Syahdan, dalam kurun waktu yang tak terlalu lama, Abu Nawas hampir mati sebanyak dua kali.Pertama saat Abu Nawas akan dimakan oleh suku kanibal di pedalaman dan yang kedua ketika Abu Nawas akan diberikan
hukuman pancung dari Sang Raja. Namun... kita semua pasti sudah kenal Abu nawas dengan 1001 akalnya.
Kemudian datanglah seorang berbadan kekar dengan golok tajam ditangannya, dia mendekati Abu Nawas. "Hei, kenapa aku ditangkap?" tanya Abu Nawas.
Salah seorang penduduk menjelaskan bahwa setiap ada orang asing, mereka akan menyembelihnya, lalu mencampurnya ke dalam bubur dan memakannya. Mendengar penjelasan itu, tentu saja Abu Nawas ketakutan. Namun, meski dalam keadaan terjepit, dia masih sempat memutar otaknya untuk dapat meyelamatkan diri dari kematian di tempat itu.
Penduduk pedalaman tersebut tertarik dengan janji Abu Nawas, dan akhirnya Abu Nawas dilepaskan. Abu Nawas memutar otaknya untuk menemukan cara agar dirinya berhasil membawa teman yang gemuk. Tiba-tiba terlintas di pikirannya Sang Raja Harun Ar-Rasyid.
"Seharusnya sang raja tahu tentang kondisi ini dan alangkah baiknya jika dia mengetahuinya sendiri," kata Abu Nawas dalam hati.
Setelah menyusun siasat, Abu Nawas segera menghadap raja. Dengan berbagai bujuk rayunya, akhirnya sang raja berhasil diajaknya pergi hanya berdua saja, tanpa pengawal. Sesampainya di kampung pedalaman itu, penduduk langsung menangkap raja. Abu Nawas pun segera meninggalkan kampung itu. Dalam hatinya dia berpikir,
"Bila raja pintar, pasti dia akan bisa membebaskan diri, tapi kalau tidak, maka dia tak pantas menjadi raja, lebih baik dia mati saja."
Sebenarnya Abu Nawas yakin bahwa rajanya cukup cerdas untuk bisa meloloskan diri dari kampung pedalaman itu.
Sementara itu, Raja Harun Ar-Rasyid yang sedang ditawan tidak menyangka sama sekali akan dimasak oleh penduduk kampung pedalaman yang masih merupakan wilayah kekuasaannya. Dalam keadaan takut, raja cepat-cepat betfikir dan berkata : "Jika dimakan dengan bubur, dagingku ini tidaklah terlalu banyak karena banyak lemaknya. Kalau diijinkan, kalian akan aku buatkan peci kemudian dijual dengan harga jauh lebih mahal daripada harga buburmu itu, "bujuk Raja Harun ke warga kampung pedalaman.
Penduduk percaya dan menyetujuinya, mereka meminta raja untuk menyelesaikan peci itu. Setelah peci selesai dibuat, raja pun dibebaskan.
"Wahai Abu Nawas, engkau telah membahayakan diri raja, kamu harus digantung !"ujar Raja Harun dengan marah.
Lagi-lagi, Abu Nawas berhasil memutar otaknya, dia minta diberikan waktu untuk pembelaan dirinya.
"Baiklah, tetapi kalau ucapamu tidak benar, niscaya engkau akan dibunuh hari ini juga,"ujar Raja.
"Tuan hamba, alasan hamba menyerahkan tuan kepada penduduk itu karena ingin menunjukkan fakta kepada Paduka. Karena semua kejadian yang terjadi di dalam negeri ini adalah tanggung jawab Paduka kepada Allah SWT kelak. Raja yang bijaksana sebaiknya mengetahui perbuatan rakyatnya, "kata Abu Nawas.
Setelah mendengar pembelaan diri Abu Nawas yang tepat itu, Raja Harun Ar-Rasyid menerimanya dan segera membebaskan Abu Nawas. Setelah itu raja memerintahkan perdana menteri untuk melakukan pembinaan kepada suku pedalaman yang kanibal tersebut.
Mari kita ikuti kisahnya
Pada suatu waktu, tokoh kita Abu Nawas sedang pelesiran, dia berjalan-jalan hingga tanpa disadarinya dia sampai di kampung pedalaman. Kampung tersebut tempatnya ada di daerah gurun yang jauh dari tempat tinggalnya. Di kampung pedalaman yang tampak primitif itu, nampak keramaian, dan setelah lebih dekat, Abu Nawas melihat kerumunan orang yang sedang memasak bubur.
