Sunday, December 6, 2015

Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah

Setelah mempelajari artikel ini kalian diharapkan dapat menceritakan sejarah Nabi Muhammad saw. dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan dan meneladani perjuangan nabi dan para sahabat di Madinah.

Perjuangan dakwah adalah sebuah kisah yang penuh dengan tantangan dan cobaan. Banyak sekali halangan dan rintangan yang Beliau temui untuk menyebarkan agama Allah swt. Nabi Muhammad saw. pun beberapa kali mengubah strategi dakwah agar bisa lebih diterima dan mengena masyarakat. Tahukah kamu bagaimana perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam menyebar- kan agama Islam? Pada bab ini kita akan menyimak kisah dakwah Nabi Muhammad saw. dalam menyebarkan agama Islam.

Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah

A. Membangun Masyarakat melalui Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan

Nabi Muhammad saw menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah) dari kota Mekah menuju Yatsrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut.
  1. Negeri Mekah yang tandus membentuk sikap penduduk Mekah yang berwatak buruk dan tidak mampu berfikir jernih. Sedangkan Madinah mempunyai wilayah yang subur sehingga hasil pertanian melimpah.
  2. Dalam sejarah umat manusia, hampir seluruh nabi yang diutus Allah swt. tidak berkembang di negeri sendiri, termasuk Nabi Muhammad saw.
  3. Adanya ancaman, gangguan, dan tekanan golongan kafir Quraisy semakin menjadi-jadi.
Hijrah yang dilakukan oleh umat Islam dari Mekah ke Madinah melalui tiga tahapan sebagai berikut.
  1. Tahap pertama, hijrah dilakukan oleh umat Islam secara sembunyi-sembunyi.
  2. Tahap kedua, hijrah dilakukan oleh ‘Umar bin Khattab secara terang-terangan.
  3. Tahap ketiga, hijrah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama Abu Bakar as-Siddiq, pada hari Jumat, tanggal 16 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 8 Juni tahun 622 M. Hijrah Nabi Muhammad saw. dan para sahabat dari Mekah ke Madinah sekaligus juga membawa dampak hilangnya mata pencaharian yang selama ini telah mereka lakukan di Mekah. Oleh sebab itu, setelah hijrah salah satu hal yang dipikirkan Nabi Muhammad saw. adalah bagaimana membangun kembali kegiatan ekonomi dan perdagangan.
Para sahabat yang mempunyai keahlian berdagang kemudian menekuni keahlian tersebut. Mereka pergi ke pasar dan merintis berdagang mentega dan keju. Sedangkan untuk mereka yang tidak bisa berdagang, seperti Abu Bakar, ‘Umar bin Khattab, dan lain- lain menekuni bidang pertanian. Mereka menggarap tanah milik orang-orang Ansar bersama-sama pemiliknya. Mereka sangat bersemangat dalam bekerja.

B. Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah

Setelah berhijrah ke Madinah, Nabi Muhammad saw melaksanakan dakwah penyebaran ajaran agama Islam.

1. Merekatkan Hubungan Sahabat Muhajirin dan Ansar

Setelah Nabi Muhammad saw. bersama para sahabat dari Mekah sebagai kaum Muhajirin bertemu dengan penduduk Madinah sebagai kaum Ansar, maka dalam pembinaan nabi menciptakan persaudaraan baru yang diikat bukan karena hubungan darah, melainkan dengan ikatan agama. Nabi Muhammad saw. mengajak kaum muslimin untuk membina persaudaraan semata-mata karena Allah swt.

Dengan pola persaudaraan tersebut, kaum Ansar memperlihatkan sikap sopan dan ramah dengan saudara mereka kaum Muhajirin. Semenjak tali persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar terbina, maka suasana kehidupan menjadi aman dan damai, tercipta suasana kebersamaan dan kekompakan.

2. Membina Hubungan Umat Islam dengan Non-muslim

Setelah persaudaraan yang kuat antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar terbangun, maka Nabi Muhammad saw. hendak meluaskan persaudaraan antar umat beragama. Sehingga Nabi Muhammad saw. bermusyawarah bersama kaum Muhajirin dengan kaum Ansar untuk merumuskan undang-undang yang dapat mengatur lebih kuat hubungan dengan kaum Muhajirin, kaum Ansar, dan masyarakat Yahudi.

Undang-undang yang terbentuk secara demokratis tersebut dinamakan sebagai Piagam Madinah. Piagam Madinah tersebut ditulis dan disahkan pada tahun 623 M atau tahun ke-2 H. Piagam Madinah tersebut berisi 4 hal pokok, yaitu:
  1. Kaum Muslimin dan kaum Yahudi hidup secara damai, bebas memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
  2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib membantu pihak yang diserang
  3. Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama.
  4. Muhammad Rasulullah adalah pemimpin umum seluruh penduduk Madinah. Bila timbul perselisihan antara kaum muslimin dan kaum Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada keadilan Nabi Muhammad saw.

