Tuesday, January 27, 2015

Muhammad bin Musa al-Khawarizmi


Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi merupakan seorang pakar matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Dia lahir sekitar tahun 780 M di Khwārizm dan wafat sekitar tahun 850 M di Bagdad. Beliau bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Bagdad. Aktivitas ini dilakukan nyaris dalam sepanjang hidupnya. Karya pertamanya merupakan buku al-Jabar.

Buku ini adalah yang pertama membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga dia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, lalu diperkenalkan sebagai “Sistem Penomoran Posisi Desimal” di dunia Barat kepada abad ke-12. Dia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan mengenai astronomi dan astrologi.

Muhammad bin Musa al-KhawarizmiSumbangan al-Khawarizmi tidak hanya berakibat besar kepada matematika, tetapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tertulis dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan lalu lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan kepada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar. Nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau kepada tahun 830 M, al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa’l- Muqabala atau: “Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin kepada abad ke-12.

Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825 M, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan Timur Tengah dan lalu Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.

Beberapa sumbangan beliau berdasar kepada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani. Sistemasi dan koreksi beliau pada data Ptolemeus kepada geografi merupakan sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku besar beliau yang lain, Kitab surat al-Ard , yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasikota -kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.

Dia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah al-Ma’mun dan berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 pakar geografi lain untuk membuat peta yang lalu disebut “Ketahuilah Dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan akibat yang hebat kepada kemajuan matematika dasar di Eropa. Dia juga menulis mengenai astrolab dan sundial. Buku besar kedua beliau merupakan mengenai aritmatika, yang bertahan dalam bahasa Latin, tetapi hilang dari bahasa Arab yang aslinya. Translasi dilakukan kepada abad ke-12 oleh Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada tahun 1126.

Pada manuskrip Latin, biasanya tidak bernama,tetapi biasanya dimulai dengan kata: Dixit algorizmi , atau Algoritmi de numero Indorum (“al-Khawarizmi kepada angka kesenian Hindu”), sebuah nama baru di berikan kepada hasil kerja beliau oleh Baldassarre Boncompagni pada tahun 1857. Kitab aslinya mungkin bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-hisāb al-Hind (“Buku Penjumlahan dan Pengurangan berdasar Kalkulasi Hindu”). Buku ketiga beliau yang terkenal merupakan Kitāb Surat al-Ars “Buku Pemandangan Dunia” atau “Kenampakan Bumi” diterjemahkan oleh Geography, yang selesai pada tahun 833 merupakan revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402 koordinat darikota -kota dan tempat geografis lainnya mengikuti perkembangan umum.

Hanya ada satu salinan dari Kitāb Surat al-Ars, yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de Espaxa di Madrid. Judul lengkap buku beliau merupakan Buku Pendekatan Tentang Dunia, dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi berdasar pendalaman geografis yang ditulis oleh Ptolemeus dan Claudius. Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur pada cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab atau Latin, tidak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh sebab itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta itu dari daftar koordinat. Dia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta itu.

Tak cukup hanya sampai buku ketiga, beliau juga menulis buku-buku lain yang menjadi rujukan ilmuwan-ilmuwan kepada periode selanjutnya sampai sekarang.

Thursday, January 22, 2015

Gambaran Terjadinya Hari Akhir

Gambaran terjadinya hari akhir dapat kita temukan dengan mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an, dengan cara tersebut, kita akan dapat memahami bahwa pada tahap pertama kehidupan alam akhirat bukan dihidupkannya kembali manusia, tetapi akan terjadi perubahan yang menyeluruh di dalam sistem dan hukum alam semesta, baru kemudian terjadilah alam akhirat yang memiliki ciri-ciri khusus yang tidak mungkin dapat kita ketahui secara detail. Pada kenyatannya, manusia tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal itu. Ketika hari akhir itu terjadi, seluruh umat manusia baik yang muslim maupun yang kafir akan dibangkitkan secara bersamaan, dari manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT sampai manusia terakhir, agar semua umat manusia dapat melihat akibat dan hasil dari perbuatan mereka di dunia ini, dimana kemudian mereka akan menempati surga atau neraka selama-lamanya.

Ada banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan gambaran terjadinya hari akhir, beberapa diantaranya akan dibahas seperti berikut ini.

Gambaran Terjadinya Hari Akhir : Kondisi Bumi, Laut dan Gunung

Ketika Hari akhir (kiamat) tiba, akan terjadi goncangan bumi yang luar biasa dahsyat. Bumi akan memuntahkan seluruh isi perutnya ke luar, berhamburan dan hancur berantakan. Lautan akan meluap dan terbelah, gunung-gunung bergerak dan berguncang dengan keras, pecah beserpihan bagaikan butir-butir pasir yang berserakan, kemudian beterbangan bagaikan kapas-kapas yang bertebaran di udara. Gunung-gunung yang sebelumnya menjulang tinggi dengan gagah tak ubahnya dengan fatamorgana, tak lagi meninggalkan bekas keperkasaannya.

Gambaran Terjadinya Hari Akhir : Kedaaan Langit dan Bintang-bintang

Allah Swt. memberikan gambaran lewat Al-Qur’an tentang keadaan benda-benda langit ketika Hari Kiamat tiba. Bulan, matahari, bintang-bintang yang begitu besar, bahkan sebagian bintang-bintang itu jauh lebih besar dari bumi yang kita tempati ini, yang lebih terang jutaan kali lipat dan sinarnya dari matahari yang kita miliki saat ini, semua itu akan hancur dan sinarnya seketika menjadi pudar lalu padam. Segala gerak, tatanan dan aturannya menjadi hancur. Matahari bertabrakan dengan bulan. Adapun langit akan terguncang, terbelah dan hancur. Gugusan langit akan luluh bagaikan barang-barang tambang yang diluluhkan dan mencair. Semesta alam akan dipenuhi dengan asap tebal dan awan gelap.
Gambaran Terjadinya Hari Akhir
Ilustrasi Hari Kiamat

Gambaran Terjadinya Hari Akhir :  Jerit Kematian

Dalam kondisi seperti di atas, malaikat Israfil meniup sangkakala dengan perintah Allah Swt., jerit kematian pun menyeruak ke seluruh jagad. Ketika itu, seluruh makhluk yang bernyawa mengalami kematian. Tidak ada sesuatu pun yang tersisa di dunia ini. Pada detik-detik itu terjadi, seluruh manusia merasa ketakutan dan panik. Mereka tergoncang dan kebingungan, kecuali orang-orang mukmin yang memahami hakikat wujud ini, segala hikmah dan rahasianya, hati mereka tenggelam dalam makrifat dan mahabbah (cinta) kepada Allah SWT.

Gambaran Terjadinya Hari Akhir : Jerit Kebangkitan dan Permulaan Kiamat

Alam akhirat pun memasuki babak baru, alam yang memiliki kekekalan dan keabadian. Nur Ilahi memancarkan sinarnya, jeritan kebangkitan menggema, nusyur segera berlangsung, seluruh umat manusia serta binatang-binatang yang pernah hidup di dunaiapun dihidupkan kembali hanya dengan sekejap saja. Seluruh manusia diliputi kebingungan dan goncangan jiwa yang dahsyat bagaikan kupu-kupu yang beterbangan tanpa arah.

Kini, mereka berada di satu tempat yang agung, berdiri di hadapan Tuhan Yang Agung untuk melakukan hisab dan perhitungan amal atas masing-masing. Seluruh umat manusia dikumpulkan. Bahkan, sebagian mereka mengira bahwa mereka berada di alam barzakh hanya sekejap atau sehari saja.

Gambaran Terjadinya Hari Akhir : Kerajaan Allah dan Terputusnya Sebab dan Nasab

Di alam baru itu tersingkaplah segala hakikat. Seluruh kerajaan dan kekuasaan hanya milik Allah. Seluruh umat manusia menjadi ketakutan dan tidak seorang pun diantara mereka yang berani atau mampu berkata-kata dan mengangkat suara. Mereka tenggelam memikirkan nasibnya masing-masing; tentang nasib dan perjalanan akhir mereka. Bahkan, seorang anak akan lari dan tak peduli lagi akan ayah dan ibunya. Sanak keluarga satu sama lainnya saling meninggalkan, hubungan nasab dan keturunan pun menjadi terputus tak berarti lagi. Hubungan kekerabatan dan persahabatan yang dibina selama hidup di dunia berdasarkan keuntungan materi, duniawi dan hawa nafsu berubah menjadi permusuhan satu sama lainnya. Seluruh jiwa manusia dipenuhi oleh penyesalan dan kerugian terhadap apa yang pernah mereka lakukan selama hidup di dunia.

Gambaran Terjadinya Hari Akhir : Mahkamah Keadilan Ilahi

Selanjutnya, dibentuklah Mahkamah Keadilan Ilahi, segala amal perbuatan umat manusia pun dihadirkan. Lembaran amal dibagi-bagikan, setiap amal dibukakan di hadapan masing-masing pelakunya dengan sebegitu jelas sehingga tidak lagi memerlukan pemeriksaan terhadap amal tersebut.

Di dalam mahkamah ini, Allah Swt. menghadirkan para malaikat, para nabi dan hamba-hamba pilihan sebagai saksi-saksi atas berbagai amal tiap-tiap manusia. Bahkan tangan, kaki dan kulit tubuh pun akan berbicara menjadi saksi atas perbuatan seseorang. Seluruh umat manusia akan dihisab secara teliti. Segenap perbuatan mereka akan ditimbang dengan mizan Ilahi. Seluruh manusia akan diadili berdasarkan Keadilan Ilahi, dan masing-masing diri akan melihat hasil perbuatannya.

Secara khusus, orang-orang saleh akan dilipatgandakan ganjarannya. Mereka yang membawa amal kebajikan dari kehidupan dunia akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat. Di mahkamah itu, seseorang tidak akan menanggung dosa dan perbuatan orang lain. Sementara mereka yang tersesat dan menyesatkan orang lain akan menanggung kesesatan orang lain yang disesatkannya itu, selain menerima balasan atas perbuatan mereka sendiri, tanpa kurang sedikitpun.

Pengorbanan seseorang untuk orang yang lain pada saat itu tidak akan berarti. Bahkan, syafa'at dan pertolongan seseorang pun tidak akan diterima, kecuali syafa'at orang-orang yang diizinkan oleh Allah SWT mereka dapat memberikan syafa'at sesuai dengan timbangan-timbangan yang diridhai Allah SWT.

Gambaran Terjadinya Hari Akhir : Menuju ke Tempat Abadi

Setelah mahkamah pengadilan itu selesai, tibalah babak berikutnya, yaitu diumumkannya keputusan Ilahi. Orang-orang yang saleh dipisahkan dari orang-orang yang kafir. Kaum mukmin menuju ke surga firdaus dengan wajah yang berseri-seri dan penuh gembira. Sinar Ilahi memancar dan mengantarkan mereka ke surga yang abadi. Sedangkan orang-orang kafir dan kaum munafik digiring ke tempat yang paling mengerikan, yaitu neraka jahanam dalam keadaan terhina. Wajah mereka hitam dan kotor, berjalan di dalam kegelapan. Ketika itu, orang-orang munafik berkata kepada orang-orang yang beriman, “Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, ‘Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.’ Ketika itu dikatakan kepada mereka, 'Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya untukmu.” Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang yang beriman) seraya berkata, ‘Bukankah kami dahulu bersama-sama kalian?’ Mereka menjawab, ‘Benar, akan tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu kehancuran kami dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh setan yang amat menipu.' Maka pada hari ini tidak diterima tebusan darimu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu adalah neraka, itulah tempat berlindungmu dan seburuk-buruknya tempat kembali bagimu.” (QS. Al-Hadid:13-15)

Ketika orang-orang mukmin telah mendekati surga, dibukakanlah pintu untuk mereka. Malaikat Ridwan dan para malaikat rahmat pun menyambut kedatangan mereka seraya mengucapkan selamat dengan penuh hormat, dan menyampaikan kabar gembira kepada mereka akan kebahagiaan yang abadi.

