Tuesday, March 22, 2016

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Saudara muslimku calon penghuni sorga, kali ini kita akan membahas tentang Mengapa Agama Islam Turun di Arab ?. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Mengapa Agama Islam Turun di Arab ?


Diriwayatkan bahwasanya Nabi Adam as. dan Isterinya Sitti Hawa atas izin Allah berjumpa di Jabbal Rahma yaitu salahsatu  daerah di Arab. Dan mereka beranak cucu serta beribadah di tempat itu. Islam sebagai syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad diturunkan dan mengalami masa formasinya di tanah Arab. Mengapa disana padahal Islam adalah untuk seluruh alam? Mengapa bukan di Amerika, di Cina, atau di Asia Tenggara? Dengan diturunkannya Islam di Arab, maka Islam lalu menjadi sangat terkait dan tidak dapat dilepaskan dari kearaban. Agama Islam Turun di Arab sebab beberapa hal seperti berikut ini.

Posisi Strategis
Bila kita amati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia letaknya di antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban manusia. Barangkali setelah mengetahuinya, ada yang ingin mengatakan bahwa Islam diturunkan di Arab sebab Arab saat itu terletak dalam apitan dua adikuasa sekaligus mercusuar peradaban dunia, yakni Romawi mewakili dunia Barat dan Persia mewakili dunia Timur..
Sebab-sebab Agama Islam Turun di Arab

Meskipun berada dalam apitan keduanya, tanah Arab tempat Islam diturunkan diakui oleh para sejarawan sebagai tanah yang tidak terjamah, dalam pengertian belum sempat terjajah, terlepas dari kondisi geografisnya yang memang tidak menarik hasrat kaum penjajah. Karena masyarakat Arab belum pernah dijajah maka mereka pun belum sempat tenggelam dan larut dalam pemikiran, ideologi, dan mitos yang disusupkan oleh kaum penjajah. Karena itulah maka masyarakat Arab saat itu disebut sebagai masyarakat ummi. Barangkali akan lebih gampang menyebarkan pemikiran dalam suatu masyarakat yang pemikirannya masih relatif sederhana dan belum sarat dengan ideologi produk manusia, daripada melakukannya dalam suatu masyarakat yang sudah menganut bermacam-macam pemikiran yang beraneka ragam. Dalam kondisi yang belakangan disebut, sangat dimungkinkan akan terjadi peniruan-peniruan budaya yang mampir kesana seperti budaya menyembah berhala yang diperlihatkan oleh bangsa China yang sebagai pemakai jalur perdagangan itu.

Sejak masa Rasulullah SAW, posisi jazirah arabia adalah posisi yang strategis dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia, yaitu sebagai pusat jalur perdagangan Internasional di zaman itu.

Bahkan di masa itu, bangsa Aab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang dikenal di negeri timur seperti Persia. Dalam ketentuan  HUKUM Islam, baik dinar atau dirham sama-sama diakui dan digunakan sebagai mata uang yang berlaku.

Ini menunjukkan bahwa jazirah arab punya akses yang gampang baik ke barat atau ke timur. Bahkan ke utara atau ke selatan, yaitu Syam di utara dan Yaman di Selatan.

Dengan demikian, saat Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat tertolong dengan posisi jazirah arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di pertemuan semua peradaban.

Kita tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah kutub utara yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali dikenal di bermacam-macam peradaban dunia.

Juga tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih mengalami kendala dalam penyebaran.

Sebaliknya, jazirah arabia itu mempunyai akses jalan darat dan laut yang sama-sama bermanfaat. Sehingga para Shahabat pun bisa menelusuri kedua jalur itu dengan mudah.

Kesucian Bangsa Arab
Islam datang hanya untuk memperbaiki yang rusak, menambah atau melengkapi yang kurang, dan tetap melestarikan yang lama atau yang sudah ada. Dengan kata lain, Islam datang untuk melaksanakan konservasi (pemeliharaan dan perlindungan secara teratur) pada tradisi lama Arab yang masih baik, disamping melaksanakan revisi (perubahan) dan penyempurnaan. Terutama dalam hal konservasi tradisi lama, akan muncul sebuah pertanyaan “Bagaimana jadinya andaikata Islam turun di Cina”? Tentunya, bangunan Islam akan berupa ajaran Cina yang direvisi dan disempurnakan!!

Dari titik inilah kita merasa perlu untuk tahu mengapa yang dipilih adalah Arab dan bukan yang lain. Sebagian orang memberikan jawaban, terutama ditujukan untuk anak-anak, bahwa Arab dipilih sebab saat itu masyarakatnya adalah masyarakat yang paling rusak.

Tentu saja, lalu orang akan bertanya,”Memangnya kenapa kalau masyarakatnya paling rusak? Bukankah itu malah akan menguras banyak tenaga? Kalau Islam turun ke bumi memiliki tujuan untuk membentuk sebuah sistem hidup yang sempurna, bukankah akan lebih efisien (tepat) kalau objeknya adalah wilayah yang sudah mendekati kesempurnaan itu sendiri, maknanya yang justru kebobrokan masyarakatnya paling kecil?” Dari pertanyaan itu, kita bahkan akan berpikiran lain,”Jangan-jangan, justru masyarakat Arab saat itu adalah masyarakat yang paling mendekati kesempurnaan itu, yang tentu saja akan menjadi ladang yang sangat baik untuk tumbuhnya tanaman yang bernama Islam”.