3. Perjanjian Hudaibiyah

Perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh kelompok pemuka kafir Quraisy dengan Nabi Muhammad saw. Perjanjian ini dibuat untuk menghindari terjadinya peperangan. Perjanjian ini dilaksana- kan di suatu kampung yang bernama Hudaibiyah 6 mil dari kota Mekah pada tahun 6 H atau 628 M terjadi pada bulan Zulqa’dah. Dalam tradisi Arab, bulan Zulqa’dah tersebut diharamkan untuk melakukan peperangan.

Perjanjian yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad saw. dari pihak Islam dan Suhail bin Amru dari pihak Quraisy dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut.

1. Kerinduan terhadap tempat kelahiran.
2. Adanya keinginan yang kuat untuk menunaikan ibadah haji
3. Adanya pemboikotan perjalanan oleh kafir Quraisy.
4. Adanya tekad umat Islam yang membara.

Perjanjian Hudaibiyah yang disepakati kedua belah pihak memutuskan empat hal pokok sebagai berikut.
  1. Selama 10 tahun tidak melakukan peperangan.
  2. Memberi kebebasan kepada umat manusia untuk bergabung atau menjalin perjanjian baik dengan Nabi Muhammad saw. maupun kelompok Quraisy.
  3. Melarang kepada setiap orang bergabung dengan Nabi Muhammad saw. tanpa ada alasan yang dibenarkan. Akan tetapi apabila pengikut Nabi Muhammad saw. bergabung dengan kelompok Quraisy terbebas dari alasan.
  4. Memerintahkan rombongan Nabi Muhammad saw. kembali ke Madinah. Nabi Muhammad saw. dan para sahabat diper- bolehkan menunaikan ibadah haji pada tahun depan. Mereka diizinkan menetap di Mekah tetapi tidak boleh lebih dari tiga hari.

Perjanjian ini terasa merugikan umat Islam. Akan tetapi sebenarnya perjanjian ini menguntungkan perjuangan Nabi Muhammad saw. Keuntungan itu sebagai berikut.
  1. Secara tidak langsung mengakui status Nabi Muhammad saw. sebagai pucuk pimpinan umat Islam dan pimpinan negeri Madinah.
  2. Masa jeda tidak boleh perang sepuluh tahun memberikan peluang yang amat baik bagi umat Islam bersama Nabi Muhammad saw. untuk menyebarkan Islam karena tidak disibukkan dengan perang.
  3. Kearifan Nabi Muhammad saw. dalam proses perjanjian Hudaibiyah semakin menarik simpati orang-orang Quraisy. Banyak yang masuk Islam, seperti orang Quraisy Amru Ibnu ‘Ash dan Khalid Ibnu Walid. Jumlah umat Islam bertambah banyak dari 1.400 orang menjadi 10.000 orang.

4. Fathu Makah

Pengaruh Perjanjian Hudaibiyah terasa pada dua suku besar di Mekah. Dua suku besar tersebut adalah suku Khuza’ah dan suku Bani Bakar. Suku Khuza’ah menyatakan bergabung dengan kekuatan Islam di Madinah. Suku Bani Bakar menyatakan kesetiaannya bergabung dengan kekuatan kafir Quraisy.

Dari pernyataan dua suku di atas mendorong Nabi Muhammad saw. mengadakan pembebasan kota Mekah (fathu Makkah). Apakah yang menjadi sebab utama Nabi melakukan pembebasan kota Mekah? Ada dua sebab yang paling utama, yaitu:

1. Adanya pembantaian suku Khuza’ah oleh suku Bani Bakar
2. Adanya pembatalan perjanjian Hudaibiyah

Dengan adanya dua sebab tersebut, akhirnya Nabi Muhammad saw. bersama seluruh pengikutnya yang setia bertekad bulat melakukan jihad untuk menegakkan panji-panji Islam. Pemimpin delegasi Quraisy yang bernama Abu Sufyan telah melanggar perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati bersama. Kejadian ini berarti membuka peluang untuk berperang. Nabi Muhammad saw. mempersiapkan pasukan untuk melawan pasukan kafir Quraisy.

Nabi Muhammad saw. berhasil mengumpulkan 10.000 pasukan. Pasukan tersebut merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah perjuangan Beliau. Tekad dan semangat yang bulat telah masuk dalam setiap dada pasukan Islam. Pasukan Islam sejumlah 10.000 pasukan tidaklah ber- maksud menghancurkan kota Mekah tetapi, hanya hendak menyampaikan misi perdamaian. Nabi Muhammad saw. berpesan jangan sekali-kali merusak dan mengotori kota Mekah dengan peperangan.

