Sunday, September 6, 2015

Peneladanan Sepuluh Asma’ul Husna


Sepuluh asma’ul husna yang telah kalian pelajari pada artikel sebelumnya harus diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Asma’ul husna al-‘Aziz dapat diteladani dengan cara memiliki sikap tegar dalam menghadapi segala masalah. Tegar dalam menuntut ilmu, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan menghadapi musibah yang datang. Suatu sikap yang patut kalian miliki dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap yang dapat diteladani dari asma’ul husna al-Wahhab adalah ringan tangan dalam membantu sesama. Jika ada saudara yang kekurangan segeralah dengan cepat dan cekatan membantu mereka. Bantuan yang diberikan dapat berupa materi maupun nonmateri. Jika dikaruniai materi yang melimpah, jangan segan-segan untuk menginfakkannya di jalan Allah.

Asma’ul husna al-Qayyum harus diteladani dalam kehidupan. Caranya dengan merintis agar dapat hidup mandiri. Pergunakanlah kesempatan belajar yang kalian peroleh dengan sebaik-baiknya. Persaingan hidup yang semakin ketat menuntutmu dapat hidup mandiri. Tidak bergantung dan menggantungkan harapan kepada orang lain. Bayangkan, masa-masa yang akan kalian lalui adalah masa-masa yang sulit. Bagaimana kalian akan menghadapinya? Apakah kalian akan mengandalkan orang lain untuk menghadapinya? Tentu tidak. Kalian harus dapat menghadapinya sendiri. Orang-orang tempat bergantung belum tentu akan bersama kalian selamanya. Mereka dapat meninggalkan kalian atau kalian yang meninggalkan mereka. Oleh karena itu, rintislah sikap hidup mandiri dan jangan membiasakan diri bergantung kepada orang lain.

Asma’ul husna al-Fattah hendaknya diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk meneladani asma’ul husna al-Fattah adalah dengan aktif dan turut serta dalam mengambil keputusan. Agar dapat turut serta dalam mengambil keputusan, kalian harus aktif dalam berbagai organisasi yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian, kalian dapat turut serta dalam mengambil keputusan. Selain itu, kalian juga akan belajar berorganisasi.

Belajar dengan sungguh-sungguh dapat membuka pintu kesuksesan.
Arti lain al-Fattah adalah Maha Pembuka. Sifat ini dapat diteladani dengan belajar sungguh-sungguh agar terbuka pintu kesuksesan. Ber- sungguh-sungguh dalam berusaha agar terbuka jalan menuju kesukses- an. Cara lain yang dapat dilakukan untuk meneladani asma’ul husna al-Fattah dengan memotivasi teman, saudara, atau diri sendiri agar bekerja keras dan meninggalkan sifat malas demi terbukanya pintu kesuksesan.

Agar dapat meneladani asma’ul husna al-Hadi , kalian harus memiliki wawasan luas. Wawasan luas serta ilmu pengetahuan yang luas harus dimiliki agar kalian dapat memberi petunjuk. Petunjuk yang dimaksud di sini bukanlah hidayah karena hanya Allah yang mampu memberi hidayah. Petunjuk yang dimaksud di sini adalah menjelaskan atau memberi jalan keluar terhadap suatu permasalahan. Misal, ketika teman kalian bertanya tentang pelajaran yang telah lalu. Kalian dapat menjelaskannya dan agar dapat menjelaskannya kalian harus memiliki wawasan dan ilmu yang luas. Oleh karena itu, rajinlah belajar dan membaca agar wawasan dan ilmu kalian semakin luas.

Mengucapkan salam merupakan salah satu cara meneladani asma’ul husna as-Salam. Salam yang kalian ucapkan berisi doa keselamatan dan kesejahteraan bagi orang lain. Oleh karena itu, tebarkanlah salam agar keselamatan selalu menyertai setiap langkah kalian dan saudara kalian lainnya.

