReplyDeletekeren banget artikelnya, kunjungi website saya di grosir jam tangan murah - jam fortuner original
ReplyDeleteSaya mau tanya yang disini mengerti agama krn sy seorang mualaf. Apabila seorang istri merasa di aniaya suami krn ia tidak di bimbing dlm hal agama bahkan tidak di nafkahi selama 4 bulan secara lahir atau batin. Apakah seorang istri berdosa meminta suami untuk di bimbing dan di nafkahi ? Dan apakah di benarkan apabila seorang suami menuntut istrinya melayani seperti memasak menyuci dan melarang istrinya bekerja dan mengandalkan penghasilan dari pemberian ayah wanita itu. Dan di benarkah suami apabila enggan untuk bertemu istri dan ayah istri itu hingga melarang istrinya bertemu anaknya? Hanya karena pertengkaran taoi sang istri sudah meminta maaf.
ReplyDeleteSuami apa an itu?
DeleteCerai kan aja. Itu suami yg gak baik. Bukan nya menuntun ke surga..malah menyebabkan masuk neraka.
Ceraikan aja. Lalu cari tunggu suami yg sholeh.
Masalah cinta itu kesampingkan aja. Ngapain cinta2an kalo ujung2nya tersiksa di dunia&akhirat.
Kalo pun terasa berat... ngomong baik2 sama suami.. suruh dia berubah jadi lebih baik..kalo dia ga mau, berarti dia tdk takut kehilangan kamu.
Suami apa an itu?
DeleteCerai kan aja. Itu suami yg gak baik. Bukan nya menuntun ke surga..malah menyebabkan masuk neraka.
Ceraikan aja. Lalu cari tunggu suami yg sholeh.
Masalah cinta itu kesampingkan aja. Ngapain cinta2an kalo ujung2nya tersiksa di dunia&akhirat.
Kalo pun terasa berat... ngomong baik2 sama suami.. suruh dia berubah jadi lebih baik..kalo dia ga mau, berarti dia tdk takut kehilangan kamu.
mbak dizolimi suami ya? kayanya dendam banget. gk semua laki2 bisa disamakan. artikel ini membahas tentang hak dan kewajiban. klo gk sesuai dgn kehidupan anda, maka introspeksi, apa sudah menajalankan syariat islam? Inshallah kalau anda sudah menjalankan sesuai dgn syariat islam, hidup anda akan damai dan merasakan bahwa Allah itu maha adil.
DeleteThank.you
ReplyDeleteFor inpormation
Hmm gw sbg laki2 setuju, soal memasak mencuci memang kewajiban suami, ga ada PERINTAH suami mencuci memasak menyapu, yang ada hanyalah MEMINTA TOLONG kpd istri utk bantu mencuci memasak dan menyapu...
ReplyDeleteHmm gw sbg laki2 setuju, soal memasak mencuci memang kewajiban suami, ga ada PERINTAH suami mencuci memasak menyapu, yang ada hanyalah MEMINTA TOLONG kpd istri utk bantu mencuci memasak dan menyapu...
ReplyDeleteSya mau minta pendapat..gimna klau istri keras kepala..meñghdapi nya..dengan kasih tau baik sudah..cuma ada ga pernah shlat..gimna cara ngatsin nya..tx
ReplyDeleteIbarat pintu rumah, kalo pintunya rusak ya harus diperbaiki. Jika diperbaiki tetap tidak bisa, terpaksa pintunya harus diganti.
Deleteapakah boleh, apabila seorang istri menerima pemberian dari seorang lelaki selain suami?
ReplyDeleteAlhamdulilah
ReplyDeleteTerima kasih pencerahannya
Tameng buat para istri yg pemalas. "Bukan Kewajiban". Jadi kalo di rumah cuma main hp, nonton tv, males2an
ReplyDeleteMain hp... nonton tv.. males2an..?
DeleteHai para laki2.. pernahkah kalian melahirkan? Pernahkan kalian merasakan sakit yg bersengatan yg terasa antara hidup dan mati? Tau kah kalian betapa perih nya kemaluan di robek? Pernahkah kalian membayangkan betapa ngerinya jika perut kalian di belah..pernahkan kalian membayangkan betapa lama nya menahan perih itu? pernahkah kalian tau gimana rasanya dada di gigit bayi bahkan ada yg sampai berdarah? Pernahkah kalian merasakan lelahnya setiap hari menggendong sesuatu yg semakin hari semakin berat? Menyuapinya? Meminumi nya? Membersihkan kotoran nya yg sangat jijik&bau? Dikencingi nya? Menidurkan nya? Menenangkan tangis nya? Menjaga nya bukan hanya 1 tahun/ 2 tahun..tp berlanjut hingga ia remaja lalu dewasa.. semakin hari semakin sulit utk mendidik nya.. di saat yg bersamaan, hidup kami terikat dgn izin2 kalian.. kami harus selalu siap setiap saat ketika kalian membutuhkan tubuh kami.. kami tdk boleh lelah..agar kami maksimal melayani kebutuhan biologis kalian..supaya kalian tdk kelain tubuh.. kami tdk boleh kemana2 tanpa izin kalian..hidup kami tdk bebas..kami harus menjaga diri..menjaga kehormatan..tdk boleh bergaul dgn sembarang laki2..kami harus menjadi security untk mnjaga harta kalian.
