Sunday, September 28, 2014

Pengertian Bohong Dalam Islam


Bohong berarti mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain. Apabila kita tidak jujur kepada orang lain maka kita bisa menjadi orang munafik. Contoh berbohong dalam kehidupan keseharian kita yaitu seperti saat menerima telepon dan mengatakan bahwa orang yang dicari tidak ada tetapi pada kenyataannya orang itu ada. Contoh lainnya seperti seorang anak ditanya dari mana oleh orang tuanya dan anak itu mengatakan tempat yang bukan dikunjunginya.


Walau pada dasarnya, berbohong hukumnya haram, tetapi dalam keadaan tertentu, Islam memberikan kelonggaran. Namun, hal itu bukan dalam konteks yang terlalu ketat. Rasulullah SAW menyatakan, seseorang tidak dianggap berbohong jika dilakukan dengan niat ingin mendamaikan orang lain atau untuk tujuan kebaikan dalam masyarakat, jadi hukumnya boleh, bahkan bisa hukumnya menjadi wajib berbohong bila tujuannya untuk menyelamatkan jiwa sesorang.

Pengertian Berbohong Dalam Pandangan Islam

Berbohong menurut pandangan Islam berdasarkan Al Qur’an dan Hadis:

Kejujuran menuntun pada kebajikan, kebajikan dapat menghantarkan ke surga. Sesungguhnya kebohongan itu menyeret manusia pada kejahatan , sedang kejahatan itu dapat menyeret pada neraka.” HR. Bukhari Muslim dari Ibnu Mas’ud. (berbohong hukumnya haram)

Barangsiapa mengaku bermimpi sesuatu padahal dia tidak memimpikannya maka ia akan dituntut untuk menyambung dua ujung rambut.” HR. Bukhari dari Ibnu Abas.

Berbohong dalam Islam bahkan dipandang sebagai salah satu sifat kekufuran dan kemunafikan. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda-tanda kekuasaan Alloh. Mereka adalah kaum pendusta”. (An-Nahl: 105)

Rasulullah SAW pun menggolongkan mereka yang berbohong termasuk orang-orang yang memiliki karekteristik kemunafikan. Beliau bersabda, “Empat hal jika semuanya ada pada seseorang ia adalah munafik semurni-murninya munafik. Jika satu di antara yang empat itu ada pada dirinya maka padanya terdapat saru sifat kemunafikan hingga ia dapat membuangnya; Jika berbicara ia berduta, jika diberi amanah ia khianat, jika berjanji ia melanggar dan jika membantah ia berbohong.” (HR. Bukhori Muslim)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.