Wednesday, August 27, 2014

Sifat Rasul-Rasul Allah Swt


Rasul adalah utusan Allah Swt. Para Rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat tersebut adalah (1) sifat wajib,(2)  sifat mustahil, dan (3) sifat jaiz.

1. Sifat Wajib bagi Rasul-rasul Allah Swt.

Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul jika ia tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yaitu seperti berikut.

a. As-Siddiq
As-Siddiq, artinya rasul-rasul Allah Swt. selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada ayahknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat, jauhilah. Peristiwa ini diabadikan pada Q.S. Maryam/19: 41, yang artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (Q.S. Maryam/19: 41)

b. Al-Amanah
Al-Amanah, artinya rasul-rasul Allah Swt. selalu dapat dipercaya. Di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. lalu Allah Swt. menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (amanah). Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. asy-Syu’ara/26 106-107 yang artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S. asy-Syu’ara/26: 106- 107)

c. At-Tablig
At-Tablig, artinya rasul-rasul Allah Swt. selalu meyampaikan wahyu. Tak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak disampaikan kepada umatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’an, Ali pun menegaskan bahwa “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.” Penjelasan ini terkait dengan Q.S. al-Maidah/5: 67 yang artinya :“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. al-Maidah/5: 67)
Sifat Rasul-Rasul Allah Swt
d. Al-Fatanah
Al-Fatanah, artinya bahwa rasul-rasul Allah Swt. memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw. menengahinya dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu. Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh Rasulullah saw. adalah orang yang cerdas.

2. Sifat Mustahil bagi Rasul
-rasul Allah Swt.
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.

a. Al-Kizzibzzib
Al-Kizzib, yaitu mustahil rasul itu berbohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.

Allah Swt. berfirman yang artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm/53: 2-4)

b. Al-Khianah
Al-Khianah, yaitu mustahil rasul-rasul Allah Swt. itu bersifat khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan. Firman Allah Swt yang artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An’am/6: 106)

c. Al-Kitman
Al-Kitman, yaitu mustahil rasul-rasul Allah Swt. menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya.
Firman Allah Swt yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’am/6: 50)

d. Al-Baladah
Al-Baladah yaitu mustahil rasul-rasul Allah Swt. itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bersekolah, tetapi Rasulullah adalah orang yang cerdas dan pandai.
Allah swt. befirman yang artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al- A’raf/7: 199)

3. Sifat Jaiz bagi Rasul-rasul Allah Swt.
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti merasa lapar, haus, tidur, sedih, senang, sakit, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal dunia sebagai mana makhluk lainnya.
Sifat Rasul-Rasul Allah Swt

Di samping rasul-rasul Allah Swt. memiliki sifat wajib dan sifat mustahil, rasul juga memiliki sifat jaiz, tentu saja sifat jaiz-nya rasul dengan sifat jaiznya Allah Swt. sangat berbeda.

Allah Swt. berfirman yang artinya: “...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (Q.S. al-Mu’minun/23: 33)

Selain sifat-sifat tersebut di atas, rasul-rasul Alah Swt. juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu seperti berikut.
  1. Ishmaturrasul : yaitu orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt. sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan, keadaan dan tugas apa pun.
  2. Iltizamurrasul : yaitu orang-orang yang selalu berkomitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. itu mereka harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dalam menjalankan perintah dari Allah Swt.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.