Saat kami menjalani itu semua, kalian malah tambah beban kewajiban kami dgn kewajiban2 kalian.. yg ternyata kalian anggap menjadi kewajiban kami.?
Seolah2 kami adalah makhluk yg sama kuat nya dgn fisik laki2.?
_
_
_
Pernahkah kalian bertanya.. kenapa seorang ibu.. begitu di utamakan ketimbang ayah dalam hal berbakti?
mbak dizolimi suami ya? kayanya dendam banget. gk semua laki2 bisa disamakan. artikel ini membahas tentang hak dan kewajiban. klo gk sesuai dgn kehidupan anda, maka introspeksi, apa sudah menajalankan syariat islam? Inshallah kalau anda sudah menjalankan sesuai dgn syariat islam, hidup anda akan damai dan merasakan bahwa Allah itu maha adil.
DeleteMbak hamba Allah: yaudah, dosanya ditanggung sendiri, trus suami suruh poligami, baru nuntut itu
DeleteTameng buat para istri yg pemalas. "Bukan Kewajiban". Jadi kalo di rumah cuma main hp, nonton tv, males2an
ReplyDeleteNgaji di LDII insya Alloh barokah
ReplyDeletewah pelajaran berhargani bagi ku, makasih ilmunya min
ReplyDeletemanfaat bersin
Kalau itu perintah suami.. maka sudah pasti jadi kewajiban bagi istri melakukan pekerjaan dirumah.
ReplyDeleteBetul kata mas rizal, artikel ini tameng bagi istri yang hanya ingin bermalas2an..
Bukan sesat sih, mungkin hanya kurang pas
Apa menurut mu kewajiban seseorang bisa di alih2kan dgn begitu mudahnya?
DeleteKalau kewajiban bisa di pindah2kan spt itu, ▪berarti▪ istri boleh dong mengambil kewajiban suami (yaitu)bekerja.. lalu suami mengambil kewajiban istri (yaitu)melayani nafsu istri & membereskan pekerjaan2 rumah.?
Keren banget kalo kewajiban bisa di pindah2 spt itu :D
Hal2 yg melibatkan kelelahan fisik, tidak akan pernah menjadi kewajiban istri. Hal tersebut hanya akan menjadi sunnat saja. Jika di kerjakan berpahala & tdk di kerjakan tdk berdosa.
Kalau istri nya memiliki fisik yg tdk mudah lelah sih ,tdk masalah..
Tp kenyataan nya tdk semua wanita memiliki fisik yg kuat. Kebanyakan mereka berfisik lemah & mudah lelah.
BAYANGKAN..
Jika istri di perintah mengurus seluruh isi rumah..lalu menyusui..mnjaga anak..cuci piring..beres2 dll dsb dkk.. lalu ia marah2 ga jelas karna kelelahan / ga mau di ajak keranjang gara2 kelelahan, lalu ia mnjadi berdosa besar..lalu masuk neraka deh.
Bayangkan. Kasian banget kan wanita jika kewajiban suami di alihkan 90% dan di jadikan menjadi kewajiban istri.?
This comment has been removed by the author.
Deleteaturan islam sebenarnya tidak memberatkan..kalomerasa berat brati diri kita masih harus berinstrospeksi diri..jika dirasa kita blm bisa memahami makna hadist atau alquran sendiri,ya tanyakan kepada para ulama.jika memang bnr tujuan nikah karena allah,insya allah nafsu atau ego kita,bisa kita redam..begitu juga dlm menelaah suatu kajian.manusia pastilah tempatnya salah.jangan biarkan diri kita mudah menyalahkan orang lain.
ReplyDeleteSetelah saya pahami dan saya menyimpulkan Bahwa artikel ini tidak salah hanya penjabarannya kurang lengkap sehingga menimbulkan banyak kasalahpahaman. Saya memaklumi bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Sang Pencipta dan alangkah baiknya sebelum mengabarkan sesuatu terlebih dahulu kita koreksi apa yang akan tersampaikan karna kita hanya ingin semua orang memahami Islam dengan benar.
ReplyDeleteRasulullah tidak pernah mencela masakan istri nya. Nah jika dihubungkan dengan artikel di atas berarti yang masak kan seorang istri,bukan suami. Seandainya suami yang masak tentu ada larang jangan mencela masakan suami.
ReplyDeleteBelajar dulu aahh...
ReplyDeletejadi bingung nih..
ReplyDeletemana yg benar ya?
kalau seandaix suami kerja seharian cari nafkah terus minta tolong sama isrix untuk mengerjakan pekerjaan rumah tapi istrix tdk mau bagaimana?
apakah setelah pulang kerja langsung masak, cuci piring, ngepel?
terus gunax punya istri apa dong?
kan dia tdk berdosa kalau tdk mengerjakan krn itu bukan kewajibanx..
Maka nya.. cari uang yg banyak..
DeleteBeli pembantu.
Lihat tuh di timur tengah. Rata2 punya pembantu semua.
