Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya agar memiliki perilaku amanah. Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Pengertian amanah secara terminologi (istilah) dapat ditemukan pada beberapa pendapat ulama. Menurut Ahmad Mustafa al-Maragi, amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya. Menurut Ibn al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya.
Dari beberapa pengertian di depan dapat disimpulkan tentang pengertian amanah, yaitu menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya, dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harta maupun jasa. Amanah juga dapat diartikan sebagai sikap dapat menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Hak-hak Allah Swt. merupakan amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang. Contoh amanah manusia yang berkaitan dengan hak-hak Allah Swt. adalah salat, zakat, dan puasa. Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw. memerintahkan manusia berperilaku amanah dan melarang perilaku khianat.
Perhatikan hadis berikut.
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, 'Tunaikanlah amanah kepada orang yang memercayaimu dan jangan engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu."(H.R. Abu Daud)
Perhatikan juga hadis Rasulullah saw. yang artinya :
Dari Abu Maryam al-Azdi berkata, aku telah mendengar Rasulullah saw. berkata: "Barang siapa yang Allah azza wajalla serahkan kepadanya sebagian urusan orang muslim, kemudian ia menutup diri dari melayani kebutuhan mereka dan keperluan mereka, maka Allah menutup diri darinya dan tidak melayani kebutuhannya, serta kepertuannya". Abu Maryam berkata: Kemudian Mu'awiyah menjadikan seseorang untuk mengurusi kebutuhan-kebutuhan manusia. (H.R. Abu Daud)
Hadis pertama menjelaskan bahwa Rasulullah saw. mengimbau kita untuk melaksanakan amanah. Kita harus menjaga kepercayaan dari orang lain. Akan tetapi, Rasulullah saw. melarang kita membalas orang yang mengkhianati kita. Maksudnya, walaupun telah dikhianati, kita tidak boleh membalasnya dengan tidak menjaga amanah. Hadis kedua menjelaskan bahwa Rasulullah saw. melarang seseorang meninggalkan tanggung jawabnya terutama tanggung jawab yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam. Jika hal itu dilakukan maka kepentingannya tidak akan diperhatikan oleh Allah Swt. Perilaku amanah memiliki keterkaitan erat dengan tanggung jawab. Seseorang yang dapat menjaga dan melaksanakan amanah dengan baik disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, seseorang yang tidak dapat menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, seseorang desebut bertanggung jawab atau tidak bergantung pada sikapnya dalam melaksanakan dan menjaga amanah. Mari membiasakan diri berperilaku amanah dengan cara melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Jika Bapak/lbu Guru memberi tugas, kerjakan tugas tersebut sebaik-baiknya. Jika kamu menjadi petugas piket kelas, laksanakan tugas piket sebaik-baiknya. Laksanakan salat ketika waktunya telah tiba meskipun tidak ada seorang pun yang melihatnya. Kerjakan soal ujian dengan kemampuanmu sendiri meskipun tidak ada garu yang mengawasi. Laksanakan tugas dan tanggung jawabmu dengan baik. Dengan demikian, kamu termasuk anak yang amanah.
Membiasakan diri menjaga dan melaksanakan amanah terhadap hal-hal kecil akan menjadikanmu terbiasa melaksanakannya. Dengan demikian, jika kelak menjadi pemimpin, kamu akan menjadi pemimpin yang amanah. Kamu akan menjaga dan melaksanakan amanah dari orang yang kamu pimpin dengan baik. Jika sejak dini kamu telah terlatih dan terbiasa berperilaku amanah, kebiasaan tersebut akan terbawa seumur hidup. Berkaitan dengan perilaku amanah Rasulullah Muhammad saw. bersabda yang artinya :
Dari lbnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya ."(H.R. Bukhari dan Muslim)
Menurut Mustafa al-Maragi, perilaku amanah dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.
a. Amanah terhadap Allah Swt.
Amanah terhadap Allah Swt. berupa ketaatan terhadap segala perintah dan menjauhi segala larangan-- Nya. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qunan Surah al-Anfal [8] ayat 27 yang artinya :Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. al-Anfal [8]: 27)
Amanah kepada Allah Swt. berarti melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, seseorang yang tidak mau melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya berarti tidak memenuhi amanah-Nya. Bentuk perilaku dalam amanah manusia kepada Allah Swt. adalah menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang berrnanfaat. Selain itu, mengakui bahwa semua yang dimiliki manusia berasal dan titipan dari Allah Swt. Pada hakikatnya per-buatan maksiat merupakan perbuatan khianat kepada Allah Swt.
b. Amanah terhadap Sesama Manusia
Amanah terhadap sesama manusia meliputi hak-hak antarsesama manusia. Banyak contoh yang dapat kita temukan berkaitan dengan amanah terhadap sesama manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan seseorang yang dititipi barang atau pesan. Orang yang amanah akan menyampaikan titipan barang tersebut kepada orang yang dituju tanpa mengurangi. Ada juga orang yang dititipi pesan untuk disampaikan kepada seseorang. Orang yang amanah akan menyampaikan pesan tersebut tanpa menambah atau mengurangi. Berkaitan dengan amanah terhadap sesama manusia, Allah Swt. berfirman yang artinya:"Sungguh, Allah telah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya . . ." (Q.S. an-Nisa [4]: 58)
Contoh perilaku amanah manusia kepada orang lain antara lain mengembalikan titipan kepada pemiliknya, tidak menipu dan berlaku curang, serta menjaga rahasia. Hal-hal yang termasuk jenis amanah ini sebagai berikut.
- Pemimpin berlaku adil terhadap masyarakat.
- Ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada mereka.
- Memberi motivasi untuk beramal saleh dan memberi manfaat kepada sesama manusia.
- Memberi pendidikan yang baik, menyuruh berusaha memperoleh rezeki yang halal, dan memberi nasihat yang dapat memperkukuh keimanan. Dengan demikian, diharapkan seseorang mencintai kebenaran dan kebaikan serta terhindar dari kejelekan dan dosa.
c. Amanah terhadap Diri Sendirl
Amanah terhadap diri sendiri dilaksanakan dengan memelihara dan menggunakan segenap ke-mampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Berkaitan dengan amanah terhadap diri sendiri Allah Swt. berfirman yang artinya:Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya. (Q.S. Al Mu'minun [23]: 8)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.