Abu Nawas akan Dijadikan Campuran Bubur
Saat Abu Nawas sedang mengamati suasana, tanpa disadarinya, puluhan pasang mata penduduk pedalaman tersebut mengawasinya. Tak berapa lama setelah itu, Abu Nawas sudah ditangkap dan diikat oleh para penduduk setempat. Abu Nawas berusaha melawan tapi tidak berdaya, lalu Abu Nawas dibawa ke tempat kerumunan orang yang sedang membuat bubur tersebut.Kemudian datanglah seorang berbadan kekar dengan golok tajam ditangannya, dia mendekati Abu Nawas. "Hei, kenapa aku ditangkap?" tanya Abu Nawas.
Salah seorang penduduk menjelaskan bahwa setiap ada orang asing, mereka akan menyembelihnya, lalu mencampurnya ke dalam bubur dan memakannya. Mendengar penjelasan itu, tentu saja Abu Nawas ketakutan. Namun, meski dalam keadaan terjepit, dia masih sempat memutar otaknya untuk dapat meyelamatkan diri dari kematian di tempat itu.
"Tunggu dulu... badanku kurus kering, jadi dagingku tidak banyak, kalian lihat saja sendiri, Kalau mau, besok akan aku bawakan temanku yang badannya gemuk, biar kalian bisa makan lebih puas. Aku berjanji, maka lepaskan aku, "pinta Abu Nawas.
Penduduk pedalaman tersebut tertarik dengan janji Abu Nawas, dan akhirnya Abu Nawas dilepaskan. Abu Nawas memutar otaknya untuk menemukan cara agar dirinya berhasil membawa teman yang gemuk. Tiba-tiba terlintas di pikirannya Sang Raja Harun Ar-Rasyid.
"Seharusnya sang raja tahu tentang kondisi ini dan alangkah baiknya jika dia mengetahuinya sendiri," kata Abu Nawas dalam hati.
Setelah menyusun siasat, Abu Nawas segera menghadap raja. Dengan berbagai bujuk rayunya, akhirnya sang raja berhasil diajaknya pergi hanya berdua saja, tanpa pengawal. Sesampainya di kampung pedalaman itu, penduduk langsung menangkap raja. Abu Nawas pun segera meninggalkan kampung itu. Dalam hatinya dia berpikir,
"Bila raja pintar, pasti dia akan bisa membebaskan diri, tapi kalau tidak, maka dia tak pantas menjadi raja, lebih baik dia mati saja."
Sebenarnya Abu Nawas yakin bahwa rajanya cukup cerdas untuk bisa meloloskan diri dari kampung pedalaman itu.
Sementara itu, Raja Harun Ar-Rasyid yang sedang ditawan tidak menyangka sama sekali akan dimasak oleh penduduk kampung pedalaman yang masih merupakan wilayah kekuasaannya. Dalam keadaan takut, raja cepat-cepat betfikir dan berkata : "Jika dimakan dengan bubur, dagingku ini tidaklah terlalu banyak karena banyak lemaknya. Kalau diijinkan, kalian akan aku buatkan peci kemudian dijual dengan harga jauh lebih mahal daripada harga buburmu itu, "bujuk Raja Harun ke warga kampung pedalaman.
Penduduk percaya dan menyetujuinya, mereka meminta raja untuk menyelesaikan peci itu. Setelah peci selesai dibuat, raja pun dibebaskan.
Dihukum Gantung
Setelah Raja Harun Ar-Rasyid dibebaskan, Abu Nawas segera dipanggil karena telah berani membohongi dan mencelakakan rajanya sendiri."Wahai Abu Nawas, engkau telah membahayakan diri raja, kamu harus digantung !"ujar Raja Harun dengan marah.
Lagi-lagi, Abu Nawas berhasil memutar otaknya, dia minta diberikan waktu untuk pembelaan dirinya.
"Baiklah, tetapi kalau ucapamu tidak benar, niscaya engkau akan dibunuh hari ini juga,"ujar Raja.
"Tuan hamba, alasan hamba menyerahkan tuan kepada penduduk itu karena ingin menunjukkan fakta kepada Paduka. Karena semua kejadian yang terjadi di dalam negeri ini adalah tanggung jawab Paduka kepada Allah SWT kelak. Raja yang bijaksana sebaiknya mengetahui perbuatan rakyatnya, "kata Abu Nawas.
Setelah mendengar pembelaan diri Abu Nawas yang tepat itu, Raja Harun Ar-Rasyid menerimanya dan segera membebaskan Abu Nawas. Setelah itu raja memerintahkan perdana menteri untuk melakukan pembinaan kepada suku pedalaman yang kanibal tersebut.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.