Kalo ga punya uang buat ambil pembantu, rayu istri sebaik2nya agar ia mau menolong mengerjakan kewajiban kalian. Kalo tetap ga mau. Cari istri yg baru yg rela di manfaatkan :D
Membantah perintah suami yang tidak lari dari hukum islam, istri bakalan berdosa...jadi kalau dah disuruh suami ya baru harus istri kerjakan
DeleteAsalamualaikum ungkin ada yg berkenan memberi pencerahan Didalam satu rumah itu istri hanya boleh/dan harus patuh dan taat hanya kepada perintah suaminya kenapa dalam rumah tangga Ali dan Fatimah kok Rosul yg membagi atau memberi tugas, sekali lagi mohon pencerahan biar kami tidak sesat waalaikum salam
ReplyDeletePada dasarnya setiap manusia akan mengambil point2 yg menurut mereka enak saja...
ReplyDeleteJd miris terhadap nasib suami2 yg memiliki istri pemalas.
Catatannya :1."hati2 jgn sampe gagal paham!"
2. Banyak org2 pintar nonmuslim yg berusaha ingin mengoyak pemahaman org muslim berbagai cara, salah satu'a seperti ini.
Jadilah orang muslim yg cerdas, islam itu simple, ga ngeribetin koq.
Pada dasarnya setiap manusia akan mengambil point2 yg menurut mereka enak saja...
ReplyDeleteJd miris terhadap nasib suami2 yg memiliki istri pemalas.
Catatannya :1."hati2 jgn sampe gagal paham!"
2. Banyak org2 pintar nonmuslim yg berusaha ingin mengoyak pemahaman org muslim berbagai cara, salah satu'a seperti ini.
Jadilah orang muslim yg cerdas, islam itu simple, ga ngeribetin koq.
Daripada ribut coba pelajari lagi apa itu wajib,sunnah,mubah,haram
ReplyDeleteBiar tau apa yang di wajibkan apa yang di haruskan,apa yang di larang
mohon yang komen di baca dulu yang teliti isi dari artikel di atas
ReplyDeleteawalnya pekerjaan rumah memang harus di lakukan suami tapi karena suami harus mencari nafkah untuk istri maka pekerjaan itu menjadi pekerjaan seorang istri sebagaibentuk timbal balik
Nyimak..# belajar menjadi istri yang baik.
ReplyDeleteUntuk para suami
√ istri itu bukan seorang pembantu so kerjakan lah apa pun yg bisa kmu kerjakan
√ istri itu manusia biasa tp selalu berusaha menjadi luar biasa
√ istri itu terlihat lemah namun karena keadaan lah Alloh menguat kan nya
~~~wahai para suami mulai saat ini hargai lah istri istri mu
Anda tidak ikhlas mengabdi pada suami,karena keikhlasan tidak ada tuntutan,mengabdilah pada suami karena allah,karena yg kaupinta hanya balasan dari allah bukan dari suami
DeleteYg ngrasa laki2 pada protes. Padahal itu sesuai di Alquran. Kalaupun suami memerintahkan memasak, nyuci, ngepel, dan istri mengerjakan hal tersebut itu dalam rangka mentaati swami.
ReplyDeletesama aja, giliran poligami para istri pada protes
DeleteArtikel ini mengajak dan mengajarkan menjadi seorang istri yg pembangkang terhadap suami dengan cara yg halus mengotak atk dalil dengan pemahaman dia sendiri,hati 2 pd para muslimah,salah mengambil keputusan ,bisa menghantarkan anda ke jurang neraka karena kufur pada suami,rosulullah sebatas membantu pekerjaan istri selebihnya di kerjakan oleh para istri rosulullah,sekali lagi jadilah istri yg diridhoi dan dicintai suami agar kalian masuk surga,suami cari istri bukan untuk diperbudak ,karena sudah semestinya istri mengabdi kepada suaminya atas dasarcinta,dan sudah semestinya suami memberikan nafkahnya untuk istrinya karena juga atas dasar cinta
ReplyDeleteGa semua laki2 sperti Rasulullah. Conohnya suami saya. saya yg bekerja mencari nafkah dan suami hanya membantu karena dia kurang pintar mencari nafkah, jikapun dipaksakan suami sy sendiri yg mncari nafkah hasilnya kami akan sangat kekurangan bahkan mungkin tdk akan bisa makan. Nah apakah dg kondisi sprti ini sy jg dikatakan pembangkang jika sy tidak mau melakukan tugas memasak? untuk urusan anak sy yg ngurus, bersih2 kami bagi dua tugasnya. hanya memasak sy tidak lakukan, apakah ini bisa mengantarkan sy ke jurang neraka?
ReplyDeleteAmal mu untuk mu ,amal ku untuk ku ,sekiranya baik lakukan dengan ikhlas
ReplyDeleteIslam itu penuh dengan ke ikhlasan,lillahitala
Wallahualam
Ass.wr. wb.. kalo suami harus memasak dan mencuci kemungkinan besar dia akan terkurangi waktunya dan kehilangan fokusnya untuk melaksanakan kewajiban mencari nafkah (sebagai kewajiban prinsip dalam agama). Dalam sebuah hadits dari Siti Aisyah r.a. disebutkan bahwa nabi s.a.w. dalam kehidupan keseharian biasa melayani dirinya dan menambal pakaiannya (perhatikan: "bukan melayani keperluan keseharian dan pakaian isterinya")bahkan selayaknya jika ada suami mengerjakan hal tersebut seperti rasulullah, seorang isteri harus segera mengambil alih pekerjaan itu sebagai ladang amal baginya kecuali sang suami menghendakinya...maka sang isteri tetap akan mendapat ladang amal karena niatnya dan seorang suami juga insya Allah mendapatkan pahala karena telah membantu pekerjaan isterinya.
