Monday, January 12, 2015

Mari Menghormati Guru


Kita harus berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Kita juga diperintahkan untuk berbuat baik atau berbakti kepada guru. Guru-guru kita lah yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Sebagai pendidik, guru membentuk kita menjadi manusia yang beriman, mengerti tentang hal yang baik dan buruk, berbudi pekerti luhur, dan menjadi orang yang bertanggung jawab, baik kepada diri sendiri, masyarakat di sekitar kita, bangsa, maupun negara. Mari menghormati guru yang telah banyak berjasa kepada kita.

Gurulah yang menjadikan kita orang yang pandai dan faham ilmu pengetahuan. Dengan jasa guru, kita akan memperoleh kedudukan yang tinggi dihadapan Allah Swt., sebagaimana firman-Nya. ”...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat...” (Q.S. al-Mujadalah/58:11)

Cara berbakti kepada guru, antara lain dengan bersikap :
a. Rendah hati, sopan, dan menghargainya,
b. Melaksanakan nasihatnya,
c. Mengucapkan salam jika bertemu,
d. Memperhatikan apabila diajak bicara di kelas,
e. Melaksanakan perintahnya dengan ikhlas.

Mari Menghormati Guru


Berikut kisah Imam Syafi’i Hormat kepada Gurunya

Dikisahkan, Imam Sy±fi’i yang sedang mengajar para santrinya di kelas, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang berpakaian lusuh, kumal dan kotor. Akan tetapi Imam Syafi’i langsung mendekati dan memeluknya. Para santri kaget dan heran melihat perilaku gurunya itu. Mereka bertanya: “Siapa dia wahai Guru, sampai engkau memeluknya erat-erat. Padahal ia seorang kumuh, kotor, dan menjijikkan?”

Imam Syafi’i menjawab: “Ia adalah guruku. Ia yang telah mengajariku tentang perbedaan antara anjing yang cukup umur dengan anjing yang masih kecil. Pengetahuan itulah yang membuatku bisa menulis buku fiqh ini.” Sungguh mulia akhlak Imam Syafi’i. Beliau menghormati semua guru-gurunya, meskipun dari masyarakat biasa.

2 comments:

Note: Only a member of this blog may post a comment.