Tuesday, June 24, 2014

Keutamaan Sedekah di Hari Asyura

Cerita tentang keutamaan sedekah di hari Asyura


Hari Asyura (عاشوراء ) adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam kalender Islam. Sedangkan asyura sendiri berarti kesepuluh.

Suatu hari kebetulan di hari Asyura datanglah seorang miskin meminta sedekah ke rumah seorang Saudagar yang kaya-raya.

Berkatalah si miskin tadi, "Wahai tuan Saudagar, saya ini adalah seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari Asyura ini, saya minta pertolongan tuan. Berilah saya sedekah sekadarnya berupa 10 potong roti, 5 potong daging dan uang dua dirham." kata si miskin itu.

Saudagar menjawab, "Datanglah setelah waktu dhuhur nanti." Selepas  dhuhur orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Tapi apa yang terjadi? Saudagar kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi setelah Ashar.

Ketika si miskin itu datang pada waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si Saudagar tidak memberikan apa-apa. Maka pergilah si miskin meninggalkan rumah si Saudagar dengan hati kecewa.

Keutamaan Sedekah di Hari AsyuraKetika si miskin berjalan mencari-cari orang yang mau memberinya sedekah, ia lewat di depan seorang Nasrani yang sedang duduk di depan rumahnya.

"Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah alakadarnya untuk memberi makan keluarga saya," kata si miskin kepada orang Nasrani itu.

"Hari apakah hari ini ?" Tanya orang Nasrani itu.

"Ini hari Asyura," jawab si miskin, sambil menerangkan keutamaan dan kisah-kisah keutamaan hari Asyura.

Rupanya orang Nasrani itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah itu dan ia berkenan untuk memberi sedekah.

"Katakan padaku, apa keinginanmu"  katanya si Nasrani.

Berkata si peminta sedekah, "Saya memerlukan 10 potong roti, 5 iris daging dan uang dua dirham saja."

Dengan segera orang Nasrani memberi si peminta semua keperluan yang dikatakannnya. Si miskin itu pun pulang dengan hati gembira.

Sementara itu, ketika tidur si Saudagar yang ingkar janji itu telah bermimpi.

"Angkat kapalamu"  kata suara dalam mimpinya. Baru saja ia mengangkat kepalanya, Tiba-tiba terhampar di depan matanya dua buah bangunan yang indah. Sebuah istana dibuat dari batu-bata berlapis emas dan sebuah lagi dibuat dari permata yang berkilauan.

"Ya Tuhan, untuk siapa istana yang sangat indah ini ?"  Terdengar jawaban. "Semua bangunan istana ini adalah untuk kamu andaikan saja kamu mau memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini istana itu dimiliki oleh seorang Nasrani."

Saat bangun dari tidurnya. Saudagar itu segera pergi menemui orang Nasrani yang dimaksudkan dalam mimpinya. Saudagar bertanya kepada si Nasrani.

"Perbuatan apakah gerangan yang kau lakukan semalam, hingga kau dapat pahala dua buah istana yang sangat indah ?"  tanya si Saudagar. Orang Nasrani itu pada mulanya bengong, tak mengerti.

Tapi setelah diterangkan oleh si Saudagar berkaitan dengan mimpinya, maka ia bercerita bahwa kemarin yang dilakukannya, bahwa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura ini.

"Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirham,"  kata si Saudagar.

"Ketahuilah, wahai Saudagar, sesungguhnya amal baik yang diberikan dan dibalas oleh Allah Swt. tidak dapat diperjual-belikan. Sekalipun dengan harga bumi serta seisinya."  Kata si Nasrani.

"Mengapa anda begitu, sedangkan anda bukan seorang Islam?"  Tanya si Saudagar.

Seketika itu juga orang Nasrani itu membuang tanda salibnya dan kemudian mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.