ReplyDeleteBukankah disebut juga dalam sebuah hadits bahwa Allah memuliakan seorang isteri yang matanya perih karena terkena asap masakan...?Wallahu a'lam... Mohon dalil yang dikedepankan bukan pendapat, terima kasih...atas kelapangannya menerima kritik lillahita'ala...
asw..sy termasuk awam dlm hal agama,ada yang ingin sy tanyakan pada penulis "mengapa artikel yang anda tulis terkesan seolah anda hendak menggiring opini pembaca bahwa menolak perintah suami meski perintah tersebut tidak menyalahi hukum syar'i merupakan suatu hak dari istri???bukankah tujuan qt dalam berumah tangga adalah untuk menjadikannya sebagai ladang untuk memperoleh pahala???
ReplyDeletesatu hal lagi yang saya ingin utarakan..sy ykin insya Allah dgn pemahaman anda yg diatas saya ttg agama sehingga anda mampu memuat artikel ini dgn bgtu hebatnya..tp mngapa kata2 anda atw kalimat anda dlm menanggapi komentar yg tidak sejalan dgn anda sperti orang yg tdk paham dgn agama????mhn pjlznnya...
ReplyDeleteperlu diperhatikan bhwa sy tdk blg artikel ini salah atw sesat..malah saya salut dgn artikel anda yg cerdas ini..
ReplyDeletehanya mgkin perlu digarisbawahi yg mgkin para pembaca jg prlu dijadikan sbagai pengingat "bahwa tujuan anda berumah tangga adalah menjadikannya sbagai slah satu sarana untuk meningkatkan amal kita sebaga hamba Allah..bkn malah untuk mengantarkan kita pada dosa.."ikhlaslah anda sbagai wanita dalam menjalani perintah suami slama tdk mnyalahi hukum syar'i..bertanggung jawablah anda sbagai seorang suami untuk bahagiakan istri sesuai kemampuan anda..ikhlas n bertanggungjawab adalah kuncinya..wallahu alam bishawab..jazakumullah.
@hamba Allah,tanggapan untuk komentar anda tanggal 11 april 2016
ReplyDeletepertnyaan untuk anda n ibu2 yg lain,apa anda sebagai seorang ibu merasa jijik membersihkan kotoran anak anda sndri???apakah anda merasa menyesal telah mengandung n melahirkan seorang anak???apakah anda merasa berat untuk mengurus anak???
maaf saya tidak melihat ada sdkitpun keikhlasan anda dalam menjalani hidup anda sebagai wanita'sebagai seorang istri n sbagai seorang ibu..apa yang anda teriakan dlm comment anda sesungguhnya adalah adalah sunnatullah..sy sbagai suami tidak prnah mrsa jijik membersihkan kotoran anak sy..sy sdkitpun tdk mrza berat ketika tidak tidur smlaman untuk menenangkan anak yg sdg rewel smntra pagi sy hruz brgkt mencari nafkah..kcuali sy tdk dpt mengandung n melahirkan krna hnya wanita yg dpt merasakannya (itu yg dsbut sunnatullah) n itulah knp surga ditelapak kaki ibu n Rasulullah saw pun menyebutkan ibu lebih utama 3 x dbanding bpk..
Didalam rumah tangga pasti ada suami - Istri..., Rumah yang ada TanggaNya, Jika tangganya tidak pernah anda pergunakan, percuma cuma menjadi Rumah yang tidak akan bertangga, Padahal tangga bila digunakan selalu mengarah keatas untuk memanjat, panjatlah tapak demi setapak anak tangga dengan tuntunan Al-quran dan Sunnah dengan langkah kesabaran, keikhlasan dan kejujuran jika anda sadar ujungnya tangga adalah kematian...dan rumah anda akan selesai didunia..., Kadar Keikhlasan dan kesabaran anda menjadi tolak ukur kebahagian anda untuk menapaki tangga2 kehidupan... Jujurlah pada diri sendiri sebetulnya apa yang menjadi tolak ukur kita, Ego kita, Emansipasi, perkembangan jaman atau apa ? dan tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan yang hakiki kecuali Produk Allah Swt. dan Rosulnya...ketika kita mau Jujur Rumah kita yang sebenarnya adalah Kampung AKHERAT....(Surga dan Neraka) Jadi silakan anda memilihnya..., beribadah karena Allah apa karena Dunia…, Jadi Pilihlah Rumah tangga yang bertangga Ibadah Karena Allah adalah sebaik2nya Jalan.