Akan tetapi, tatkala orang-orang kafir dan munafik itu sampai di neraka jahanam, terbukalah pintu di hadapan mereka, malaikat Malik dan para malaikat azab mencaci-maki mereka dengan kasar dan penuh kedengkian. Mereka diancam dengan siksa pedih untuk selama-selamanya.

Kisah Singkat Dakwah Nabi Muhammad Saw

Dakwah Nabi Muhammad SAW memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan Islam di seluruh dunia. Cahaya kebenaran Islam tidak hanya dikenal oleh manusia yang berada di wilayah Timur Tengah saja, tapi juga oleh seluruh manusia di wilayah dunia ini. Dakwah adalah langkah yang ditempuh Nabi Muhammad SAW dalam mengenalkan Islam. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya merupakan suatu sikap menyampaikan tentang kebenaran ajaran Islam beserta aturan-aturan di dalamnya kepada seluruh umat manusia di dunia ini. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. tidak membedakan wilayah pedalaman, pegunungan, pedesaan ataupun perkotaan. Selain itu juga tidak membedakan status sosialnya, baik kaya ataupun miskin, baik saudagar atau hamba sahaya, semua mendapat dakwah Islam.

Manusia sebagai makhluk memiliki sifat suka mengeluh, akan tetapi Rasulullah SAW tidak pernah mengeluh, beliau termasuk manusia dengan keistimewaan yang diberikan sang Pencipta alam semesta. Dalam sejarahnya, dakwah Nabi Muhammad SAW menunjukkan tentang sifat istimewa beliau. Sifat istimewa beliau tersebut tampak dalam menjalankan amanahnya. Diantaranya adalah sifat sabar, ikhlas, pantang menyerah dengan amanah yang diembannya serta sifat istimewa lainnya.

Kisah Singkat Dakwah Nabi Muhammad Saw

Dalam sejarah dakwahnya, Nabi Muhammad SAW menunjukkan sifat amanah yang sangat luar biasa. Amanah tersebut dijalankan dengan kerja sama yang baik bersama para sahabat maupun keluarganya. Bagi manusia biasa seperti kita, memahami kisah sejarah dakwah beliau memiliki peran penting. Peran penting yang dimaksud yaitu dapat memberikan semangat bagi kaum muslimin utamanya dalam mendakwahkan Islam dengan kebenaran di dalamnya.

Setelah mengetahui betapa pentingnya mengetahui dan memahami sejarah dakwah beliau bagi kita, pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana beliau dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW ketika menyampaikan kebenaran Islam di tengah-tengah umat? Berikut ini beberapa kisah tentang sejarah dakwah Nabi kita Muhammad SAW. Kisah singkat berikut dapat dijadikan bekal ilmu dan pengetahuan bagi kita dalam mengetahui dan memahami perkembangan cahaya Islam sehingga dikenal di seluruh wilayah dunia ini sampai saat ini.

Kisah singkat dakwah Nabi Muhammad SAW: Abu Bakar Masuk Islam

Sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW diawali dengan masuknya Abu Bakar ke dalam Agama Islam setelah mengetahui sifat istimewa dan kemuliaan seorang Muhammad. Abu Bakar dikenal sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW yang selalu setia mendampingi dakwah beliau. Nabi Muhammad SAW menjadi sosok yang dicari dan dikenal di wilayah Arab saat itu. Nabi Muhammad SAW digelari Al Amin, karena beliau terkenal bersih, jujur dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, ia disenangi oleh orang-orang, termasuk Abu Bakar Abi Quhafa dari kabilah Taim.

Sifat istimewa dan kemuliaan Muhammad SAW memberikan pengaruh kepada Abu Bakar yang berasal dari kabilah Taim tersebut. Pengaruh tersebut yaitu menjadikan seorang Abu Bakar masuk Islam dan berdakwah ke seluruh penjuru wilayah Arab saat itu. Abu Bakar langsung meninggalkan berhala-berhalanya yang selama ini dianggap sebagai Tuhan. Selain itu, Abu Bakar juga melakukan hal mulia seperti yang dilakukan Muhammad SAW yaitu menyayangi anak yatim piatu dan lainnya.

Setelah Abu Bakar masuk Islam, maka selanjutnya sahabat beliau lainnya yang telah diajak kepada Islam juga mulai masuk Islam dan menyebarkan Islam ke seluruh wilayah. Sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW hampir seluruhnya berkat sikap dan sifat Rasulullah yang mulia. Budi pekertinya yang baik diiringi dengan bekal ilmu menjadikan sosok Muhammad dan para sahabatnya menjadi teladan bagi kaum muslimin hingga saat ini.


Sebaik-baik teladan adalah Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut telah ditunjukkan sahabatnya yang telah masuk Islam dan mencontoh sifat dan sikap Rasulullah Saw. Allah Swt sendiri telah menempatkan Muhammad SAW sebagai teladan yang terbaik bagi umat manusia. Inilah yang hendaknya kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kenyataan yang kita peroleh yaitu sedikit sekali orang-orang yang mengambil pelajaran dan meneladani sikap dan sifat beliau.

Kisah singkat dakwah Nabi Muhammad SAW: Kaum Muslimin pada Awalnya

Kisah dakwah dikenalnya Islam ke seluruh wilayah Arab oleh Nabi Muhammad SAW terus berlanjut. Hal itu ditunjukkan dengan sahabat-sahabat Abu bakar seperti Usman bin ‘Affan dan Abdurrahman bin 'Auf yang juga mengikuti langkah Abu Bakar untuk  masuk Islam. Mereka masuk dengan kesadaran dan keikhlasan. Sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW menceritakan mengenai tindakan Abu Bakar dan sahabat-sahabatnya. Ketika mereka telah masuk Islam, mereka bersama-sama datang kepada Rasulullah dan mempelajari Islam dari beliau. Hal tersebut menjadikan ajaran Islam semakin bertambah kuat.

Sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW terus mengalami perkembangan dengan semakin dikenalnya Islam melalui upaya beliau dan para sahabatnya. Dakwah berkembang karena keteladanan yang diberikan Muhammad dalam kehidupannya. Selain para sahabat yang melaksanakannya, kaum muslimin sebagai objek dakwah juga mendapat pengaruh positif dengan hal itu. Teladan yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya ketika menyampaikan kebenaran Islam kepada umat diantaranya penuh bakti, penuh kasih-sayang, rendah hati, tutur katanya lemah-lembut, adil dan sebagainya. Selain itu, juga sangat santun kepada semua orang, termasuk orang-orang fakir.

Berbeda halnya dengan kenyataan manusia saat ini. Muhamad SAW beserta sahabatnya melakukan beberapa kegiatan rutinitas untuk kekuataan iman dalam menjalankan amanah di dunia ini sebagai hamba sang Pencipta alam semesta ini. Misalnya Nabi Muhammad SAW tidak cepat tidur di malam hari karena selalu melaksanakan ibadah sunnah lainnya. Adapun ibadah sunnah yang dimaksud yaitu mendirikan shalat tahajjud setiap malam. Selain itu, beliau pun dalam shalatnya selalu khusyuk. Hal inilah yang membuat dakwahnya memiliki ruh dan penuh keikhlasan. Sosok yang terlihat murah senyum dan teduh. Selain itu tampak cahaya yang terpancar indah dan terang benderang pada wajah beliau.

Kisah singkat dakwah Nabi Muhammad SAW: Rasulullah Mengajak Memeluk Islam Keluarganya

Dakwah Rosulullah Muhammad SAW tidak hanya pada orang lain, tapi beliau juga mengutamakan keluarga sebagai objek dakwah kebenaran ajaran Islam yang diwahyukan kepadanya. Tiga tahun setelah kerasulan Nabi Muhammad SAW, perintah Allah datang untuk menyebarkan agama Islam, lalu Rasul mengumumkan ajaran yang masih disembunyikan itu secara terang-terangan. Ketika itu wahyu datang kepada beliau dalam Quran Surat 26: 214-216 yang artinya "Sampaikanlah apa yang sudah diperintahkan kepadamu, dan tidak usah kauhiraukan orang-orang musyrik itu."(Qur'an 15: 94)

Rasulullah Muhammad SAW melakukan langkah awal beliau menyampaikan kebenaran ajaran Islam dengan mengundang keluarganya makan di rumahnya. Lalu beliau mulai berbicara dengan lembut untuk mengajak keluarganya menuju cahaya Islam dengan kebenaran di dalamnya. Namun, Abu Thalib, pamannya, langsung menyetop pembicaraan beliau. Abu Thalib mengajak keluarga yang lain pergi meninggalkan tempat itu. Walaupun demikian, Nabi Muhammad Saw. tetap sabar dan tidak putus asa dengan sikap keluarganya tersebut.

Keesokan harinya sekali lagi Muhammad mengundang mereka. Rasulullah mulai mengajak lagi keluarganya untuk masuk ke dalam Agama Islam. Namun, mereka semua menolak, lalu bersiap-siap meninggalkannya. Tiba-tiba Ali yang masih anak-anak ketika itu bangkit dari duduknya. Ia berkata kepada Rasulullah Muhammad SAW. "Rasulullah, saya akan membantumu. Saya adalah lawan siapa saja yang kau tentang." Kemudian Banu Hasyim tersenyum dan ada juga yang tertawa terpingkal-pingkal. Mata mereka berpindah-pindah dari Abu Thalib kepada anaknya. Kemudian mereka semua pergi meninggalkannya sambil mengejek. Namun, Rasulullah tetap sabar dan terus berupaya menyampaikan kebenaran ajaran Islam kepada keluarganya.

Monday, January 19, 2015

Kisah Singkat Kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.


Nabi Muhammad s.a.w. adalah anak dari seorang ayah bernama Abdullah bin Abdulmuthalib. Ibu Nabi Muhammad s.a.w. bernama Aminah binti Wahab dari suku Qurais yang terpandang mulia dimasa itu. Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 rabiul awal (tgl 20 april 571M) di kota Mekkah. Abdullah bin Abdulmuthalib adalah seorang pedagang (saudagar) yang berdagang ke negri Syam (Sirria). Pada suatu hari ketika Abdullah bin Abdulmuthalib akan kembali dari Syam menuju Mekkah tiba di Madinah kemudian menderita sakit sehingga meninggal dunia pada usianya 18 tahun. Ayah Nabi Muhammad s.a.w. itu dimakamkan di Madinah pada saat istrinya Aminah tengah mengandung 6 bulan.

Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan dalam keadaan yatim di mekkah ditengah-tengah masyarakat jahiliyah dan musyrik, memuja dan memuji berhala, yang kuat menindas yang lemah, merampas hak orang dan membunuh, dan wanita-wanita tidak berharga pada waktu itu. Kebetulan dengan kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. pada waktu itu, Raja Najasi dari negeri Shan'a (Yaman) yang beragama Nasrani dengan tentara gajahnya dibawah pimpinan Abrahah bermaksud akan meruntuhkan Ka'bah.
Kisah Singkat Kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.

Pembesar-pembesar Makkah termasuk Abdulmuthalib tidak berdaya melawan tentara-tentara Raja Abrahah yang sangat kuat dengan alat-alat senjatanya. Pembesar-pembesar yang memelihara Ka'bah itu berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberikan perlindungan kepada Ka'bah yang mereka cintai itu. Di dalam Al-qur'an Allah s.w.t. menerangkan peristiwa tersebut dalam firman-Nya yang artinya :
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? bukankah dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Ka'bah itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu yang berasal dari tanah yang terbakar (sijil) lalu Dia menjadikan manusia-manusia seperti daun-daunan yang dimakan ulat" (s. Al Fiil ayat 1-5)

Sebagaimana sudah menjadi adat istiadat waktu itu, Nabi Muhammad s.a.w. diserahkan oleh ibunya kepada wanita desa pegunungan untuk disusukan. Pengasuh beliau itu bernama Halimatu Sa'diyah yang tinggalnya didusun Bani Sa'ad. Selama 4 tahun Halimatu Sa'diyah memelihara Nabi Muhammad s.a.w., Allah s.w.t. melimpahkan rizkinya dengan sangat berlimpah kepada Halimatu Sa'diyah.