Bangsa arab memang sedikit terbelakang secara duniawi dibandingkan peradaban lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa arab hidup dengan kemurnian niloai kemanusiaan yang masih asli. Oleh sebab itu, sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang sudah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk kota.

Sebagai contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu. Pelayanan kepada seorang tamu yang walaupun belum dikenal adalah bagian dari harga diri seorang arab sejati. Pantang untuk mereka menyia-nyiakan tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki pun diberikan kepada tamu. Pantang untuk bangsa arab menolak permintaan orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang paling dasar.

Ketika bangsa lain mengalami degradasi (keterbelakangan) moral seperti minum khamar dan menyembah berhala, bangsa arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling ka”bah tidak lain sebab pengaruh interaksi mereka dengan bangsa yang amat menggemari patung contohnya China. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain adalah sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban luar. Maka budaya paganisme yang ada di arab tidak lain hanyalah pengaruh jelek yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan budaya China, Yaman dan Syam yaitu tanah para Nabi serta yang lainnya...

Kenapa,? Karena Arab mempunyai tempat yang stategis sehingga memudahkan masyarakatnya untuk mengcopy tradisi-tradisi bangsa lain yang lewat dan singgah disitu seperti penyembahan berhala dari CINA, SYAM, YAMAN, ROMAWI, YUNANI, dll... Salah 1 pelopor tradisi penyembahan berhala di Arab adalah 'Amr bin Luhay Al-Khuza'iy.. Dia juga salah 1 pemimpin Bani Khuza'ah.. Ia dikenal di Arab sebagai orang yang suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah dan hormat pada urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani.

Pada suatu hari,, ia mengadakan perjalanan ke Syam.. Setibanya di Ma'ab (daerah Balqa) ia melihat penduduk setempat sedang menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat lahirnya para nabi, rasul dan turunnya kitab-kitab suci. Maka ia pulang sambil membawa berhala Hubal (Dewa Bulan) dan meletakannya di dalam Ka’bah. Setelah itu ia mengajak penduduk Mekkah untuk menyembah Hubal itu. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk tanah suci.

Namun sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama adalah akhlaq dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja.

Faktor Bahasa
Dugaan lebih lanjut mengenai alasan turunnya Islam di Arab berkaitan dengan persoalan bahasa. Kitab suci Islam dan Sunnah Nabi, yang adalah sumber dan pokok seluruh ajaran Islam, dituturkan dalam bahasa Arab. Jangan-jangan ini disebabkan oleh kesempurnaan atau keistimewaan bahasa Arab sehingga dapat menjadi fasilitas yang baik untuk menjelaskan Islam secara tepat dan efektif. Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa dia diturunkan dalam bahasa Arab yang amat efektif untuk menjelaskan dan menerangkan. salah 1 contohnya: "Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa arab supaya kalian memahami (nya)." (QS. Az-Zukhruf (43) : 3)

Secara sosial (kemasyarakatan), ilmuwan-ilmuwan mengatakan bahwa masyarakat Arab saat itu adalah masyarakat yang merdeka dalam berpikir, menjunjung tinggi harga diri, dan tidak suka terbelenggu dibawah pengaruh orang lain, walaupun di sisi lain mereka mempunyai fanatisme (kepercayaan) kesukuan yang sangat tinggi. Kemerdekaan berpikir ini barangkali akan sangat berpeluang besar untuk diterimanya pemikiran Islam yang masih asing untuk mereka. Namun perlu dicatat bahwa walaupun masyarakat Arab saat itu mempunyai kemerdekaan berpikir yang cukup besar namun mereka juga sangat suka berlaku taqlid (dogmatis).

Berbagai dugaan diatas memang cukup banyak dan semuanya sudah terjelaskan. Oleh sebab itu,, dapat disimpulkan bahwasanya :

Arab sudah menjadi pilihan dari Allah SWT. untuk menurunkan Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan penyempurna ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Rasul sebelumnya... Kenapa? Karena di Arab,, sudah dipersiapkan oleh Allah SWT. untuk menjadi medan dakwahnya Rasulullah saw. dengan cara menjaga kesucian adab masyarakatnya dan kesucian kotanya dari jamahan penjajah.. Dan juga,, Allah SWT. sudah mempersiapkan juga segala keperluan Rasulullah saw. dalam berdakwah sebelum Rasulullah saw. itu hadir. seperti berhala-berhala yang nantinya akan dihancurkan oleh Rasulullah saw., sistem perbudakan yang nantinya juga akan dihilangkan oleh Rasulullah saw., dll.

Apabila Islam saat masih berada di langit sudah mencanangkan sistem ajaran tertentu sementara di bumi terdapat suatu wilayah dan masyarakat yang sedikit banyak sudah bersesuaian dengan sistem di langit itu, maka tindakan yang paling efisien (bagus) adalah menurunkan sistem langit itu di bagian bumi itu. Dan dari seluruh penjelasan diatas,, maka dapat disimpulkan bahwasanya Bangsa Arablah yang cocok untuk menurunkan ajaran Islam yang sama dengan ajaran langit... karenanya kita tidak perlu membedakan antara nilai-nilai regional (budaya) yang ada dan nilai-nilai langit yang bersifat baru untuk masyarakat di wilayah itu. Dalam kondisi semacam ini, nilai-nilai yang awalnya bersifat regional pada dasarnya adalah nilai-nilai yang dimaksudkan untuk menjadi nilai-nilai universal (umum secara keseluruhan) untuk semua manusia.




2 comments:

Note: Only a member of this blog may post a comment.