ReplyDeleteDidalam rumah tangga pasti ada suami - Istri..., Rumah yang ada TanggaNya, Jika tangganya tidak pernah anda pergunakan, percuma cuma menjadi Rumah yang tidak akan bertangga, Padahal tangga bila digunakan selalu mengarah keatas untuk memanjat, panjatlah tapak demi setapak anak tangga dengan tuntunan Al-quran dan Sunnah dengan langkah kesabaran, keikhlasan dan kejujuran jika anda sadar ujungnya tangga adalah kematian...dan rumah anda akan selesai didunia..., Kadar Keikhlasan dan kesabaran anda menjadi tolak ukur kebahagian anda untuk menapaki tangga2 kehidupan... Jujurlah pada diri sendiri sebetulnya apa yang menjadi tolak ukur kita, Ego kita, Emansipasi, perkembangan jaman atau apa ? dan tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan yang hakiki kecuali Produk Allah Swt. dan Rosulnya...ketika kita mau Jujur Rumah kita yang sebenarnya adalah Kampung AKHERAT....(Surga dan Neraka) Jadi silakan anda memilihnya..., beribadah karena Allah apa karena Dunia…, Jadi Pilihlah Rumah tangga yang bertangga Ibadah Karena Allah adalah sebaik2nya Jalan.
ReplyDeletejika seorang istri meninggalkan suaminya karna sering bertengkar jika tinggal serumah dan istrinya sedang hamil, dan suaminya tidak nyaman dengan sifat posesif istrinya apa hukumnya? mohon jawabannya
ReplyDeleteIstri tetap berdosa non
Deletegitu aja nanya, yaa jawabannya istri durhaka. suami>ortu,..suami pengganti ortu, kenapa? kelak di akhirat dosamu ditanggung suami mu...
Deletekoe koe pada ribut hak kewajiban ...jalani wae lapo koen pada ribut bae ... gitu aja kok repot kata om gusdur
ReplyDeleteKlo mnurut sya sih klo suami da memerintahkan tuk bebenah rmh k istri masa istri nolak..kn itu printah suami,.bkn'a istri harus mengabdi sama suami ya..tolong pnjelasanya admin
ReplyDelete😁 sudah sangat jelas diatas
DeleteKalau buat blog kaya gini tugas suami apa istri???
ReplyDeleteArtikel yang sangat bermanfaat semoga berkah
ReplyDeletetugas istri adalah mematuhi suaminya
ReplyDeletejd kalau suami menyuruh istri mencuci , menyapu, memasak dll. istrinya harus mau dong. hehehe
Istri saya keras kepala.. tidak mau memamasak buat saya.. tidak mau melayani saya..dengan satu alasan cape .!. Apa yg mesti saya lakukan?.
ReplyDeleteIstri saya keras kepala.. tidak mau memamasak buat saya.. tidak mau melayani saya..dengan satu alasan cape .!. Apa yg mesti saya lakukan?.
ReplyDeleteTerima kasih banyak atas postingannya, sangat bermanfaat sekali buat saya. Sekai lagi tks
ReplyDeletepenjelasan di no 20 agak anehh,, bagian atas saya setuju,, kenapa pas dibagian penjelasan 20 agak aneh ya..
ReplyDeletekita bisa ambil kesimpulan kata(dengan cara baik)
berarti kan kan harus dengan izin suami bukan yg diam diam..? walaupun itu untuk kebaikan..
toh pasti suami jga mengizinkan kalau untuk kebaikan..
oia dibagian ini juga:
Jika melihat sirah para shahabiyah, pernah diceritakan bahwa Fatimah radhiyallohu anha, putri Rasulullah Saw. mengadu pada baginda Nabi, karena tangannya yang sakit dan lecet saat menggiling gandum. Ia meminta pembantu pada Rasulullah Saw., namun Rasul tidak memberinya. Hal ini menunjukan bahwa Fatimah r.a. bersusah-payah membantu suaminya dalam hal nafkah makanan.
yg ini jga saya pernah mendengar dan kalu tidak salah ada kelanjutannya tidak sepenggal itu kisahnya..
maaf tolong dong kalau bikin artikel jangan sepenggal penggal sperti ini,, bahaya buat nnti para istri yg dijadikan tameng..
yaa Allah jauhkan kami dari godaan syetan yg terkutuk..
amin..
penjelasan di no 20 agak anehh,, bagian atas saya setuju,, kenapa pas dibagian penjelasan 20 agak aneh ya..
ReplyDeletekita bisa ambil kesimpulan kata(dengan cara baik)
berarti kan kan harus dengan izin suami bukan yg diam diam..? walaupun itu untuk kebaikan..
toh pasti suami jga mengizinkan kalau untuk kebaikan..
oia dibagian ini juga:
Jika melihat sirah para shahabiyah, pernah diceritakan bahwa Fatimah radhiyallohu anha, putri Rasulullah Saw. mengadu pada baginda Nabi, karena tangannya yang sakit dan lecet saat menggiling gandum. Ia meminta pembantu pada Rasulullah Saw., namun Rasul tidak memberinya. Hal ini menunjukan bahwa Fatimah r.a. bersusah-payah membantu suaminya dalam hal nafkah makanan.
yg ini jga saya pernah mendengar dan kalu tidak salah ada kelanjutannya tidak sepenggal itu kisahnya..