Kisah Teladan Nabi Daud as. dan Kaumnya

Dikisahkan bahwa kehidupan rakyat di wilayah kerajaan Nabi Daud as. hidup dalam keadaan damai dan sejahtera. Mereka malaksanakan ibadah pada hari Jum’at dan bekerja pada hari-hari yang lain Atas perintah Allah Swt. Di sebuah wilayah yang bernama Kota Aylah yang masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Para nelayan itu ingin mengganti hari ibadah ini menjadi hari Sabtu.

“Apa yang terjadi pada kalian...?” kata Yahuda, “Aku lihat kalian bingung dan ragu. Bukankah ini adalah wilayah kita? Bukankah kita yang paling tahu mengenai profesi kita sebagai nelayan? Mari satukan langkah dan kita tentang peraturan pemerintah mengenai hari beribadah ini, pokoknya ini demi kepentingan kita.”

“Benar Yahuda.” sambung yang lain. “Kita harus bersatu untuk menyampaikan aspirasi ini kepada Nabi Daud as., dia pasti setuju.”

Yahuda berkata, “Kita mengganti hari peribadatan kita demi kepentingan pekerjaan kita. Kita bekerja mulai hari Ahad sampai Jum’at, setelah mendapat ikan yang banyak, maka di hari Sabtu kita beribadah. Dengan demikian pikiran kita saat beribadah menjadi tenang. Begitu teman-teman, setuju....?” kata Yahuda meyakinkan. Mereka menjawab dengan serempak, “Setuju...”
Kisah Teladan Nabi Daud as. dan Kaumnya
Ketika sedang asyik membicarakan hal tersebut, tiba-tiba Nabi Daud as. datang. Mereka segera keluar menemui Nabi Daud as. Kata Nabi Daud as., “Apakah kalian hendak berpaling dari perintah Allah, dan menetapkan hukum sendiri yang bertentangan dengan perintah-Nya”

“Nabiyullah, untuk wilayah ini hari Jum’at tidak cocok untuk digunakan beribadah. Kami bekerja keras selama seminggu hingga badan kami terlalu lelah untuk beribadah pada hari Jum’at. Kami ingin melepas lelah pada hari Jum’at dan beribadah pada hari Sabtu,” bantah salah seorang kaumnya.

“Bukankah Allah telah mengingatkan kita akan hari Sabtu, mengapa kalian ngotot untuk beribadah pada hari itu?” Kata Nabi Daud. “Pokoknya kami hanya mau beribadah pada hari Sabtu,” tegas Yahuda melawan.

“Saudara-saudara sekalian, aku ingin mengingatkan kalian akan murka dan azab Allah yang sangat pedih. Kalian sudah sering mengkhianati nabi-nabi kalian sendiri. Kalian gemar berbuat maksiat dan kemungkaran. Apakah kalian lupa dengan nikmat yang telah Allah anugerahkan?” Daud mengingatkan mereka.

Mendengar nasihat ini Bani Israil terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama, kelompok orang-orang yang sadar. Kelompok kedua ialah mereka yang menentang. Mereka berpikir Nabi Daud tidak menghendaki mereka hidup sejahtera dan hanya memfokuskan hidup pada ibadah semata. Kelompok ketiga ialah kelompok yang kebingungan. Mereka memperhatikan kelompok pertama, tetapi juga mencermati kelompok kedua. Akhirnya mereka mengikuti kelompok yang menjanjikan harta dan kekayaan dunia pada mereka. Tindakan Bani Israil ini membuat Allah murka. Allah kemudian memerintahkan Nabi Daud untuk melarang orang-orang melaut pada hari Sabtu.

Hari-hari berlalu, dikisahkan Amdan merupakan pemuda yang malas beribadah. Amdan sangat gemas melihat ikan-ikan malah bergerombol di tepi pantai pada hari sabtu, hari di mana mereka tidak diperbolehkan menangkap ikan. Amdan kemudian berpikir keras hingga terbesit ide licik di kepalanya.

Ia membuat jaring yang amat besar yang dapat menutupi hampir seluruh bibir pantai. Karena ia dilarang melaut pada hari Sabtu, ia memasang jaring itu pada malam Sabtu lalu mengambil jaring pada hari Ahad pagi.

Pada pagi ahad yang telah ia nanti, Amdan memanggil semua nelayan agar ikut bersamanya ke laut. Luar biasa! Mereka mendapatkan hasil yang amat melimpah. Nelayan yang lain sampai terheran-heran dengan hasil tangkapan yang didapatkan. Nelayan lain akhirnya mengikuti apa yang telah dilakukan Amdan. Namun, wilayah pemasangan jaring di tepi pantai sebagian besar sudah dikuasai oleh Amdan. Mereka sadar bahwa Amdan telah berlaku curang dengan memonopoli wilayah penangkapan ikan. Nelayan-nelayan itu marah dan emosional. Kekacauan dan pertengkaran terjadi di mana-mana. Mereka mengikuti hawa nafsunya untuk berebut harta benda.

Hingga pada suatu malam yang sangat mencekam langit nampak begitu menakutkan dan laut seakan mengamuk. Tak seorang pun yang berani keluar rumah. Setelah pagi menjelang angin bertiup lembut dan laut tampak tenang. Orang-orang keluar untuk mencari nafkah, tetapi ada yang aneh di perkampungan orang-orang yang ingkar itu jalan- jalan tampak sepi dan semua rumah tertutup rapat. Mereka yang ingkar itu berubah wujud menjadi kera dan babi. Penderitaan ini mereka alami selama tiga hari, tanpa makan dan tanpa minum. Inilah balasan bagi mereka yang durhaka dan sombong.

Sumber: www.islamnyamuslim.com

Kisah Nabi Isa as. dengan Temannya yang Serakah

Kisah ini menceritakan riwayat Nabi Isa as. dengan dua perampok beserta temannya yang serakah. Ketiga orang serakah tersebut akhirnya mati sia-sia karena keserakahannya. Mari kita simak kisahnya.

Dikisahkan pada suatu waktu Nabi Isa as. berjalan dengan seorang temannya yang baru ia kenal. Mereka berdua menelusuri jalan di tepi sungai dengan membawa tiga potong roti. Roti tersebut mereka bagi, untuk Nabi Isa sepotong, untuk teman barunya sepotong, sehingga masih tersisa satu potong roti lagi. Setelah memakan sepotong roti itu, Nabi Isa pergi menuju ke sungai untuk minum. Sekembalinya dari sungai, Nabi Isa melihat sepotong roti tadi sudah tidak ada. Ketika beliau bertanya kepada temannya, sang teman mengaku tidak tahu. Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan. Sesampai di sebuah hutan, mereka berdua duduk untuk beristirahat. Nabi Isa mengambil tanah dan kerikil, kemudian beliau berkata, “Jadilah emas dengan izin Allah.” Seketika kerikil itu pun berubah menjadi emas. Kemudian Nabi Isa membagi emas yang berasal dari tersebut menjadi tiga bagian. “Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga, sedang sepertiga sisanya akan kuberikan untuk orang yang mengambil roti tadi.”
Kisah Nabi Isa as. dengan Temannya yang Serakah

Spontan teman Nabi Isa as. itu menjawab, “Akulah yang mengambil roti itu.” Nabi Isa kemudian berkata kepadanya , “O ya, kalau begitu ambillah dua bagian ini untukmu.” Setelah itu keduanya pun berpisah. teman Nabi Isa itu merasa sangat gembira. Namun dalam perjalanan, dia dihadang oleh dua orang perampok yang akan membunuhnya. teman Nabi Isa menawarkan kepada kedua perampok itu untuk membagi emas yang dibawanya menjadi tiga asalkan ia tidak dibunuh. Kedua orang perampok itupun setuju dengan usul tersebut.

Kemudian salah seorang perampok menyuruh rekannya pergi ke pasar untuk membeli makanan. Ketika sampai di pasar, orang yang pergi berbelanja itu berfikir untuk merebut semua emas yang dibagikan tadi. Ia pun menaburkan racun ke dalam makanan yang dibelinya agar temannya dan nabi Isa mati dan ia pun dapat memiliki seluruh emas tersebut.

Sepeninggalan salah seorang perampok yang membeli makanan, tinggallah teman Nabi Isa bersama seorang perampok lainnya di hutan itu. Namun perampok yang tinggal itu ternyata juga berpikiran sama seperti yang sedang pergi ke pasar. Ia lalu bersekongkol dengan teman Nabi Isa tadi untuk membagi emas itu berdua saja dan membunuh temannya yang berbelanja makanan jika nanti ia datang.

Ketika perampok yang berbelanja itu datang dari pasar, ia pun langsung dibunuh, hartanya lalu dibagi dua. Karena merasa lapar, mereka berdua pun menyantap makanan yang telah diberi racun itu hingga mereka berdua mati.

Saat Nabi Isa as. berjalan melewati hutan tersebut, beliau menemukan emas yang berasal dari kerikil tadi di samping tiga mayat yang terbujur kaku. Beliau kemudian berkata “Inilah contoh orang yang rakus terhadap harta dan dunia, maka berhati-hatilah kamu kepadanya.”

Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman (Bab Thaharah)

Jika semua bersih, hidup ini akan jadi nyaman bukan ? Islam mengajarkan hidup bersih kepada umatnya, aturan-aturan tentang hal tersebut diatur dalam bab Thaharah. Thaharah artinya adalah bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt. Sedangkan hadas merupakan keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh shalat, tawaf, dan lain sebagainya.

Apa saja yang harus dibersihkan?. Semuanya harus dibersihkan, dari mulai badan, pakaian, tempat dan lingkungan yang menjadi tempat segala aktivitas ibadah kita, terutama tempat yang kita gunakan untuk melaksanakan ibadah shalat. Tempat kita beribadah harus suci dari najis dan bersih dari segala kotoran sehingga ibadah kita akan menjadi lebih sempurna dan bermakna.

Thaharah terdiri 2 macam yaitu: thaharah dari najis dan thaharah dari hadas. Thaharah dari najis memiliki makna membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugalazah.

Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan, misalnya air seni bayi laki-laki yang belum berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara menyucikannya sangat mudah, yaitu cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.
Najis mutawassitah adalah najis pertengahan, contohnya adalah adalah darah, nanah, tinja, air seni, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyah dan najis ‘ainiyyah. Najis hukmiyyah adalah najis yang diyakini keberadaannya tetapi tidak nyata wujudnya (zatnya), bau dan rasanya. Cara menyucikannya adalah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan najis ‘ainiyyah adalah najis yang tampak jelas wujudnya (zat-nya) dan bisa diketahui melalui bau maupun rasanya. Cara menyucikannya adalah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.

Najis mugalazah adalah najis yang berat, Najis mugalazah ini bersumber dari anjing dan babi. cara menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali, dimana satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.

Seseorang dikatakan hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari empat hal, yaitu:

  1. Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur,
  2. Hilang akal (contohnya tidur),
  3. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim, dan
  4. Menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan.

Cara menyucikan hadas kecil dengan berwudhu. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum.
Bagaimana dengan hadas besar? Kita terkena hadas besar apabila mengalami/ melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:

1. Berhubungan suami istri (setubuh),
2. Keluar mani,
3. Haid (menstruasi),
4. Melahirkan,
5. Nifas, dan
6. Meninggal dunia.

Cara menyucikan hadas besar adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena terhalang sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum.


1. Mandi Wajib
Mandi wajib maksudnya adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering disebut juga mandi janabat (junub). Adapun tata cara mandi wajib adalah sebagai berikut.

a. Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar. jika dilafalkan maka bacaanya sebagai berikut :
Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman

“Saya niat mandi menghilangkan hadas besar karena Allah ta’ala”.
b. Menghilangkan najis apabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah.
c. Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Pada saat kita mandi wajib, disunahkan untuk mambaca basmalah, mencuci kedua tangan sebelum dimasukkan ke dalam bejana, berwudhu terlebih dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.