Pasukan Islam bergerak menuju Mekah dengan pekik gema takbir dan tahmid. Setelah sampai di kota Mekah, Nabi Muhammad saw. pasukan Islam mendirikan tenda-tenda di tepi kota Mekah. Kota Mekah akhirnya jatuh ke tangan pasukan Islam tanggal 1 Januari 630 M tanpa menelan korban.

Dari gerakan moral yang dilakukan pasukan Islam ternyata membuat tokoh-tokoh kafir Quraisy masuk Islam, seperti Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Abu Sufyan selaku wakil seluruh golongan kafir Quraisy dalam persoalan keselamatan dan kemungkinan terjadinya serangan pasukan umat Islam. Nabi memberikan jaminan keselamatan penuh kepada tiga kelompok manusia golongan kafir Quraisy. Ketiga kelompok golongan kafir Quraisy itu adalah orang yang masuk rumah Abu Sufyan, orang yang masuk masjid, dan orang yang menutup pintunya rapat-rapat. Mendengarkan jaminan keselamatan nabi tersebut, akhirnya banyak masyarakat Quraisy mengikuti langkah Abu Sufyan untuk masuk Islam.

Kemudian Nabi Muhammad saw. mengunjungi Ka’bah dan melakukan tawaf, selanjutnya menghancurkan 360 berhala baik besar maupun kecil disaksikan orang-orang kafir Quraisy. Kemudian nabi memerintah Bilal Ibnu Robah untuk mengumandangkan azan di atas Ka’bah dan selanjutnya dilakukan jamaah salat bersama nabi.

Nabi tinggal di kota Mekah selama 15 hari. Beliau di sana di samping mengatur dan menyiarkan Islam juga memberi contoh tentang cara beribadah kepada Allah swt., mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan. Pada saat itu, bagaikan air mengalir umat manusia masuk agama Islam.

C. Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad saw. dan Para Sahabat di Madinah


1. Nabi Muhammad saw.

Hal-hal yang diteladani adalah:
  1.  Nabi selalu sidiq (benar, jujur), amanah (dapat dipercaya), tablig (menyampaikan), dan fatonah (cerdas).
  2. Sangat dermawan
  3. Selalu mengabulkan permintaan orang lain
  4. Bersikap bijak
  5. Pemberani
  6. Tempat berlindung para sahabat
  7. Sebagai teladan sepanjang masa
2. Para Sahabat Hal-hal yang diteladani adalah:

a. Abu Bakar
1) Berkemauan keras, tidak mudah putus asa.
2) Sikapnya terpuji, pemaaf, dermawan, dan rendah hati.
3) Bijaksana, terbuka terhadap rakyatnya.
4) Penuh kasih sayang kepada fakir miskin dan sesama.
5) Setia mendampingi Nabi Muhammad saw. ketika berdakwah.

b. Umar bin Khatab
1) Cerdas, pemberani.
2) Setia mendampingi Nabi Muhammad saw. ketika berdakwah.
3) Tegas, teguh pendirian, dan bijaksana.
4) Sangat memperhatikan rakyat kecil.
5) Sangat sederhana pola hidupnya.
6) Bersikap adil, bangsawan yang dermawan.
7) Penuh kasih sayang kepada rakyatnya.

c. Usman bin Affan
1) Bangsawan yang dermawan.
2) Bersikap lemah lembut dan kasih sayang.
3) Setiap hari Jumat memerdekakan 1 budak.
4) Sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya.

d. Ali bin Abi Thalib
1) Sangat dermawan.
2) Sangat cerdas, tegas, dan pemberani.
3) Ahli di bidang Nahwa Sarif.
4) Teguh pendirian.

Contoh Soal

A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
  1. Nama kota Madinah sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah adalah ....
  2. Nabi Muhammad saw. hijrah karena umat Islam di Mekah selalu ....
  3. Arti Madinatul Munawarah adalah ....
  4. Sahabat yang menyambut Nabi Muhammad saw. di Madinah disebut ....
  5. Sahabat yang datang dari Mekah disebut ....
  6. Hijrah tahap pertama dilakukan oleh ....
  7. Percaya pada kekuatan alam di Madinah dinamakan agama ....
  8. Piagam Madinah berisi perjanjian antara muslim dengan ....
  9. Perjanjian Hudaibiyah berisi perjanjian antara Nabi Muhammad saw. dengan ....
  10. Fathu Makah artinya ....
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
  1. Sebutkan alasan Nabi Muhammad saw. berhijrah dari Makah ke Madinah!
  2. Ceritakan perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw. bersama Abu Bakar as-Siddiq ketika bersembunyi di gua sur!
  3. Sebutkan 3 tahapan hijrah ke Madinah!
  4. Bagaimana keadaan ekonomi umat Islam yang datang dari Makah ke Madinah?
  5. Bagaimana cara Rasulullah saw. dalam mengatasi kondisi perekonomian para sahabat dari Makah? 
Sumber : Pendidikan Agama Islam SMP Kelas VIII, Depdiknas

1 comment:

Note: Only a member of this blog may post a comment.