maaf tolong dong kalau bikin artikel jangan sepenggal penggal sperti ini,, bahaya buat nnti para istri yg dijadikan tameng..
yaa Allah jauhkan kami dari godaan syetan yg terkutuk..
amin..
sbnarnya klo udh brumah tangga hrs ada keikhlasan antara suami istri dan hrs ada tolong menolong. suami tdk memberatkan pkerjaan rumah kpd istri tp alangkah baiknya klo seorang istri utk membersihkan rumah.. bukankah kebersihan itu sebagian dr iman. intinya seorang istri hrs ikhlas dan allah pun memberikan pahala baginya
ReplyDeletesbnarnya klo udh brumah tangga hrs ada keikhlasan antara suami istri dan hrs ada tolong menolong. suami tdk memberatkan pkerjaan rumah kpd istri tp alangkah baiknya klo seorang istri utk membersihkan rumah.. bukankah kebersihan itu sebagian dr iman. intinya seorang istri hrs ikhlas dan allah pun memberikan pahala baginya
ReplyDeleteWuuuussssssaaaahhhh...gini aja deh... Semua pada baca Al Quran. Hanya satu ketentuan di situ dan tidak dapat d ganggu gugat. Kalo ga sepaham dengan Al Quran berarti apa bedanya dengan kafir yg gak percaya. Karena Quran itu MUTLAK. masalah pemahaman masing2 y hablumminAllah biar jadi urusan pribadinya dengan Allah.gak perlu jd menjelekan mencibir mencaci menghina dll...karena Allah SWT pun membenci org yg sperti itu. Jd intina Al Quran lah jadikan pedoman. Makasih....maaf kl sy salah kata
ReplyDeleteKewajiban istri
ReplyDelete“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(Q.S.al-Nisa (4) : 34)
Dalam ayat diatas Allah menjelaskan bahwa istri yang salehah harus taat kepada Allah, memelihara diri (fisik maupun Kehrmatan) terutama ketika suami sedang tidak ada disisinya,serta menjaga harta suami. Pemeiharaan ini tentu dalam konteks bukan hanya tidak menghabiskannya secara semberono,melainkan juga mampu memanfaatkanya sebaik mungkin dan bahkan mengembangkannya sehingga lebih banyak dan lebih berkah.
Kewajiabn suami
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S.al-Nisa (4) : 19)
Secara logika hidup ini seperti rantai makanan kalo bertanya kepada siapa suami harus taat..yaitu ibunya maka siapa yg akan taat pada suami maka itu adalah istrinya. Sehingga ketika seorang istri bertanya siapakah yg akan taat padanya maka jelaslah anak anaknya dan bahkan menantu perempuannya. Itulah hakikat nya. Kalo setuju silahkan dan kalo tidak tidak usah comment cukup pelajari aja apa yg di ajarkan Al Quran dan Rosullulah
ReplyDeleteBermanfaat makasih udah ngasih ilmu nya gan. Akan segera di coba
ReplyDeleteIlmu yg mampaat harus jelas penjelasan ny biar tidak salah arti dari ILMU YG BERMANFAAT tadi
ReplyDeleteIlmu yg mampaat harus jelas penjelasan ny biar tidak salah arti dari ILMU YG BERMANFAAT tadi
ReplyDeleteAss.wr.wb. aku dpt dari wa nih:
ReplyDeleteYA ALLAH, AKU LELAH JADI IBU
Bismillah
Ada yang pernah merasa seperti itu?
"Ini kerjaan kok ga beres2..."
"Tiap hari kok kaya gini terus..."
"Butuh libur, butuh piknik, butuh me-time, butuh rehat sejenaaak saja..."
"Kalo boleh lari pengen lari aja deh rasanya..."
"Seandainya ada tombol PAUSE untuk semua ini
Pekerjaan rutinitas seorang Ibu nampak seakan sia-sia dan berulang.
Begitu terus setiap hari. Tidak ada habisnya.
Masih ingat kisah Siti Hajar?
Ibunda Nabi Ismail 'alayhi salam ini berlari bolak balik dari Shofa ke Marwah sampai 7 kali. Berharap di padang gurun yang gersang itu barangkali ada air untuk bayinya yang sedang haus.
Ketemukah airnya? Tidak.
Tetapi lari-larinya Siti Hajar yang "sia-sia" itu ternyata menjadi asbab ridhoNya Allah sehingga memancarlah air zamzam yang sampai sekarang tak pernah surut justru dari jejakan kaki bayi Ismail.
Sia-siakah yang dilakukan sang Ibu? Tidak sama sekali ternyata.
Pekerjaan keIBUan: menyusui, memandikan, ganti popok, menyuapi, and so on.. Memasak, menyapu, mengepel, mencuci, and so on buat yang ga ada ART.. Apalagi yg masih harus lembur pekerjaan kantor buat yang bekerja.
Semua tetek bengek itu seakan terlihat tidak gemerlap, tidak keren, tidak ngeksis... Seakan sia2, ga ada hasil. Tapi yang berlelah2 itu,bisa jadi asbab ridho Allah...
Bisa jadi yg mengantarkan kita ke Jannah...
Tidak terlihat mulia dihadapan penduduk bumi tetapi bisa jadi membahana seantero 'penduduk langit'. Bukankah itu yang lebih penting?