2. Wudhu
Wudhu maknanya adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Adapun tata cara wudhu adalah sebagai berikut.
a. Niat dalam hati, jika dilafalkan maka bacaannya sebagai berikut :
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَلِرَفْعِ الْحَدَثِ الْاَصْغَرِفَرْضًالِلّٰهِ تَعَالٰى
“Saya niat wudhu menghilangkan hadas kecil karena Allah ta’ala”.
b. Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung.
c. Membasuh muka.
d. Membasuh kedua tangan sampai siku.
e. Mengusap kepala.
f. Disunahkan membasuh telinga.
g. Membasuh kaki sampai mata kaki.
h. Tertib (dilakukan secara berurutan).
i. Berdoa setelah wudhu.

3. Tayammum
Tayammum merupakan pengganti wudhu atau mandi wajib. Hal ini dilakukan sebagai keringanan untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan. Misalnya suatu ketika, kita sedang memiliki hadas kecil atau hadas besar, tetapi kita harus segera shalat. Namun, pada saat itu tidak tersedia air atau tidak bisa menggunakan air karena sesuatu hal. Nah, solusinya adalah dengan melakukan tayammum menggunakan debu yang suci.
Jadi, tayammum dilakukan dengan menggunakan sarana debu yang suci. Debu ini digunakan sebagai pengganti air. Apabila kita berada di dalam pesawat atau kendaraan, debu yang digunakan untuk tayammum cukup mengusap debu yang ada di dinding pesawat atau kendaraan.

Cara ini boleh dilakukan jika:
a. Tidak ada air dan kita telah berusaha mencarinya.
b. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit.
c. Telah masuk waktu shalat.

Cara bertayammum adalah sebagai berikut.

a. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan shalat );
Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman

“Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan shalat, karena Allah ta’ala”.
b. Mengusap muka dengan tanah (debu yang suci);
c. Mengusap tangan kanan hingga siku-siku dengan debu;
d. Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu

Betapa pentingnya bersuci (thaharah) dalam kehidupan kita, baik dari najis maupun dari hadas. Bersuci memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa. Keutamaan-keutamaan itu, antara lain:
  1. Orang yang hidup bersih akan terhindar dari segala macam penyakit yang bersumber dari kuman dan kotoran.
  2. Rasulullah saw. bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wudhu akan bersinar wajahnya kelak saat ia dibangkitkan dari kubur.
  3. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.
  4. Rasulullah saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman.
  5. Kebersihan akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.

Saturday, January 17, 2015

Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Lilin Negara


Umar bin Abdul Aziz merupakan salah seorang khalifah Bani Umayyah. Umar bin Abdul Aziz merupakan keturunan Umar bin Khattab. Ketika menjabat sebagai khalifah, Umar bin Abdul Aziz menjaga dengan baik amanah dari rakyat berupa kekuasaan. Beliau seorang pemirnpin yang sangat amanah.

Suatu ketika datanglah seorang utusan dari salah satu daerah kepada Umar bin Abdul Aziz. Utusan tersebut tiba di kediaman Umar bin Abdul Aziz ketika malam menjelang. Meskipun sudah malam, Umar tetap menemui utusan tersebut. Utusan itu pun masuk dan Umar bin Abdul Aziz memerintahkan pelayan untuk menyalakan lilin sebagai penerangan. Umar bertanya kepada utusan tersebut tentang segala hal yang berkaitan dengan keadaan rakyat dan penguasa di daerahnya. Utusan itu pun menyampaikan segala yang diketahuinya tentang keadaan rakyat kepada Umar bin Abdul Aziz. Tidak ada sesuatu pun yang dia sembunyikan.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Lilin Negara

Selanjutnya, utusan itu bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz tentang keadaan diri dan keluarganya. Tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz meniup lilin dan menyuruh pelayan untuk menyalakan lilin kecil. Cahaya dari lilin tersebut tidak bisa menerangi ruangan karena cahayanya yang lemah. Umar bin Abdul Aziz pun mempersilakan utusan tersebut untuk bertanya tentang diri dan keluarga beliau. Rupanya utusan itu tertarik dengan perbuatan Umar bin Abdul Aziz yang mematikan Iilin. Utusan tersebut bertanya tentang sikap Umar yang mematikan lilin. Umar pun menjelaskan bahwa lilin yang beliau matikan adalah harta Allah dan kaum muslimin atau milik negara. Ketika utusan tersebut bertanya tentang urusan negara dan urusan rakyat, lilin itu dinyalakan. Begitu pembicaraan berbelok tentang keluarga dan keadaan pribadi, Umar pun mematikan lilin milik kaum muslimin tersebut. Umar tidak ingin menjadi pemimpin yang menyalahgunakan amanah dan kepercayaan rakyat.

Demikianlah kisah Umar bin Abdul Aziz yang patut kamu teladani. Umar bin Abdul Aziz merupakan pemimpin yang memegang dan melaksanakan dengan baik amanah rakyat. Teladani perilaku amanah Umar bin Abdul Aziz dan terapkan dalam kehidupanmu.

Sumber : 31 Cerita Ba'da Isya

Berperilaku Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari


Berperilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari sangat dianjurkan dalam Agama Islam. Pemahaman tentang perilaku amanah tersebut harus kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan melalui beberapa cara berikut.

  1. Menjaga titipan dan mengembalikannya seperti keada-an semula. Mungkin kamu pernah dititipi suatu barang oleh orang lain seperti buku, pensil, pulpen, atau barang-barang lainnya. Sebagai anak yang amanah kamu menjaga barang titipan tersebut dengan baik. Pada saat barang titipan tersebut diambil oleh pemiliknya kita harus mengembalikannya seperti keadaan semula. 
  2. Menjaga rahasia. Menjaga rahasia merupakan salah satu cara menerapkan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang menceritakan rahasianya berarti orang tersebut percaya kepadamu. Dengan demikian, sebagai orang yang dipercaya kamu harus dapat menjaga rahasia tersebut. 
  3. Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan merupakan amanah yang harus dijaga. Apa pun jabatan yang kamu pegang harus kamu laksanakan dengan baik. Jabatan sebagai ketua kelas, bendahara kelas, atau jabatan lain yang kamu emban harus kamu laksanakan dengan baik.Teman-temanmu memilihmu menjadi ketua, bendahara; sekretaris, atau jabatan lainnya berarti mereka percaya kepadamu. Oleh karena itu, kepercayaan tersebut harus kamu jaga dan laksanakan dengan baik. 
  4. Memelihara dan memanfaatkan nikmat yang dikaruniakan Allah Swt. dengan baik seperti umur, kesehatan, harta benda, ilmu, lingkungan sekitar, dan anggota tubuh. 
  5. Melaksanakan tugas dengan baik.Tugas yang kamu emban harus kamu laksanakan dengan baik. Kamu tidak hanya melaksanakan dengan baik tugas dari Bapak/lbu Guru. Kamu juga melaksanakan dengan baiktugas dari orang lain. Apa pun tugas atau amanah yang kamu emban, kamu berusaha melaksanakannya dengan baik. 
  6. Menjadi pemimpin yang memperhafikan kepentingan orang yang kamu pimpin. Mungkin kamu menjabat sebagai ketua kelas atau ketua organisasi.Tugas atau jabatan tersebut merupakan amanah. Kamu dipercaya oleh teman-temanmu di kelas atau organisasi untuk menjadi pemimpin bagi mereka. Kamu harus melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Kamu harus dapat memimpin teman-temanmu dengan adil, rendah hati, dan selalu berusaha memahami serta melaksanakan aspirasi mereka. 
  7. Bersikap atau berperilaku jujur.Kadang kamu menerima amanah berupa berita yang harus kamu sampaikan kepada orang lain. Pada saat menyampaikan amanah berupa berita hendaknya kamu sampaikan dengan jujur. Kamu tidak menambahi atau mengurangi berita yang harus kamu sampaikan. 

Demikianlah beberapa cara menerapkan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, agar amanah dapat tumbuh dalam diri orang yang memilikinya, ada beberapa cara yang dapat ditempuh sebagai berikut.

    Berperilaku Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari
  1. Memperkuat diri dengan belajar ilmu agama. Hal ini dapat kamu lakukan melalui beberapa cara seperti mengaji, mengikuti kajian-kajian agama, dan membaca buku-buku agama. Berbekal ilmu pengetahuan akan memudahkanmu membedakan perilaku yang amanah dan perilaku tidak amanah. Dengan demikian, kamu dapat dengan mudah menghindari perilaku tidak amanah. 
  2. Menyadari bahwa amanah merupakan fitrah manusia.Setiap manusia dikaruniai perilaku amanah. Mengap ada manusia yang tidak amanah? Hal ini karena manusia tersebut telah dipengaruhi oleh hal-hal yark ada di luar fitrahnya. Selain itu, setiap orang akan merasa senang melihat seseorang yang berperilaki amanah dan tidak menyukai orang yang khianat. 
  3. Menjernihkan hati dan jiwa dengan zikir. Saat berzikir kamu mengingat Allah Swt. dan berusalk mendekatkan diri kepada-Nya. Kamu berlindung kepada Allah Swt. agar tidak tergoda oleh hawa nafsi dan tetap memiliki fitrah berupa perilaku amanah. 


Hikmah dan Pentingnya Perilaku Amanah dalam Kehidupan

Hikmah Perilaku Amanah


Ada banyak sekali hikmah atau manfaat perilaku amanah. Beberapa manfaat atau hikmah perilaku amanah sebagai berikut.
  1. Dipercaya orang lain. Kepercayaan merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin hubungan atau berinteraksi antarsesama manusia. 
  2. Memperoleh simpati dan orang lain. 
  3. Memperoleh kesuksesan hidup dan dImudahkan oleh Allah Swt. 
  4. Menunalkan amanah termasuk melaksanakan perintah Allah Swt. dan rasul-Nya. Allah Swt. dan rasul-Nya dl dalam Al-Quran dan hadis memerintahkan manusia untuk menunaikan amanah, serta melarang berkhianat. Dengan demikian, menunaikan amanah termasuk implementasi ketakwaan kepada Allah Swt. 
  5. Allah Swt. akan mengaruniakan kemudahan dan solusi dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. 
  6. Menunaikan amanah menjadi salah satu ukuran kedekatan seseorang kepada Allah Swt. 

Hikmah dan Pentingnya Perilaku Amanah dalam Kehidupan

Pentingnya Perilaku Amanah dalam Kehidupan


Pada hakikatnya segala yang kamu miliki merupakan amanah dari Allah Swt. Tugas sebagai khalifah di bumi merupakan amanah yang harus kamu laksanakan dengan baik. Kecerdasan, kekayaan, dan jabatan merupakan amanah yang harus dimanfaatkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Di akhirat kelak manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah yang diembannya. Seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap amanah berupa kekuasaannya. Oleh karena itu, kamu harus menjaga dan melaksanakan amanah dengan baik.

Penerapan perilaku amanah dalam kehidupan akan menumbuhkan lingkungan yang aman, damai, dan tenteram. Amanah merupakan faktor utama terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa. Hal ini karena dengan sikap amanah semua komponen bangsa akan berperilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam setiap aktivitas kehidupan. Hitangnya perilaku amanah dalam kehidupan menjadi penyebab mewabahnya korupsi, kolusi, dan monopoll dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, hilangnya perilaku amanah menyebabkan musnahnya rasa saling perceya, tumbuhnya sikap saling mencurigai, dan beberapa sitat tercela lainnya. Sikap dan sifat tercela tersebut menjadikan kehidupan tidak tenteram dan tidak tenang.


Pengertian Perilaku Amanah

Pengertian perilaku amanah perlu kita fahami karena perilaku amanah sangat ditekankan dalam agama Islam. Pada artikel tentang arti dan makna kejujuran kamu telah belajar tentang perilaku jujur. Orang yang jujur biasanya akan teguh dalam memegang amanah. Jujur dan amanah merupakan serangkaian perilaku yang harus kita miliki.

Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya agar memiliki perilaku amanah. Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Pengertian amanah secara terminologi (istilah) dapat ditemukan pada beberapa pendapat ulama. Menurut Ahmad Mustafa al-Maragi, amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya. Menurut Ibn al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya.

Dari beberapa pengertian di depan dapat disimpulkan tentang pengertian amanah, yaitu menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya, dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harta maupun jasa. Amanah juga dapat diartikan sebagai sikap dapat menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Hak-hak Allah Swt. merupakan amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang. Contoh amanah manusia yang berkaitan dengan hak-hak Allah Swt. adalah salat, zakat, dan puasa. Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw. memerintahkan manusia berperilaku amanah dan melarang perilaku khianat.

Perhatikan hadis berikut.
Pengertian Perilaku Amanah

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, 'Tunaikanlah amanah kepada orang yang memercayaimu dan jangan engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu."(H.R. Abu Daud)

Perhatikan juga hadis Rasulullah saw. yang artinya :
Dari Abu Maryam al-Azdi berkata, aku telah mendengar Rasulullah saw. berkata: "Barang siapa yang Allah azza wajalla serahkan kepadanya sebagian urusan orang muslim, kemudian ia menutup diri dari melayani kebutuhan mereka dan keperluan mereka, maka Allah menutup diri darinya dan tidak melayani kebutuhannya, serta kepertuannya". Abu Maryam berkata: Kemudian Mu'awiyah menjadikan seseorang untuk mengurusi kebutuhan-kebutuhan manusia. (H.R. Abu Daud)

Hadis pertama menjelaskan bahwa Rasulullah saw. mengimbau kita untuk melaksanakan amanah. Kita harus menjaga kepercayaan dari orang lain. Akan tetapi, Rasulullah saw. melarang kita membalas orang yang mengkhianati kita. Maksudnya, walaupun telah dikhianati, kita tidak boleh membalasnya dengan tidak menjaga amanah. Hadis kedua menjelaskan bahwa Rasulullah saw. melarang seseorang meninggalkan tanggung jawabnya terutama tanggung jawab yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam. Jika hal itu dilakukan maka kepentingannya tidak akan diperhatikan oleh Allah Swt. Perilaku amanah memiliki keterkaitan erat dengan tanggung jawab. Seseorang yang dapat menjaga dan melaksanakan amanah dengan baik disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, seseorang yang tidak dapat menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, seseorang desebut bertanggung jawab atau tidak bergantung pada sikapnya dalam melaksanakan dan menjaga amanah. Mari membiasakan diri berperilaku amanah dengan cara melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Jika Bapak/lbu Guru memberi tugas, kerjakan tugas tersebut sebaik-baiknya. Jika kamu menjadi petugas piket kelas, laksanakan tugas piket sebaik-baiknya. Laksanakan salat ketika waktunya telah tiba meskipun tidak ada seorang pun yang melihatnya. Kerjakan soal ujian dengan kemampuanmu sendiri meskipun tidak ada garu yang mengawasi. Laksanakan tugas dan tanggung jawabmu dengan baik. Dengan demikian, kamu termasuk anak yang amanah.
Pengertian Perilaku Amanah

Membiasakan diri menjaga dan melaksanakan amanah terhadap hal-hal kecil akan menjadikanmu terbiasa melaksanakannya. Dengan demikian, jika kelak menjadi pemimpin, kamu akan menjadi pemimpin yang amanah. Kamu akan menjaga dan melaksanakan amanah dari orang yang kamu pimpin dengan baik. Jika sejak dini kamu telah terlatih dan terbiasa berperilaku amanah, kebiasaan tersebut akan terbawa seumur hidup. Berkaitan dengan perilaku amanah Rasulullah Muhammad saw. bersabda yang artinya :
Dari lbnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya ."(H.R. Bukhari dan Muslim)

Menurut Mustafa al-Maragi, perilaku amanah dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.

a. Amanah terhadap Allah Swt.

Amanah terhadap Allah Swt. berupa ketaatan terhadap segala perintah dan menjauhi segala larangan-- Nya. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qunan Surah al-Anfal [8] ayat 27 yang artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. al-Anfal [8]: 27)

Amanah kepada Allah Swt. berarti melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, seseorang yang tidak mau melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya berarti tidak memenuhi amanah-Nya. Bentuk perilaku dalam amanah manusia kepada Allah Swt. adalah menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang berrnanfaat. Selain itu, mengakui bahwa semua yang dimiliki manusia berasal dan titipan dari Allah Swt. Pada hakikatnya per-buatan maksiat merupakan perbuatan khianat kepada Allah Swt.

b. Amanah terhadap Sesama Manusia

Amanah terhadap sesama manusia meliputi hak-hak antarsesama manusia. Banyak contoh yang dapat kita temukan berkaitan dengan amanah terhadap sesama manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan seseorang yang dititipi barang atau pesan. Orang yang amanah akan menyampaikan titipan barang tersebut kepada orang yang dituju tanpa mengurangi. Ada juga orang yang dititipi pesan untuk disampaikan kepada seseorang. Orang yang amanah akan menyampaikan pesan tersebut tanpa menambah atau mengurangi. Berkaitan dengan amanah terhadap sesama manusia, Allah Swt. berfirman yang artinya:
"Sungguh, Allah telah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya . . ." (Q.S. an-Nisa [4]: 58)

Contoh perilaku amanah manusia kepada orang lain antara lain mengembalikan titipan kepada pemiliknya, tidak menipu dan berlaku curang, serta menjaga rahasia. Hal-hal yang termasuk jenis amanah ini sebagai berikut.

  1. Pemimpin berlaku adil terhadap masyarakat. 
  2. Ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada mereka. 
  3. Memberi motivasi untuk beramal saleh dan memberi manfaat kepada sesama manusia. 
  4. Memberi pendidikan yang baik, menyuruh berusaha memperoleh rezeki yang halal, dan memberi nasihat yang dapat memperkukuh keimanan. Dengan demikian, diharapkan seseorang mencintai kebenaran dan kebaikan serta terhindar dari kejelekan dan dosa. 

c. Amanah terhadap Diri Sendirl

Amanah terhadap diri sendiri dilaksanakan dengan memelihara dan menggunakan segenap ke-mampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Berkaitan dengan amanah terhadap diri sendiri Allah Swt. berfirman yang artinya:
Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya. (Q.S. Al Mu'minun [23]: 8)

Friday, January 16, 2015

Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan

Menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan wajib dilakukan oleh kita sebagai makhluk Allah. Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut, manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia bisa mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Namun sebaliknya, jika nafsu di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan.

Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh seorang manusia. Sebagaimana cinta, benci juga berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi seperti pada kasus anak-anak Nabi Adam as. Qabil dan Habil ataupun pada kisah Nabi Yusuf as. dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.

Islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt. berfirman:


Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan


Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (Q.S. al-Maidah/5: 32)

Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit.

Begitu juga apabila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang yang tak berdosa, maka pada hakikatnya dia telah membunuh manusia- manusia lain yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir di dunia ini. Al-Qur’an memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh sebuah masyarakat.

Pengadilan di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas, yaitu membunuh orang yang telah membunuh. Di Indonesia juga pernah dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh.

Dalam Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.

  1. Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.
  2. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan terhadap seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
  3. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seperti para dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.


Tugas kita bersama selaku muslim yang baik adalah menjaga ketenteraman hidup dengan cara mencintai tetangga, orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk menyakitinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya.

Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga, misalnya UU No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.

Soal-soal yang berkaitan dengan menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan
  1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan menghindarkan diri dari tindak kekerasan!
  2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu!
  3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi obyekif di lapangan yang kamu temui! 

Pentingnya Perilaku Toleransi dalam Islam

Pentingnya perilaku toleransi dalam Islam sudah banyak dan sering kita dengar dari ceramah, khotbah maupun tausiah yang dilakukan oleh para ulama. Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan ras, agama, suku, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat. Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik individu dan individu, individu dan kelompok masyarakat, serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat yang lainnya.

Terkait pentingnya toleransi, Allah Swt. menegaskan dalam firman-Nya sebagai berikut.
Q.S. Yunus/10: 40
Allah Swt. menjelaskan bahwa setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah, ada orang yang beriman kepada al-Qur’an dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari risalah yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka mati dalam kekafiran.

Pada Q.S. Yunus/10: 41 Allah Swt. memberikan penegasan kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah bahwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan. Allah Swt. Maha adil dan tidak pernah ẓalim, bahkan Dia memberi kepada setiap manusia sesuai dengan apa yang diterimanya.

Dari penjelasan ayat tersebut dapat disimpulkan hal-hal berikut.

  1. Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad saw. terbagi menjadi 2 golongan, ada umat yang beriman terhadap kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikannya dan ada pula golongan orang yang mendustakan kerasulan Nabi Muhammad saw. dan tidak beriman kepada al-Qur’an. 
  2. Allah Swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku hamba-hambanya yang beriman selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-Nya, begitu juga orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya. 
  3. Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.

Ayat di atas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi antara lain adalah tidak mengganggu aktivitas keagamaan orang lain. Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Dari Ibn Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR. Attirmizy)

Soal-soal yang berkaitan dengan pentingnya perilaku toleransi
  1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan toleransi!
  2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu!
  3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan yang kamu temui! 

Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Toleransi sebagai alat pemersatu bangsa harus dipupuk secara terus menerus dan konsisten. Salah satu agenda besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tantangan untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa tersebut salah satunya adalah masalah kerukunan umat beragama dan kerukunan bangsa. Kerukunan intern beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah. Kerukunan itu bukan barang gratis. Ada penggalan sejarah kelam di mana kerukunan pernah terkoyak di negeri ini.

Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Bukan hanya harta benda yang hilang terbakar, tetapi berapa banyak nyawa manusia tak bersalah juga melayang sia-sia. Kita sebagai masyarakat terpelajar harus berperan serta secara aktif dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara, menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, berpartisipasi dalam menjaga kerukunan, di mana saja kita berada dan kapan saja waktunya.

Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah Hadis yang artinya: “Dari Anas ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)

Melalui hadis di atas, Rasulullah saw. mengajak kepada umat Islam untuk saling menghargai, saling menghormati, dan saling mencintai di antara sesama.

Akhir-akhir ini, nilai kerukunan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat mulai terkikis, mengalami degradasi. Semboyan bhinneka tunggal ika sudah ada gejala mulai luntur dalam pemahaman dan pengamalan masyarakat.

Ini bisa dilihat berbagai konflik yang terjadi di berbagai daerah seperti kasus Poso, Ambon, Sampang yang mengatasnamakan agama. Konflik-konflik yang mengatasnamakan agama ini bahkan disinyalir telah mengancam terjadinya disintegrasi (perpecahan) dalam negara Indonesia.

Perhatikan peristiwa berikut ini!

  1. Tawuran antarpelajar menjadi trend bagi pelajar-pelajar sekarang. Seolah-olah tidak asyik kalau tidak tawuran. Sialnya, mereka yang terlibat langsung akan menjadi korban, ada yang korban fisik, ada yang harus masuk tahanan polisi, ada pula yang kemudian dikeluarkan dari sekolah. Bahkan, kepolisian sudah membuat kebijakan bagi pelajar-pelajar yang pernah terlibat tawuran akan diberi peringatan berupa dipersulit ketika mau membuat surat keterangan kelakuan baik (SKKB).
  2. Pengrusakan tempat-tempat ibadah, tawuran antarwarga, demonstrasi mahasiswa, dan berbagai macam tindakan kekerasan lainnya telah menggambarkan secara jelas pudarnya persatuan dan rasa toleransi. Apa yang kamu lakukan melihat kondisi seperti ini?
  3. Saat lebaran tiba, semua muslim bersahaja, bergembira menyambut Idul Fitri. Saling bersilaturrahmi dan saling memaafkan menjadi kebiasaan baik di setiap lebaran. Yang tua memaafkan yang muda, yang muda meminta maaf. Sungguh pemandangan yang perlu dilestarikan. Bagaimana tanggapanmu apabila suasana tersebut berlangsung setiap saat?
Cermati peristiwa di atas, kemudian berikan tanggapanmu dari beberapa sudut pandang (contoh dari sisi agama, sosial, budaya, dan sebagainya)!


