Sunday, August 2, 2015

Ayat-ayat dan Hadis Nabi tentang Larangan Mencuri dan Hukumannya

Pada sekarang ini banyak manusia yang telah melupakan kewajiban dan larangan dalam agama Islam khusunya larangan mencuri. Dikota besar ataupun di pedesaan sering kali terjadi tindakan kriminalisme, umunya mereka mencuri ataupun merampok dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga mereka berani untuk melakukan tindakan haram tersebut.
Mencuri ataupun merampok dalam islam dapat diartikan sebagai tindakan mengambil hak harta orang lain tanpa sepengetahuan atau tidak dari sang pemilik. Dalam agama Islam mencuri dan menyamun adalah perbuatan yang dilarang. Kebanyakan orang hanya mengerti dasar hukum mencuri dan menyamun secara mendasar. Dan tanpa ada pemikiran untuk dapat memahami lebih mendalam mengenai hukum tindakan tersebut dalam kajian islam yang sesunguhnya.
Untuk dapat memahami larangan mencuri dan hukumnya, berikut ini ayat-ayat dan hadis nabi tentang hal tersebut.

Firman Allah SWT :
وَ السَّارِقُ وَ السَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْآ اَيْدِيَمُهَا جَزَآءً بِمَا كَسَبَا نَكَالاً مّنَ اللهِ، وَ اللهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ. فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِه وَ اَصْلَحَ فَاِنَّ اللهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِ، اِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. المائدة:38-39
Ayat-ayat dan Hadis Nabi tentang Larangan Mencuri dan HukumannyaLaki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksa dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barangsiapa bertaubat (diantara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Maidah : 38-39]

Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَتَشْفَعُ فِى حَدٍّ مِنْ حُدُوْدِ اللهِ، ثُمَّ قَامَ فَخَطَبَ فَقَالَ: اَيُّهَا النَّاسُ، اِنَّمَا اَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ، وَ اِذَا سَرَقَ فِيْهُمُ الضَّعِيْفُ اَقَامُوْا عَلَيْهِ اْلحَدَّ. متفق عليه و اللفظ لمسلم
Dari ‘Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (kepada Usamah bin Zaid), “Apakah kamu akan membela orang yang melanggar hukum dari hukum-hukum Allah ?”. Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah, lalu bersabda, “Hai manusia, sesungguhnya orang-orang yang sebelum kalian telah binasa karena mereka itu apabila orang terhormat di kalangan mereka yang mencuri, mereka membiarkannya. Tetapi jika - orang lemah diantara mereka yang mencuri, mereka menghukumnya”. [HR. Muttafaq ‘alaih, dan ini adalah lafadh Muslim].

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَتِ امْرَاةٌ مَخْزُوْمِيَّةٌ تَسْتَعِيْرُ اْلمَتَاعَ وَ تَجْحَدُهُ فَاَمَرَ النَّبِيَّ ص بِقَطْعِ يَدِهَا. فَاَتَى اَهْلُهَا اُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ فَكَلَّمُوْهُ، فَكَلَّمَ النَّبِيَّ ص فِيْهَا. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ص: يَا اُسَامَةُ لاَ اَرَاكَ تَشْفَعُ فِى حَدٍّ مِنْ حُدُوْدِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. ثُمَّ قَامَ النَّبِيُّ ص خَطِيْبًا فَقَالَ: اِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِاَنَّهُ اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ وَ اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الضَّعِيْفُ قَطَعُوْهُ. وَ الَّذِىْ نَفْسِىْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ لَقَطَعْتُ يَدَهَا. فَقَطَعَ يَدَ اْلمَخْزُوْمِيَّةِ. احمد و مسلم و النسائى
Dari ‘Aisyah ia berkata : Dahulu ada seorang wanita Makhzumiyah meminjam barang (perhiasan), kemudian dia mengingkarinya. Lalu Nabi SAW memerintahkan supaya dipotong tangannya. Lalu keluarga wanita itu datang kepada Usamah bin Zaid, lalu menceritakan masalah itu kepadanya. Kemudian Usamah bin Zaid menyampaikan kepada Nabi SAW tentang hal itu. Maka Nabi SAW menjawab, “Hai Usamah, aku tidak menganggapmu bisa memberikan pertolongan (membebaskan) hukuman dari hukuman-hukuman Allah ‘Azza wa Jalla”. Kemudian Nabi SAW berdiri dan berkhutbah, beliau bersabda dalam khutbahnya, “Sesungguhnya telah hancur ummat-ummat sebelum kalian, karena apabila ada orang terhormat di kalangan mereka itu yang mencuri, mereka membiarkannya. Tetapi apabila orang lemah di kalangan mereka yang mencuri, mereka potong tangannya. Demi Allah yang jiwaku di tangannya, seandainya Fathimah (putri Muhammad) mencuri, tentu aku potong tangannya”. Lalu beliau SAW memotong tangan wanita Makhzumiyah itu. [HR. Ahmad, Muslim dan Nasai]

عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ اْلمَخْزُوْمِيِّ رض قَالَ: اُتِيَ رَسُوْلُ اللهِ ص بِلِصٍّ قَدِ اعْتَرَفَ اِعْتِرَافًا وَ لَمْ يُوْجَدْ مَعَهُ مَتَاعٌ، فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا إِخَالُكَ سَرَقْتَ ؟ قَالَ: بَلَى. فَاَعَادَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ اَوْ ثَلاَثًا، فَاَمَرَ بِهِ فَقُطِعَ وَ جِيْءَ بِهِ، فَقَالَ: اِسْتَغْفِرِ اللهَ وَ تُبْ اِلَيْهِ. فَقَالَ: اَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ. فَقَالَ: اَللّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ ثَلاَثًا. اخرجه ابو داود و اللفظ له و احمد و النسائى و رجاله ثقات. و اخرجه الحاكم من حديث ابى هريرة رض: فَسَاقَهُ بِمَعْنَاهُ. وَ قَالَ فِيْهِ: اِذْهَبُوْا بِهِ فَاقْطَعُوْهُ ثُمَّ احْسِمُوْهُ. و اخرجه البزار و قال لا بأس باسناده
Dari Abu Umayyah Al-Makhzumiy RA, ia berkata : Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW seorang pencuri yang telah mengaku sedangkan barangnya sudah tidak ada, maka Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak menyangka kamu telah mencuri”. Ia berkata, “Betul, saya telah mencuri, ya Rasulullah”. Dia mengulangi pengakuannya itu dua atau tiga kali. Kemudian beliau memerintahkan (supaya orang itu dipotong tangannya), lalu orang itu pun dipotong tangannya. Kemudian orang itu dihadapkan lagi pada beliau, maka beliau bersabda, “Mohon ampunlah pada Allah dan bertaubatlah pada-Nya”. Ia berkata, “Saya mohon ampun pada Allah dan bertaubat pada-Nya”. Lalu beliau berdoa, “Ya Allah, terimalah taubatnya”. Beliau mengulangi doanya itu hingga tiga kali. [HR. Abu Dawud, dan ini adalah lafadhnya, Ahmad dan Nasai juga meriwayatkan, dan rawi-rawinya tsiqat. Dan Hakim pun meriwayatkan pula dari hadits Abu Hurairah RA dan menyebutkan yang semakna dengan itu. Pada hadits itu beliau bersabda], “Bawalah dia dan potonglah tangannya, kemudian obatilah bekas potongan itu”. [HR Al-Bazzar, ia berkata, “Sanadnya tidak mengapa”]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اُتِيَ بِسَارِقٍ قَدْ سَرَقَ شَمْلَةً فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ هذَا قَدْ سَرَقَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا اِخَالُهُ سَرَقَ؟ فَقَالَ السَّارِقُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: اِذْهَبُوْا بِهِ فَاقْطَعُوْهُ ثُمَّ احْسِمُوْهُ ثُمَّ ائْتُوْنِى بِهِ فَقُطِعَ فَاُتِيَ بِهِ. فَقَالَ: تُبْ اِلَى اللهِ. قَالَ: قَدْ تُبْتُ اِلَى اللهِ. فَقَالَ: تَابَ اللهُ عَلَيْكَ. الدارقطنى
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa pernah dihadapkan kepada Rasulullah SAW seorang pencuri yang mencuri jubah, lalu mereka (para shahabat) berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya orang ini telah mencuri”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak menyangka bahwa dia mencuri”. Si pencuri itu menjawab, “Betul ya Rasulullah, saua telah mencuri”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “(Jika begitu) bawalah dia pergi, dan potonglah tangannya, lalu obatilah dia, setelah itu bawalah dia kemari”. Kemudian ia dipotong (tangannya), lalu dibawa kepada Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Bertaubatlah kamu kepada Allah”. Pencuri itupun lalu menyatakan, “Sungguh aku telah bertaubat kepada Allah”. Lalu Rasulullah SAW berdoa, “Semoga Allah menerima taubatmu”. [HR Daruquthni]