Bukankah doa ibunda mustajab tanpa penghalang ke Allah?
Maka setiap pekerjaan keIBUan itu bisa jadi dzikrullah & doa:
Semoga setiap tetes susu yang mengalir ke bayi ini mengalir pula kesholihan..
Semoga yang memakai baju2 yg kucuci ini selalu menjaga kehormatannya...
Semoga yang memakan hidangan ini diberiNya kesehatan...
Semoga setiap suapan nasi ini menjadikannya anak yang kuat...
Maka..
Mari buat malaikat Raqib sibuk luar biasa mencatat kebaikan2 yang kita upayakan.. Dan jangan sampai malaikat Atid bahkan membuka bukunya.
Allah sebaik2nya pemberi balasan.
Wallahu'alam.
Semoga menjadi pengingat, penyemangat.
Terdapat kekeliruan pendapat di Artikel ini bahwa Istri tidak wajib mengerjakan pekerjaan di rumah, penulis terlihat amat subjektif dengan menafsirkan sendiri dalil yang beliau ambil.
ReplyDeleteAgar tidak terjadi kesalah fahaman, ijinkan saya memberi sumber referensi pada pembaca yang InsyaAllah lebih dekat dengan kebenaran.
https://muslimah.or.id/7076-benarkah-istri-tidak-wajib-mengerjakan-pekerjaan-rumah-tangga.html
Seharusnya kolom komentar ini digunakan utk berdiskusi, bukan utk ajang salah2an, saling tuding sesat, sok tinggi ilmu dsb. Sekedar saran utk pembaca, jgn serta merta menuding artikel ini sesat/menjerumuskan tanpa melampirkan ayat/dalil yg sahih sesuai tema tsb. Utk penulis, agar sedikit lebih bijak thdp komentar2 yg diterima, perhalus kalimat dan jgn merasa tinggi ilmu. Manusia tempatnya salah dan jauh dri sempurna, semoga Allah mengampuni kita semua. Mohon maaf dan semoga berkenan.
ReplyDeleteSetuju bgt
Deletesiip...senjata buat istri nih di rumah
ReplyDeleteSebenernya g jga,itu tergantung dri anda menjelaskan kepada istri
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAwas gagal faham tuh, kepleset nanti min orang2.
ReplyDeleteTerimakasih ilmu yg bermanfaat...
ReplyDeleteTerimakasih ilmu yg bermanfaat...
ReplyDeleteterimaksih, sangat bermanfaat
ReplyDeleteAssalamu'alaikum sohib2 ane...Maka'a bro, Al-Quran itu bkn hanya utk d lihat, di baca & di dengar aja tp Al-Quran itu utk di kaji. Dan mengkaji Al-Quran jg jgn sama sembarangan orang.Benar2 hrs dgn orang yg paham akan Al-Quran.Yg d tulis di artikel ini memang benar ada'a bahkan msh ada yg kurang penjelasannya. Mav bro, ane gak bs ksh tahu apa yg kurang itu.Biar ente2 semua cari tahu sdri...Nt ane d fikir sombong atau Riya'.Wassalamu'alaikum
ReplyDeleteSalam
ReplyDeleteNasiiiiiib, nasiiiib jadi suami. sudah capek bekerja siang malam di luar rumah mencari nafkah buat anak dan istri, pulang di rumah harus nyuci lagi, nyapu, masak dan segala tetek bengek lainnya. Apa istri kerjanya cuma bersolek dan menunggu di tempat tidur untuk digauli? Mau pake tenaga apa, sudah lobed. Enakan jadi jomblo kalau begitu.
Mohon maaf, itulah kira-kira salah satu ungkapan yang muncul kalau Alquran dan hadits ditafsirkan secara tekstual saja tanpa melihat konteksnya, termasuk makna-makna batiniahnya, sebagaimana artikel di atas.Mari kita gunakan logika sederhana saja, kira-kira apakah adil jika seorang suami yang bekerja membanting tulang di luar rumah, dan kadang-kadang mempertaruhkan jiwa raganya demi mencari sesuap nasi buat keluarganya, lalu kemudian masih dibebani lagi dengan sederet kewajiban lain di dalam rumah. Lalu kemudian si istri hanya diwajibkan untuk melayani suami di tempat tidur dan taat kepadanya? Masih ingin jadi suami kalau begitu? Mendingan puasa saja.
ReplyDeleteLalu apakah ayat dan hadis tersebut salah? Tentu saja tidak. Yang salah adalah kedangkalan pemahaman kita terhadap ayat dan hadis, lalu kemudian secara terburu-buru membuat pernyataan atau mengambil pendapat.
Ada banyak hal yang harus diperhatikan, didalami dan dikaji. Misalnya, apa yang dimaksud bahwa seorang laki-laki dilebihkan atas seoraang perempuan? Apakah karena laki-laki telah memberikan nafkah sebagaimana arti tekstual ayat tersebut sehingga perempuan wajib untuk patuh? Bagaimana kalau justru perempuan yang berpenghasilan, apakah ia sudah terbebas dari kepatuhan?
coba perhatikan HR. Abu Daud no.2140, Tirmizi no.1159, Ibnu Majah no.1852 dan Ahmad no. 4:381 berikut ini: "Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan memerintah para wanita untuk sujud pada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri".
