Thursday, July 31, 2014

Kisah Abu Nawas : Berbincang dengan Jokowi tentang Laut Indonesia

Syahdan, sehari setelah pengumuman capres dari KPU, saat tidur malam, Jokowi bermimpi bertemu dengan Abu Nawas. Walaupun Jokowi tidak pernah bertemu langsung dengan sang lagenda karena perbedaan jaman kehidupan, Jokowi sangat tahu akan kepintaran dan kearifan Abu Nawas. "Ini adalah kesempatan baik untuk bertanya kepada Abu Nawas", kata Jokowi dalam hatinya.

"Mengapa anda mengunjungiku dalam mimpi wahai Abu Nawas ?", tanya Jokowi.
"Wahai Jokowi, dijamanku, Raja Harun Arrasyid dikenal dengan raja yang bijaksana, aku ingin engkau memimpin Indonesia nanti dengan bijaksana seperti beliau".

Jokowi juga sangat mengenal kearifan dan kebijaksanaan Raja Harun Arrasyid dari buku-buku yang pernah dibacanya tapi Jokowi merasa kebijaksanaan Raja Harun Arrasyid sangat luar biasa, masih jauh di atasnya. Jokowi ingin melihat kepintaran Abu Nawas, dia mencoba membuat alasan walaupun tidak ada hubungannya, "Tapi.... beliau itu badannya gemuk, sedangkan badanku kurus... bagaimana bisa aku seperti beliau".

Abu Nawas berkata "Benar katamu wahai Jokowi, tapi tahukah kamu apa perbedaan utama dari orang gemuk dan kurus ? Orang kurus itu makan hati, sedangkan orang gemuk makan tempat"

Jokowi tertawa mendengar jawaban Abu Nawas, dia lalu bertanya "Wahai Abunawas, Indonesia adalah negara maritim yang kaya dengan laut, aku ingin membuat semua air laut di Indonesia yang asin menjadi tawar hingga bisa diminum oleh rakyatku, tahukan engkau bagaimana caranya ?"

Abu Nawas berfikir sejenak, dia tahu pertanyaan itu adalah pertanyaan untuk mengujinya karena hal itu memang mustahil, "Itu gampang, Buatlah undang-undang untuk melarang nelayan menangkap ikan di laut". Jokowi bingung, "Apa hubungannya ?".

"Air laut menjadi asin karena ikan-ikan berkeringatan saat berusaha lari dari tangkapan para nelayan", jawab Abu Nawas sambil tersenyum.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.