Mari kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia. Kondisi bangsa Indonesia yang berbhinneka ini harus kita pertahankan demi ketenteraman dan kedamaian penduduknya. Salah satu cara mempertahankan kebhinnekaan ini adalah dengan toleransi atau saling menghargai.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antarsuku, ras, golongan dan agama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah di atas.

Berikut perilaku-perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran Islam.

  1. Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain agar mereka mengikuti keyakinan kita. Orang yang berkeyakinan lain pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada kita. Dengan memperlihatkan perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan tertarik. Rasulullah saw. selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa pun termasuk musuh-musuhnya, banyak orang kafir yang tertarik kepada akhlak Rasulullah saw. lalu masuk Islam karena kemuliaannya.
  2. Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan membawa perbedaan. Kita mencoba menghargai perbedaan tersebut.
  3. Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lalu bantulah orang yang membutuhkan. Sering terjadi tindak kekerasan disebabkan hilangnya rasa empati. Ketika mau mengganggu orang lain, harus sadar bahwa mengganggu itu akan menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita. Masih banyak lagi contoh perilaku toleransi yang harus kita miliki.


Dengan toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan saling menghormati, akan terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.

Rangkuman Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa

  1. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap toleran perlu dikembangkan.
  2. Dalam masalah keimanan (aqidah) dan peribadatan (ibadah), kita berpegang pada keyakinan tanpa bergeser sedikit pun, tetapi tetap menghargai orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita.
  3. Manusia diberi kebebasan untuk memilih agama atau keyakinan mana pun karena agama adalah hak azasi manusia. Akan tetapi, semua pilihan itu ada konsekuensinya. Manusia harus bertanggung jawab terhadap pilihannya tersebut.
  4. Allah Swt. menjanjikan surga bagi yang bertaqwa dan neraka bagi orang-orang yang dhalim.
  5. Dalam pergaulan hidup bermasyarakat antara umat Islam dan umat lain (non-Islam) hendaknya saling menghormati dan menghargai serta boleh bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan, ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan bersama. 

Wednesday, January 14, 2015

Nama-nama Nabi dan Rasul Allah yang wajib diketahui

Sebagaimana kita ketahui, dalam agama Islam terdapat 124.000 nabi, yaitu utusan Allah Swt yang diberi wahyu tapi hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan utusan Allah Swt. yang diturunkan kepadanya wahyu dan diperintahkan oleh Allah Swt. untuk disebarkan ke orang lain disebut rasul yang jumlahnya ada 313 orang. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban didalam shahihnya dari Abu Dzar al Ghifary berkata,”Aku bertanya kepada Rasulullah saw berapakah jumlah para nabi?” beliau saw bersabda,”124.000.” lalu aku bertanya berapa jumlah para rasul?” maka beliau saw bersabda, ”313.”.

Semua rasul bisa disebut nabi, tapi tidak semua nabi dapat disebut rasul. Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk mengetahui 25 nabi dan rasul diantara sekian banyak itu. Diantara 25 rasul tersebut, 5 orang diantaranya disebut ulul azmi. Berikut ini nama-nama Rasul Allah Swt. sebagai tambahan ilmu yang bermanfa’at atau barang kali kita dapat menggunakan salah satu nama dari para rasul tersebut untuk anak kita.

Nabi dan Rasul mempunyai 4 sifat wajib dan 4 sifat mustahil, serta satu sifat jaiz, yaitu :

  • Shiddiq (benar), Mustahil ia Kizib (dusta).
  • Amanah (dapat dipercaya), mustahil Khianat (curang).
  • Tabliqh (Menyampaikan wahyu kepada umatnya), Mustahil Kitman (menyembunyikan Wahyu).
  • Fathonah (Pandai/cerdas), Mustahil Jahlun (Bodoh).
  • Bersifat jaiz yaitu Aradhul Basyariyah (sifat-sifat sebagaimana manusia)

313 Nama-nama Nabi dan Rasul allah

1 Nabi Adam a.s.
2 Nabi Tsits a.s.
3 Nabi Anuwsy a.s.
4 Nabi Qiynaaq a.s.
5 Nabi Mahyaa’iyl a.s.
6 Nabi Akhnuwkh a.s.
7 Nabi Idris a.s.
8 Nabi Mutawatsilakh a.s.
9 Nabi Nuh a.s.
10 Nabi Hud a.s.
11 Nabi Abhaf a.s.
12 Nabi Murdaaziyman a.s.
13 Nabi Tsari’ a.s.
14 Nabi Sholeh a.s.
15 Nabi Arfakhtsyad a.s.
16 Nabi Shofwaan a.s.
17 Nabi Handholah a.s.
18 Nabi Luth a.s.
19 Nabi Ishoon a.s.
20 Nabi Ibrahim a.s.
21 Nabi Isma’il a.s.
22 Nabi Ishaq a.s.
23 Nabi Ya’qub a.s.
24 Nabi Yusuf a.s.
25 Nabi Tsama’il a.s.
26 Nabi Tsu’ayb a.s.
27 Nabi Musa a.s.
28 Nabi Luthoon a.s.
29 Nabi Ya’wa a.s.
30 Nabi Harun a.s.
31 Nabi Kaylun a.s.
32 Nabi Yusya’ a.s.
33 Nabi Daaniyaal a.s.
34 Nabi Bunasy a.s.
35 Nabi Balyaa a.s.
36 Nabi Armiyaa a.s.
37 Nabi Yunus a.s.
38 Nabi Ilyas a.s.
39 Nabi Sulaiman a.s.
40 Nabi Daud a.s.
41 Nabi Ilyasa’ a.s.
42 Nabi Ayub a.s.
43 Nabi A’us a.s.
44 Nabi Dzanin a.s.
45 Nabi Alhami’ a.s.
46 Nabi Tsabits a.s.
47 Nabi Ghobir a.s.
48 Nabi Hamilan a.s.
49 Nabi Dzulkifli a.s.
50 Nabi Uzair a.s.
51 Nabi Azkolan a.s.
52 Nabi Izan a.s.
53 Nabi Alwun a.s.
54 Nabi Zayin a.s.
55 Nabi Aazim a.s.
56 Nabi Harbad a.s.
57 Nabi Syadzun a.s.
58 Nabi Sa’ad a.s.
59 Nabi Gholib a.s.
60 Nabi Syamaas a.s.
61 Nabi Syam’un a.s.
62 Nabi Fiyaadh a.s.
63 Nabi Qidhon a.s.
64 Nabi Saarom a.s.
65 Nabi Ghinadh a.s.
66 Nabi Saanim a.s.
67 Nabi Ardhun a.s.
68 Nabi Babuzir a.s.
69 Nabi Kazkol a.s.
70 Nabi Baasil a.s.
71 Nabi Baasan a.s.
72 Nabi Lakhin a.s.
73 Nabi Ilshots a.s.
74 Nabi Rasugh a.s.
75 Nabi Rusy’in a.s.
76 Nabi Alamun a.s.
77 Nabi Lawqhun a.s.
78 Nabi Barsuwa a.s.
79 Nabi Al’azhim a.s.
80 Nabi Ratsaad a.s.
81 Nabi Syarib a.s.
82 Nabi Habil a.s.
83 Nabi Mublan a.s.
84 Nabi Imron a.s.
85 Nabi Harib a.s.
86 Nabi Jurits a.s.
87 Nabi Tsima’ a.s.
88 Nabi Dhorikh a.s.
89 Nabi Sifaan a.s.
90 Nabi Qubayl a.s.
91 Nabi Dhofdho a.s.
92 Nabi Ishoon a.s.
93 Nabi Ishof a.s.
94 Nabi Shodif a.s.
95 Nabi Barwa’ a.s.
96 Nabi Haashiim a.s.
97 Nabi Hiyaan a.s.
98 Nabi Aashim a.s.
99 Nabi Wijaan a.s.
100 Nabi Mishda’ a.s.
101 Nabi Aaris a.s.
102 Nabi Syarhabil a.s.
103 Nabi Harbiil a.s.
104 Nabi Hazqiil a.s.
105 Nabi Asymu’il a.s.
106 Nabi Imshon a.s.
107 Nabi Kabiir a.s.
108 Nabi Saabath a.s.
109 Nabi Ibaad a.s.
110 Nabi Basylakh a.s.
111 Nabi Rihaan a.s.
112 Nabi Imdan a.s.
113 Nabi Mirqoon a.s.
114 Nabi Hanaan a.s.
115 Nabi Lawhaan a.s.
116 Nabi Walum a.s.
117 Nabi Ba’yul a.s.
118 Nabi Bishosh a.s.
119 Nabi Hibaan a.s.
120 Nabi Afliq a.s.
121 Nabi Qoozim a.s.
122 Nabi Ludhoyr a.s.
123 Nabi Wariisa a.s.
124 Nabi Midh’as a.s.
125 Nabi Hudzamah a.s.
126 Nabi Syarwahil a.s.
127 Nabi Ma’na’il a.s.
128 Nabi Mudrik a.s.
129 Nabi Hariim a.s.
130 Nabi Baarigh a.s.
131 Nabi Harmiil a.s.
132 Nabi Jaabadz a.s.
133 Nabi Dzarqon a.s.
134 Nabi Ushfun a.s.
135 Nabi Barjaaj a.s.
136 Nabi Naawi a.s.
137 Nabi Hazruyiin a.s.
138 Nabi Isybiil a.s.
139 Nabi Ithoof a.s.
140 Nabi Mahiil a.s.
141 Nabi Zanjiil a.s.
142 Nabi Tsamithon a.s.
143 Nabi Alqowm a.s.
144 Nabi Hawbalad a.s.
145 Nabi Solih a.s.
146 Nabi Saanukh a.s.
147 Nabi Raamiil a.s.
148 Nabi Zaamiil a.s.
149 Nabi Qoosim a.s.
150 Nabi Baayil a.s.
151 Nabi Yaazil a.s.
152 Nabi Kablaan a.s.
153 Nabi Baatir a.s.
154 Nabi Haajim a.s.
155 Nabi Jaawih a.s.
156 Nabi Jaamir a.s.
157 Nabi Haajin a.s.
158 Nabi Raasil a.s.
159 Nabi Waasim a.s.
160 Nabi Raadan a.s.
161 Nabi Saadim a.s.
162 Nabi Syu’tsan a.s.
163 Nabi Jaazaan a.s.
164 Nabi Shoohid a.s.
165 Nabi Shohban a.s.
166 Nabi Kalwan a.s.
167 Nabi Shoo’id a.s.
168 Nabi Ghifron a.s.
169 Nabi Ghooyir a.s.
170 Nabi Lahuun a.s.
171 Nabi Baldakh a.s.
172 Nabi Haydaan a.s.
173 Nabi Lawii a.s.
174 Nabi Habro’a a.s.
175 Nabi Naashii a.s.
176 Nabi Haafik a.s.
177 Nabi Khoofikh a.s.
178 Nabi Kaashikh a.s.
179 Nabi Laafats a.s.
180 Nabi Naayim a.s.
181 Nabi Haasyim a.s.
182 Nabi Hajaam a.s.
183 Nabi Miyzad a.s.
184 Nabi Isyamaan a.s.
185 Nabi Rahiilan a.s.
186 Nabi Lathif a.s.
187 Nabi Barthofun a.s.
188 Nabi A’ban a.s.
189 Nabi Awroidh a.s.
190 Nabi Muhmuthshir a.s.
191 Nabi Aaniin a.s.
192 Nabi Namakh a.s.
193 Nabi Hunudwal a.s.
194 Nabi Mibshol a.s.
195 Nabi Mudh’ataam a.s.
196 Nabi Thomil a.s.
197 Nabi Thoobikh a.s.
198 Nabi Muhmam a.s.
199 Nabi Hajrom a.s.
200 Nabi Adawan a.s.
201 Nabi Munbidz a.s.
202 Nabi Baarun a.s.
203 Nabi Raawan a.s.
204 Nabi Mu’biin a.s.
205 Nabi Muzaahiim a.s.
206 Nabi Yaniidz a.s.
207 Nabi Lamii a.s.
208 Nabi Firdaan a.s.
209 Nabi Jaabir a.s.
210 Nabi Saalum a.s.
211 Nabi Asyh a.s.
212 Nabi Harooban a.s.
213 Nabi Jaabuk a.s.
214 Nabi Aabuj a.s.
215 Nabi Miynats a.s.
216 Nabi Qoonukh a.s.
217 Nabi Dirbaan a.s.
218 Nabi Shokhim a.s.
219 Nabi Haaridh a.s.
220 Nabi Haarodh a.s.
221 Nabi Harqiil a.s.
222 Nabi Nu’man a.s.
223 Nabi Azmiil a.s.
224 Nabi Murohhim a.s.
225 Nabi Midaas a.s.
226 Nabi Yanuuh a.s.
227 Nabi Yunus a.s.
228 Nabi SaaSaan a.s.
229 Nabi Furyum a.s.
230 Nabi Farbusy a.s.
231 Nabi Shohib a.s.
232 Nabi Ruknu a.s.
233 Nabi Aamir a.s.
234 Nabi Sahnaq a.s.
235 Nabi Zakhun a.s.
236 Nabi Hiinyam a.s.
237 Nabi Iyaab a.s.
238 Nabi Shibah a.s.
239 Nabi Arofun a.s.
240 Nabi Mikhlad a.s.
241 Nabi Marhum a.s.
242 Nabi Shonid a.s.
243 Nabi Gholib a.s.
244 Nabi Abdullah a.s.
245 Nabi Adruzin a.s.
246 Nabi Idasaan a.s.
247 Nabi Zahron a.s.
248 Nabi Bayi’ a.s.
249 Nabi Nuzhoyr a.s.
250 Nabi Hawziban a.s.
251 Nabi Kaayiwuasyim a.s.
252 Nabi Fatwan a.s.
253 Nabi Aabun a.s.
254 Nabi Rabakh a.s.
255 Nabi Shoobih a.s.
256 Nabi Musalun a.s.
257 Nabi Hijaan a.s.
258 Nabi Rawbal a.s.
259 Nabi Rabuun a.s.
260 Nabi Mu’iilan a.s.
261 Nabi Saabi’an a.s.
262 Nabi Arjiil a.s.
263 Nabi Bayaghiin a.s.
264 Nabi Mutadhih a.s.
265 Nabi Rahiin a.s.
266 Nabi Mihros a.s.
267 Nabi Saahin a.s.
268 Nabi Hirfaan a.s.
269 Nabi Mahmuun a.s.
270 Nabi Hawdhoon a.s.
271 Nabi Alba’uts a.s.
272 Nabi Wa’id a.s.
273 Nabi Rahbul a.s.
274 Nabi Biyghon a.s.
275 Nabi Batiihun a.s.
276 Nabi Hathobaan a.s.
277 Nabi Aamil a.s.
278 Nabi Zahirom a.s.
279 Nabi Iysaa a.s.
280 Nabi Shobiyh a.s.
281 Nabi Yathbu’ a.s.
282 Nabi Jaarih a.s.
283 Nabi Shohiyb a.s.
284 Nabi Shihats a.s.
285 Nabi Kalamaan a.s.
286 Nabi Bawumii a.s.
287 Nabi Syumyawun a.s.
288 Nabi Arodhun a.s.
289 Nabi Hawkhor a.s.
290 Nabi Yaliyq a.s.
291 Nabi Bari’ a.s.
292 Nabi Aa’iil a.s.
293 Nabi Kan’aan a.s.
294 Nabi Hifdun a.s.
295 Nabi Hismaan a.s.
296 Nabi Yasma’ a.s.
297 Nabi Arifur a.s.
298 Nabi Aromin a.s.
299 Nabi Fadh’an a.s.
300 Nabi Fadhhan a.s.
301 Nabi Shoqhoon a.s.
302 Nabi Syam’un a.s.
303 Nabi Rishosh a.s.
304 Nabi Aqlibuun a.s.
305 Nabi Saakhim a.s.
306 Nabi Khoo’iil a.s.
307 Nabi Ikhyaal a.s.
308 Nabi Hiyaaj a.s.
309 Nabi Zakariya a.s.
310 Nabi Yahya a.s.
311 Nabi Jurhas a.s.
312 Nabi Isa a.s.
313 Nabi Muhammad SAW