QS An-nisaa ayat 34-35 bukanlah diturunkan dalam konteks untuk menyatakan bahwa ketaatan seorang istri kepada suami oleh karena ia telah dinafkahi. Tetapi Allah ingin menegaskan bahwa seorang suami diberikan kelebihan yang lebih besar daripada seorang istri. Tentu saja Allah punya maksud tertentu mengapa Allah membuat seperti itu. Cobalah perhatikan QS Al Hujurat ayat 13, bahwa sedari awalnya Allah menciptakan segala sesuatu itu berbeda-beda karena adanya tugas, fungsi dan peran yang berbeda pula. Suami punya tugas tertentu (salah satunya mencari nafkah), istri juga punya tugas tertentu, dan bahkan tiada satupun mahluk yang diciptakannya tanpa tugas tertentu. Dan Allah akan memudahkan setiap mahluknya untuk mengerjakan sesuatu yang untuk apa ia diciptakan. Coba kita tanya laki-laki sedunia, enakan mana mengurus rumah, nyuci, masak, ngepel, tetebobo anak pake dot, ketimbang membanting tulang di kebun, panas kepanasan, hujan kehujanan? Atau sebaliknya perempuan juga begitu? Allah sudah mendisain semua kehidupan ini dengan tugas yang berbeda-beda, termasuk dengan kondisi lahiriah dan batiniah yang berbeda pula. Mengapa seorang wanita yg bersandar di dada suaminya merasa aman? Itu karena ada rasa perlindungan dan pengharapan di dalamnya. Dan mengapa seorang anak yang dalam dekapan ibunya merasa tenang? itu karena ada rasa kasih yang besar di dalamnya.
ReplyDeleteJadi, kalaupun dalam kenyataannya ada yang saling bertukar peran, itu hanyalah dalam konteks saling membantu. Seorang istri yg bekerja, harus atas izin suami. kalau suami membantu istri menngurus rumah, itu karena besarnya rasa cinta dan kasihnya kepada istri. Suuami tidak boleh dipaksa-paksa, apalagi kalau dikatakan sebagai kewajiban.
Mohon maaf terlalu gegabah kalau dengan hadis tentang Fatimah itu kemudian dipahami bahwa suami wajib menumbuk gandum.
Nah, sekarang apa pula yang dimaksud dengan kepatuhan? apakah kepatuhan itu hanya sekadar di tempat tidur, tidak boleh menerima tamu laki-laki tanpa izin? Perhatikan kembali hadis yang saya tulis di atas!Kepatuhan terhadap suami "sederajat" dengan kepatuhan terhadap Allah dan Rasul. Artinya apa? Seorang istri tidak akan sampai kepada Allah tanpa melalui kepatuhan terhadap suami dan rasul.
Dan bagaimana pula wujud kepatuhan itu? Adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Semuanya dilakukan dalam konteks meraih keridhaannya. Jadi seeorang istri yang bekerja di rumah, hakikatnya adalah mencari keridhaan Allah melalui keridhaan suaminya. Oleh karena itu, di sini kita tidak bicara lagi soal hak dan kewajiban, dan karena itu pulalah dalam Alquran dan hadis tidak disebutkan demikian. Sebab keppatuhan jauh lebih tinggi daripada sebuah kewajiban.
Penjelasan tersebut di atas hanyalah penjelasan dari sisi makna lahiriah saja, belum makkna batiiniahnya.
Wassalam
Woi Ente ente pade,, lu pintar baca Alaquran???? Lu bisa baca Alquran???? Lu hebat Baca Alquran,,,, ??? Lah klo gitudoang mah Anak gue juga bisa,, pertanyaanye,, Lo Tau gak Arti Isi Alquran....??? Coba deh,.sblum lo berkomentar Yg Busuk tentang ni Artikel,, Lou jgan cuma baca Tu Alquran,, Lo Cari orang yg Bisa menerjemahkan Alquran ke Bahase Indonesia,,, Mungkin disitu,, bisa Kelar hidup lo yg berkomentar busuk2 ni.
ReplyDeleteYang pada komen merasa paling pintar , yang bikin artikel juga merasa paling benar , kan goblok !!! Enak banget dah gua kalo jadi suami, ini artikel kagak salah ,tapi tentunya dalam kehidupab berumah tangga, suami jangan egois mementingkan diri sendiri , seorang istri harus mematuhi segala perintah yang baik dari suami ,yang baik bagi dirinya juga baik untuk keluarganya ,dalam artikel ini seakan akan wanita hanyalah budak sex...kan goblok lagi ,yang nulis artikel kawinyya sama boneka sek aja ya haha
ReplyDeleteTolong kalau Membuat artikel tentang islam untuk di publikasi harus punya argumentasi yang kuat dengan melandasi AL_Qur'an dan hadis. Jangan sepenggal ayat tanpa kajian lantas kau buat goresan yg rancu. Pakai juga ijtihad para ulama. Semoga apa yg kita sampaikan ke publik mendapat nilai pahala disisi Allah SWT.
ReplyDelete