Besarnya nilai barang curian yang menyebabkan potong tangan
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تُقْطَعُ يَدُ سَارِقٍ فِى رُبُعِ دِيْنَارٍ فَصَاعِدًا. متفق عليه و اللفظ لمسلم، و لفظ البخارى: تُقْطَعُ يَدُ السَّارِقِ فِى رُبُعِ دِيْنَارٍ فَصَاعِدًا. و فى رواية لاحمد: اِقْطَعُوْا فِى رُبُعِ دِيْنَارٍ، وَ لاَ تَقْطَعُوْا فِيْمَا هُوَ اَدْنَى مِنْ ذلِكَ. وَ كَانَ رُبُعُ الدِّيْنَارِ يَوْمَئِذٍ ثَلاَثَةَ دَرَاهِمَ، وَ الدِّيْنَارُ اِثْنَى عَشَرَ دِرْهَمًا.
Dari ‘Aisyah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak dipotong tangan pencuri kecuali pada pencurian seperempat dinar atau lebih”. [HR. Muttafaq ‘alaih, lafadh ini bagi Muslim, adapun lafadh Bukhari], “Tangan pencuri dipotong karena mencuri seperempat dinar atau lebih”. [Dalam satu riwayat oleh Ahmad], “Potonglah tangan pencuri karena mencuri seperempat dinar, dan janganlah kalian potong dalam pencurian yang kurang dari itu. Dan seperempat dinar pada waktu itu sama dengan tiga dirham, jadi satu dinar sama dengan dua belas dirham”.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَطَعَ فِى مِجَنٍّ ثَمَنُهُ ثَلاَثَةُ دَرَاهِمَ. متفق عليه
Dari Ibnu ‘Umar RA, bahwasanya Nabi SAW memotong tangan pencuri perisai yang harganya tiga dirham. [HR. Muttafaq ‘alaih]

عَنِ اْلاَعْمَشِ عَنْ اَبِى صَالِحٍ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَعَنَ اللهُ السَّارِقَ يَسْرِقُ اْلبَيْضَةَ فَتُقْطَعُ يَدُهُ، وَ يَسْرِقُ اْلحَبْلَ فَتُقْطَعُ يَدُهُ. قَالَ اْلاَعْمَشُ: كَانُوْا يَرَوْنَ اَنَّهُ بَيْضُ اْلحَدِيْدِ وَ اْلحَبْلُ كَانُوْا يَرَوْنَ اَنَّ مِنْهَا مَا يُسَاوِى دَرَاهِمَ. متفق عليه وليس لمسلم فيه زيادة قول الاعمش
Dari Al-A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat pencuri yang mencuri al-baidlah lalu dipotong tangannya, dan pencuri yang mencuri tali, lalu dipotong tangannya”. Al-A’masy berkata, ”Para shahabat memahami bahwa yang dimaksud al-baidlah adalah topi baja, dan yang dimaksud tali adalah tali yang senilai beberapa dirham. [HR. Muttafaq ‘alaih, dan dalam riwayat Muslim tidak ada tambahan perkataan Al-A’masy tsb.]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَطَعَ يَدَ سَارِقٍ سَرَقَ بُرْنُسًا مِنْ صُفَّةِ النِّسَاءِ ثَمَنُهُ ثَلاَثَةُ دَرَاهِمَ. احمد و ابو داود و النسائى
Dari Ibnu ‘Umar bahwa Rasulullah SAW pernah memotong pencuri yang mencuri topi dari tempat jama’ah wanita (di masjid) yang senilai tiga dirham. [HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai]

عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيْجٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ قَطْعَ فِى ثَمَرٍ وَ لاَ كَثَرٍ. احمد و الاربعة و صححه الترمذى و ابن حبان
Dari Rafi’ bin Khadij RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hukuman potong tangan dalam pencurian buah dan mayang pohon kurma”. [HR. Ahmad dan Arba’ah dan dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اَنَّهُ سُئِلَ عَنِ التَّمْرِ اْلمُعَلَّقِ فَقَالَ: مَنْ اَصَابَ بِفِيْهِ مِنْ ذِى حَاجَةٍ غَيْرَ مُتَّخِذٍ خُبْنَةً فَلاَ شَيْءَ عَلَيْهِ. وَ مَنْ خَرَجَ بِشَيْءٍ مِنْهُ فَعَلَيْهِ اْلغَرَامَةُ وَ اْلعُقُوْبَةُ، وَ مَنْ خَرَجَ بِشَيْءٍ مِنْهُ بَعْدَ اَنْ يُؤْوِيَهُ اْلجَرِيْنُ  فَبَلَغَ ثَمَنَ اْلمِجَنِّ فَعَلَيْهِ اْلقَطْعُ. ابو داود و النسائى و صححه الحاكم
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash RA dari Rasulullah SAW bahwasanya beliah ditanya tentang kurma yang masih tergantung di pohonnya, beliau bersabda, “Jika dia mengambilnya dengan mulutnya (dimakan di situ) karena perlu makan dan tidak mengambilnya dengan kain (dibawa pulang), maka dia tidak dikenakan hukuman. Tetapi barangsiapa mengambilnya (untuk dibawa pulang), maka dia didenda dan dihukum. Dan barangsiapa mengambil yang sudah ada di tempat penjemuran dan senilai harga perisai, maka dia dikenakan potong tangan”. [HR. Abu Dawud, Nasai, dan dishahihkan oleh Hakim]