Peneladanan terhadap asma’ul husna al-Latif dapat dilakukan dengan memberi maaf kepada sesama yang berbuat kesalahan. Memberi maaf kepada mereka yang telah menyakiti bukanlah sesuatu yang mudah. Kita harus berbesar hati agar dapat memaafkan kesalahan saudaranya. Orang-orang yang memiliki sifat lemah lembut bukanlah orang yang lemah. Justru merekalah orang-orang yang kuat karena mereka mampu menahan hawa nafsunya. Sikap lemah lembut ini sudah selayaknya diteladani dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap yang dapat dilakukan untuk meneladani asma’ul husna al-Qawiyy adalah menggunakan kekuatan yang kalian miliki untuk menegakkan kebenaran. Dengan demikian, kekuatan yang kalian miliki tidak sia-sia. Orang- orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah Swt. daripada orang mukmin yang lemah.

Asma’ul husna al-Hafiz dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan menjaga nikmat yang telah dikaruniakan kepada kalian. Selain itu, karunia yang telah diberikan oleh Allah Swt. harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Karunia berupa tubuh seharusnya kalian jaga dengan cara berolahraga, mengonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan, dan menghindari hal-hal yang merusak badan. Karunia berupa tangan hendaknya kalian gunakan dengan sebaik-baiknya. Misalnya untuk membantu sesama, memberi infak, bersedekah, dan menyelesaikan tugas rumah.

Asma’ul husna al-Latif harus kalian teladani dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan bersikap lembut kepada makhluk-Nya. Sikap lemah lembut dapat diwujudkan dengan sikap peduli terhadap sesama, tidak menyinggung perasaan orang lain, dan memberi maaf kepada orang lain yang berbuat salah. Apakah kalian telah memiliki sifat-sifat tersebut?

Mencintai dan mengasihi semua makhluk ciptaan-Nya merupakan salah satu cara meneladani asma’ul husna al-Wadud. Mencintai dan mengasihi sesama manusia tanpa membedakan warna kulit, status sosial, jenis rambut, dan lain sebagainya. Mencintai sesama manusia dapat ditunjukkan dengan tingkah laku. Misalnya dengan bersikap baik, sopan santun, dan bertutur kata lembut.

Rasulullah saw. merupakan teladan termasuk dalam mencintai sesama manusia. Rasulullah menunjukkan kasih sayangnya kepada orang-orang yang membencinya. Ingatlah kembali peristiwa hijrah ke Taif. Para penduduk Taif melempari Rasulullah dengan batu hingga berdarah. Bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh Rasulullah? Apakah beliau membalas mereka dengan tindakan yang serupa? Sama sekali tidak. Rasulullah tidak membenci atau membalas tindakan mereka. Sebaliknya, Rasulullah memohonkan ampunan untuk mereka. Sungguh, sikap yang patut kalian teladani dalam kehidupan sehari-hari. Kasih sayang muaranya adalah kedamaian, sedangkan permusuhan muaranya adalah kerusakan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai wujud peneladanan terhadap 99 asma’ul husna Allah Swt. sebagai berikut.

  1. Meningkatkan ketaatan kepada Allah Swt., pemilik seluruh makhluk.
  2. Meningkatkan ibadah kepada Allah Swt., pemilik nama-nama yang agung dan indah.
  3. Berusaha untuk membiasakan hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
  4. Mempergunakan dan menjaga karunia Allah dengan sebaik-baiknya.
  5. Membantu teman atau saudara yang membutuhkan dengan materi atau nonmateri.
  6. Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh agar mampu memberi jalan keluar dan petunjuk.
  7. Menebarkan salam yang berisi doa keselamatan bagi mereka yang mendengar atau menerimanya.
  8. Membiasakan diri menjadi pemaaf terhadap kesalahan yang diperbuat oleh orang lain. 


Sumber : Pendidikan Agama Islam Kelas VII, Husni Thoyar

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.