Nama-nama Nabi dan Rasul Allah yang wajib diketahui

25 Nama-nama Nabi dan Rasul allah yang wajib diketahui


  1. Nabi Adam a.s.
  2. Nabi Idris a.s.
  3. Nabi Nuh a.s.
  4. Nabi Hud a.s.
  5. Nabi Saleh a.s.
  6. Nabi Ibrahim a.s.
  7. Nabi Luth a.s.
  8. Nabi Ismail a.s.
  9. Nabi Ishaq a.s.
  10. Nabi Ya’qub a.s.
  11. Nabi Yusuf a.s.
  12. Nabi Ayub a.s.
  13. Nabi Zulkifli a.s.
  14. Nabi Syu’aib a.s.
  15. Nabi Musa a.s.
  16. Nabi Harun a.s.
  17. Nabi Daud a.s.
  18. Nabi Sulaiman a.s.
  19. Nabi Ilyas a.s.
  20. Nabi Ilyasa a.s.
  21. Nabi Yunus a.s.
  22. Nabi Zakaria a.s.
  23. Nabi Yahya a.s.
  24. Nabi Isa a.s.
  25. Nabi Muhammad SAW


5 Nama - nama Rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi

Ulul Azmi merupakan Nabi dan Rasul pilihan dari sekian banyak Nabi dan Rasul, gelar ini diberikan hanya kepada Nabi dan Rasul yang memiliki tingkat kesabaran dan ketabahan yang amat sangat luar biasa dalam menjalankan amanah Allah untuk menyebarkan agama Allah di muka bumi ini.
  1. Nabi Nuh a.s.
  2. Nabi Ibrahim a.s.
  3. Nabi Musa a.s.
  4. Nabi Isa a.s.
  5. Nabi Muhammad SAW. 

Tuesday, January 13, 2015

Tata cara pelaksanaan Shalat Jumat secara umum

Aku Ingin Bisa Shalat Jumat
Kamu selalu melaksanakan Shalat Jumat, bukan? Sekarang saatnya mengetahui ketentuan mengenai praktik Shalat Jumat. Semoga ibadah Shalat Jumat kalian menjadi semakin sempurna. Walaupun Shalat Jumat hanya diwajibkan kepada laki-laki, perempuan juga harus mengerti tentang tata cara atau ketentuannya. Pada artikel ini kita akan membahas tentang  tata cara pelaksanaan Shalat Jumat.

Tata cara pelaksanaan Shalat Jumat secara umum adalah sebagai berikut.

    Tata cara pelaksanaan Shalat Jumat secara umum
  1. Bersihkan terlebih dahulu badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis atau kotoran.
  2. Sebelum berangkat ke masjid disunahkan untuk mandi terlebih dahulu, memotong kuku, mencukur kumis, dan menghilangkan bau yang tidak sedap.
  3. Pakailah pakaian yang bersih (disunahkan yang berwarna putih, memakai kopiah, dan memakai wangi-wangian.)
  4. Segera pergi ke masjid dan melaksanakan Shalat tahiyyatul masjid (Shalat menghormati masjid) dua rakaat sebelum duduk.
  5. Sambil menunggu khatib naik mimbar disunahkan membaca dzikir, Shalawat Nabi dan membaca Al-Qur'an.
  6. Ketika masuk waktu dzuhur muadzdzin mengumandangkan adzan yang pertama.
  7. Setelah selesai adzan jamaah melaksanakan Shalat sunnah qabliyyah/Shalat sunat Jumat.
  8. Khatib naik ke mimbar mengucapkan salam, muadzdzin mengumandangkan adzan yang kedua.
  9. Bagi yang melaksanakan Shalat Jumat dengan azan sekali, maka sebelum azan khatib naik mimbar, kemudian dikumandangkan azan. Setelah azan selesai, khatib melaksanakan khutbah.
  10. Khatib menyampaikan khotbahnya dengan dua kali khotbah diselingi dengan duduk di antara dua khotbah.
  11. Pada saat khotbah dibacakan, jamaah memperhatikan dengan khusuk, tidak bercakap-cakap, meskipun suara khotbah tidak terdengar.
  12. Setelah selesai khotbah, muadzin mengumandangkan iqamah, sebagai tanda dimulainya Shalat Jumat.
  13. Jamaah bersiap-siap untuk melaksanakan Shalat Jumat.
  14. Sebelum Shalat dimulai, imam hendaknya mengingatkan makmum untuk merapatkan dan meluruskan Shaf serta mengisinya yang masih kosong.
  15. Imam memimpin Shalat Jumat berjamaah dua rakaat.
  16. Jamaah disunahkan untuk berdzikir dan berdoa setelah selesai Shalat Jumat.
  17. Sebelum meninggalkan masjid jamaah disunahkan untuk melaksanakan Shalat sunnah ba’diyah terlebih dahulu.
Itulah tata cara shalat Jumat secara umum, adapun tentang shalat jum'at secara lebih detail dapat kalian baca di artikel tentang Shalat Jum'at.


Kisah Abu Hanifah dan Tukang Sepatu Tetangganya


Di Kufah, Abu Hanifah mempunyai tetangga seorang tukang sepatu. Sepanjang hari tukang sepatu itu bekerja. Menjelang malam barulah ia pulang ke rumah. Biasanya, ia membawa oleh-oleh berupa daging untuk dimasak atau seekor ikan besar untuk dibakar. Selesai makan, tukang sepatu itu terus minum tiada henti-hentinya sambil bernyanyi dan baru berhenti jauh malam setelah ia merasa mengantuk sekali, kemudian tertidur pulas.

Abu Hanifah yang sudah terbiasa melaksanakan Shalat sepanjang malam, tentu saja merasa terganggu oleh suara nyanyian si tukang sepatu tersebut. Tetapi, ia diamkan saja. Pada suatu malam, Abu Hanifah tidak mendengar tetangganya itu bernyanyi-nyanyi seperti biasanya. Sesaat Abu Hanifah keluar untuk mencari kabarnya, ternyata menurut keterangan tetangga lain, ia baru saja ditangkap polisi dan ditahan.

Kisah Abu Hanifah dan Tukang Sepatu Tetangganya

Selesai Shalat Subuh, ketika hari masih pagi, Abu Hanifah naik bigal-nya menuju ke istana. Ia ingin menemui Amir Kufah. Ia disambut dengan penuh khidmat dan hormat. Sang Amir sendiri yang berkenan menemuinya. “Ada yang bisa aku bantu?” tanya sang Amir.
“Tetanggaku yang pekerjanaannya tukang sepatu kemarin ditangkap polisi. Tolong lepaskan ia dari tahanan, Amir," jawab Abu Hanifah.
“Baiklah,” kata Amir yang segera menyuruh seorang polisi penjara untuk melepaskan tetangga Abu Hanifah yang baru ditangkap kemarin petang itu.

Abu Hanifah pulang ke rumah dengan naik bigal-nya pelan-pelan. Sementara, si tukang sepatu berjalan kaki di belakangnya. Ketika tiba di rumah, Abu Hanifah turun dan menoleh kepada tetangganya itu seraya berkata, “Bagaimana? Aku tidak mengecewakanmu, kan?”
“Tidak, bahkan sebaliknya,” Ia menambahkan,
“Terima kasih. Semoga Allah memberimu balasan kebajikan."

Sejak itu ia tidak lagi mengulangi kebiasaannya, sehingga Abu Hanifah dapat merasa lebih khusyuk’ dalam ibadahnya setiap malam.

Monday, January 12, 2015

Pengertian dan Ketentuan Shalat Jumat

Apa Shalat Jumat itu ? Pengertian Shalat Jumat adalah Shalat wajib dua rakaat dengan berjamaah yang dilaksanakan sesudah khotbah Jumat pada waktu dzuhur di hari Jumat. Hukumnya wajib bagi laki-laki yang sudah memenuhi syarat.