عَنْ عَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّجْمنِ قَالَتْ: اَنَّ سَارِقًا سَرَقَ اُتْرُجَّةً فِى زَمَنِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، فَاَمَرَ بِهَا عُثْمَانُ اَنْ تُقَوَّمَ فَقُوِّمَتْ ثَلاَثَةَ دَرَاهِمَ مِنْ صَرْفِ اثْنَى عَشَرَ بِدِيْنَارٍ فَقَطَعَ عُثْمَانُ يَدَهُ. مالك فى الموطأ
Dari ‘Amrah binti ‘Abdurrahman, ia berkata, “Sesungguhnya ada seorang pencuri mencuri buah jeruk di zaman pemerintahan ‘Utsman bin ‘Affan. Lalu oleh ‘Utsman diperintahkan supaya dinilai, maka buah tersebut dinilai seharga tiga dirham dengan kurs 12 dirham sama dengan satu dinar. Kemudian ‘Utsman memotong tangan pencuri itu”. [HR. Malik, dalam Muwaththa’]

Apabila pencuri telah dimaafkan sebelum sampai pada hakim, hukuman tidak dilaksanakan.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: تَعَافَوُا اْلحُدُوْدَ فِيْمَا بَيْنَكُمْ. فَمَا بَلَغَنِى مِنْ حَدٍّ فَقَدْ وَجَبَ. النسائى و ابو داود
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Saling memaafkanlah kalian tentang masalah hukuman yang terjadi di kalanganmu. Tetapi kalau kasus pelanggaran telah sampai kepadaku, maka hukuman itu pasti akan dilaksanakan”. [HR. Nasai dan Abu Dawud]

عَنْ صَفْوَانَ بْنِ اُمَيَّةَ قَالَ: كُنْتُ نَائِمًا فِى اْلمَسْجِدِ عَلَىخَمِيْصَةٍ لِى فَسُرِقَتْ، فَاَخَذْنَا السَّارِقَ فَرَفَعْنَاهُ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص. فَاَمَرَ بِقَطْعِهِ. فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَ فِى خَمِيْصَةٍ ثَمَنِ ثَلاَثِيْنَ دِرْهَمًا؟ اَنَا اَهَبُهَا لَهُ اَوْ اَبِيْعُهَا لَهُ. قَالَ: فَهَلاَّ كَانَ قَبْلَ اَنْ تَاْتِيَنِى بِهِ؟. الخمسة الا الترمذى و فى رواية لاحمد و النسائى: فَقَطَعَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص.
Dari Shafwan bin Umayyah, ia berkata : Aku pernah tidur di masjid dengan membawa baju lurik hitam-merah milikku sendiri. Kemudian baju itu dicuri, maka kami tangkap pencuri itu dan kami hadapkan pada Rasulullah SAW. Kemudian oleh Rasulullah SAW diperintahkan supaya dipotong tangannya. Lalu aku bertanya, “Ya Rasulullah, apakah (dia akan dipotong tangannya), hanya karena mencuri baju lurik yang senilai tiga puluh dirham itu ? Baiklah, biar aku berikan saja baju itu padanya, atau aku jual padanya”. Nabi SAW bersabda, “Mengapa tidak kamu lakukan sebelum kamu bawa dia kemari ?”. [HR. Khamsah, kecuali Tirmidzi] Dan dalam satu riwayat dikatakan, “Lalu Rasulullah SAW memotongnya”. [HR. Ahmad dan Nasai]

عَنْ صَفْوَانَ بْنِ اُمَيَّةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لَمَّا اَمَرَ بِقَطْعِ الَّذِى سَرَقَ رِدَاءَهُ فَشَفَعَ فِيْهِ: هَلاَّ كَانَ ذلِكَ قَبْلَ اَنْ تَأْتِيَنِى بِهِ. احمد و الاربعة و صححه ابن الجارود و الحاكم
Dari Shafwan bin Umayyah RA, bahwasanya Nabi SAW setelah beliau memerintah supaya memotong tangan pencuri selendangnya, lalu Shafwan memaafkan untuknya (dan minta supaya pencuri tidak dihukum), maka beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak berbuat begitu sebelum dia dibawa kepadaku ?”. [HR. Ahmad dan Arba’ah, dan dishahihkan oleh Ibnul Jarud dan Hakim]

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.