Firman Allah Swt. dalam Al-Quran : "Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan Shalat di hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli.” (Q.S. al-Jumu’ah/62: 9)

Apa Shalat Jumat itu ?

Shalat Jumat pada prinsipnya sama dengan Shalat wajib yang dilaksanakan secara berjamaah. Shalat Jumat adalah Shalat wajib atau fardhu ‘ain yang dilaksanakan oleh setiap muslim laki-laki dalam setiap minggunya setiap hari Jumat. Shalat Jumat harus dilaksanakan secara berjamaah dan tidak boleh dilakukan sendiri-sendiri. Agar Shalat Jumat dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, maka kalian harus mengetahui ketentuan-ketentuannya.

Syarat Wajib Shalat Jumat

Shalat Jumat dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.

a. Islam.
b. Ballig (dewasa), anak-anak tidak diwajibkan.
c. Berakal, orang gila tidak wajib.
d. Laki-laki, perempuan tidak diwajibkan.
e. Sehat, orang yang sedang sakit atau berhalangan tidak diwajibkan.
f. Menetap (bermukim), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak wajib.

Ketentuan Shalat Jumat

Syarat Sah Mendirikan Shalat Jumat
Shalat Jumat dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut.
  1. Shalat Jumat dilaksanakan di tempat yang telah dijadikan tempat bermukim oleh penduduknya, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Oleh karena itu, tidak sah mendirikan Shalat Jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya singgah di sana untuk sementara waktu saja. melaksanakan Shalat Jumat di masjid sekolah
  2. Shalat Jumat dilaksanakan secara berjamaah. Tidak sah hukumnya apabila Shalat Jumat dilaksanakan sendiri-sendiri. Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah orang untuk dapat mendirikan Shalat Jumat. Sebagian ulama mengatakan minimal 40 orang, tapi ada juga yang mengatakan minimal 2 orang.
  3. Shalat Jumat dilaksanakan pada waktu dzuhur. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi: Dari Anas bin Malik,” Sesungguhnya Rasulullah saw. Shalat Jumat ketika matahari telah tergelincir.”(H.R. Bukhari)
  4. Shalat Jumat dilaksanakan dengan didahului dua khotbah.


Khotbah Jumat

Khotbah Jumat merupakan nasihat dan tuntunan ibadah yang disampaikan oleh khatib kepada jamaah Shalat Jumat. Perhatikan rukun dan syarat khotbah Jumat ini.

a. Rukun khotbah Jumat
  1. Mengucapkan puji-pujian kepada Allah Swt.
  2. Membaca shalawat atas Rasulullah saw.
  3. Mengucapkan dua kalimat syahadat.
  4. Berwasiat (bernasihat).
  5. Membaca ayat al-Qur'an pada salah satu dua khotbah.
  6. Berdoa untuk semua umat Islam pada khotbah yang kedua.

b. Syarat Khotbah Jumat
  1. Khotbah Jumat dilaksanakan tepat siang hari saat matahari tinggi dan mulai bergerak condong ke arah Barat.
  2. Khotbah Jumat dilaksanakan dengan berdiri jika mampu.
  3. Khatib Jumat hendaklah duduk di antara dua khotbah.
  4. Khotbah Jumat disampaikan dengan suara yang keras dan jelas.
  5. Khotbah Jumat dilaksanakan secara berturut-turut jarak antara keduanya.
  6. Khatib Jumat suci dari hadas dan najis.
  7. Khatib Jumat menutup aurat.

c. Sunah Khotbah Jumat
  1. Khotbah Jumat dilaksanakan di atas mimbar atau tempat yang tinggi.
  2. Khotbah Jumat disampaikan dengan kalimah yang fasih, terang, dan mudah dipahami.
  3. Khatib menghadap ke jamaah Shalat Jumat.
  4. Khatib membaca shalawat atau yang lainnya di antara dua khotbah.
  5. Khatib menertibkan tiga rukun, yaitu dimulai dengan puji-pujian, salawat Nabi, dan berwasiat.
  6. Jamaah Shalat Jumat hendaklah diam, tenang dan memperhatikan khotbah Jumat.
  7. Khatib hendaklah memberi salam.
  8. Khatib hendaklah duduk di kursi mimbar sesudah memberi salam dan mendengarkan adzan.

d. Sunah yang Berkaitan dengan Shalat Jumat
  1. Mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke masjid.
  2. Memakai pakaian yang bagus dan disunahkan berwarna putih.
  3. Memakai wangi-wangian.
  4. Memotong kuku, menggunting kumis, dan menyisir rambut.
  5. Menyegerakan pergi ke masjid untuk melaksanakan Shalat Jumat.
  6. Melaksanakan Shalat tahiyatul masjid (Shalat untuk menghormati masjid)
  7. Membaca al-Qur'an atau dzikir sebelum khotbah Jumat.
  8. Memperbanyak doa dan shalawat atas Nabi Muhammad saw.

e. Adab Melaksanakan Shalat Jumat
  1. Meluruskan Shaf (barisan Shalat). Shaf di depan yang masih kosong segera diisi. Salah satu kesempurnaan Shalat berjamaah adalah shaf-nya lurus dan rapat.
  2. Ketika khatib sedang berkhotbah, jamaah tidak boleh berbicara satu kata pun. Berkata-kata saat khotbah berlangsung menjadikan Shalat Jumat sia-sia. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat, ‘diamlah, dan khatib sedang berkhotbah! ”Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (H.R. Bukhari Muslim).

Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas. Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda yang artinya: “Barang siapa yang berbicara pada saat imam khotbah Jumat, maka ia seperti keledai yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang untuk diam, maka tidak sempurna Shalat Jumatnya.” (H.R. Ahmad).

f. Hikmah Shalat Jumat
  1. Memuliakan hari Jumat.
  2. Menguatkan tali silaturrahmi. Kita bisa mengetahui kondisi jamaah yang lainnya. Misalnya, jika kita melihat ada jamaah sedang dilanda kesusahan hidup, kita bisa membantu mereka. Atau, jika ada yang jarang ke masjid karena sakit, kita usahakan untuk menjenguk mereka. Bahkan, jika kita melihat ada yang bermaksiat, kita harus langsung menasihatinya. Dari sini umat Islam bisa mewujudkan semangat tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa sekaligus saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran dengan amar ma'ruf dan nahi munkar.
  3. Berkumpulnya umat Islam dalam masjid merupakan salah satu cara untuk mencari barakah Allah Swt.
  4. Dengan sering berjamaah di masjid, bisa menambah semangat bekerja kita karena terbiasa melihat orang-orang yang semangat beribadah di masjid.
  5. Melipatgandakan pahala kebaikan.
  6. Membiasakan diri untuk disiplin terhadap waktu. 

Halangan Shalat Jumat 

Kadangkala, dalam kehidupan ini tidak semuanya dapat berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan. Ada kemungkinan terjadi hal-hal yang dapat menghalangi kita saat akan melakukan shalat Jumat. Hal-hal yang dapat dijadikan alasan untuk seseorang boleh tidak melaksanakan Shalat Jumat adalah sebagai berikut.
  1. Sakit. Orang yang sakit diperbolehkan tidak melaksanakan Shalat Jumat, tetapi harus melaksanakan Shalat dzuhur.
  2. Hujan lebat, angin kencang, dan bencana alam yang menyulitkan untuk pergi ke masjid melaksanakan Shalat Jumat.
  3. Musafir, yaitu seseorang yang sedang melaksanakan perjalanan jauh.
  4. Kondisi dan situasi perjalanan menuju tempat melaksanakan Shalat Jumat tidak aman. 


Keutamaan Hari Jumat


Keutamaan yang besar itu menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya menyambut hari itu agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi Saw. pada hari Jumat:

1. Memperbanyak shalawat Nabi

Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian merupakan hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, sebab sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata : “Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah? Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.”  dalam riwayat lain disebutkan, “Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at, sesungguhnya tidak seorang pun yang membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at kecuali diperlihatkan kepadaku shalawatnya itu.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

2. Mandi Janabah

Mandi pada hari Jumat sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang balig berdasar hadits Abu Sa’id Al Khudri, dimana Rasululloh bersabda yang artinya, “Mandi pada hari Jumat merupakan wajib bagi setiap orang yang baligh.” .

Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya merupakan sebelum berangkat shalat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa.

Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw. bersabda,
“Barangsiapa mandi di hari Jum’at seperti mandi janabah, lalu datang di waktu yang pertama, dia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu yang kedua, maka dia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu yang ketiga, dia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, dia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima, maka dia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar , malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850).

Aus bin Aus r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, berangkat lebih awal , berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya ia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 1077, Al-Nasai no. 1364, Ibnu Majah no. 1077, dan Ahmad no. 15585 dan sanad hadits ini dinyatakan shahih)
Menurut penjelasan dari Syaikh Mahmud Mahdi Al-Istambuli dalam Tuhfatul ‘Arus, bahwa yang dimaksud dengan mandi jinabat pada hadits di atas merupakan melaksanakan mandi bersama istri. Ini mengandung makna bahwa sebelumnya mereka melaksanakan hubungan badan sehingga mengharuskan keduanya melaksanakan mandi.

3. Menggunakan minyak wangi

Nabi Saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi lalu berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, dia diam dan endengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat selanjutnya.”

4. Bersegera untuk berangkat ke masjid

Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.” . Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Makna hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, lalu sholat ketika matahari telah rendah panasnya.” (Lihat “Fathul Bari” II/388)

5. Shalat Sunnah ketika menunggu imam atau khatib

Abu Hurairah RA menuturkan bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Barang siapa mandi lalu datang untuk shalat Jumat, lalu dia shalat semampunya dan ia diam mendengarkan khutbah hingga selesai, lalu shalat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at selanjutnya ditambah tiga hari”.

6. Tidak duduk dengan memeluk lutut ketika khatib berkhutbah

Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah  pada ketika shalat Jumat ketika imam sedang berkhutbah.” (Hasan. HR Abu Dawud, Turmidzi)

7. Shalat sunnah setelah shalat Jumat

Rasulullah bersabda yang artinya, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan shalat Jumat, maka shalatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa sebab sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.”

8. Membaca surat Al Kahfi

Nabi bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat”. .

9. Hari Raya Tiap Pekan

Setiap umat manusia mempunyai hari besar dan hari raya. Umat Islam seharusnya menjadikan hari Jumat seolah-olah hari raya yang muncul setiap pekan. Dari Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hari ini  Allah menjadikannya sebagai hari Ied bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang menghadiri shalat Jumat hendaknya mandi, jika dia memiliki wangi-wangian maka hendaknya ia memakainya dan bersiwaklah” (HR. Ibnu Majah dan haditsnya dinyatakan hasan oleh Al Albani)

Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah bersabda:

“Allah Swt. telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum’at sebagai hari raya mereka, oleh sebab itu hari raya orang Yahudi merupakan hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani merupakan hari Ahad, lalu Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum’at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum’at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan itu, meskipun di dunia kita merupakan penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita merupakan urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk”.

10. Waktu mustajabnya Doa

Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Rasulullah Saw. bersabda mengenai hari Jumat, “Pada hari Jumat ada waktu yang mana seorang hamba muslim yang tepat beribadah dan berdoa pada waktu itu meminta sesuatu melainkan niscaya Allah akan memberikan permintaannya”. Beliau mengisyaratkan dengan tangannya untuk menunjukkan bahwa waktu itu sangat sedikit.

11. Suci hingga Jumat berikut

Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu berkata, aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat maka ia berada dalam keadaan suci hingga Jumat selanjutnya”

11. Kiamat hari Jumat

Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya merupakan hari Jumat; padanya Adam diciptakan, dimasukkan ke surga dan juga dikeluarkan darinya serta kiamat tidak terjadi melainkan pada hari Jumat.” .



Sekarang dapatkah kamu menjawab pertanyaan Apa Shalat Jumat itu ?