Monday, October 12, 2015

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Saudara muslimku calon penghuni sorga, kali ini kita akan membahas tentang Pengertian dan Keutamaan Shalat Sunah Rawatib. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Pengertian dan Keutamaan Shalat Sunah Rawatib

Pengertian Shalat Sunah Rawatib

Shalat sunah rawatib adalah Shalat sunah yang mengiringi Shalat fardlu. Shalat sunah rawatib ada kalanya dikerjakan sebelum Shalat fardlu yang disebut dengan sunah qabliyah dan ada yang dikerjakan sesudah Shalat fardlu yang disebut dengan sunah ba’diyah Dalil Shalat sunat rawatib berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw.

Rasulullah saw. bersabda:
Pengertian dan Keutamaan Shalat Sunah Rawatib


Artinya: Aku hafal (memerhatikan) dari Nabi saw sepuluh rakaat yang senantiasa Beliau lakukan, dua rakaat sebelum Shalat dhuhur, dua rakaat sesudah Shalat maghrib, dua rakaat sesudah Shalat isya’, dua rakaat sebelum Shalat subuh. (H.R. al-Bukhari dan Muslim)


Shalat sunah rawatib ada dua macam yaitu Shalat sunah rawatib ghoiru muakad dan Shalat sunah mu’akad. Shalat sunah yang termasuk Shalat sunah mu’akkad sebagai berikut.

a. 2 (dua) rakaat sebelum Shalat zuhur,
b. 2 (dua) rakaat sesudah Shalat zuhur,
c. 2 (dua) rakaat sesudah Shalat maghrib,
d. 2 (dua) rakaat sesudah Shalat isya, dan
e. 2 (dua) rakaat sebelum Shalat subuh.

Sedangkan Shalat yang termasuk Shalat sunah rawatib ghairu muakkad (kurang diutamakan) sebagai berikut.
  1. Dua rakaat sebelum zuhur, dua rakaat sesudah zuhur, jadi Shalat sunah rawatib untuk Shalat zuhur ada 8 rakaat, yaitu empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudah zuhur. Dua rakaat sebelum zuhur yang pertama temasuk mu’akad, sedangkan rakaat sebelum zuhur yang kedua termasuk gairu mu’akkad. Demikian juga Shalat rawatib sesudah Shalat zuhur.
  2. Empat rakaat sebelum Shalat Ashar. 
  3. Dua rakaat sebelum Magrib. 
  4. Dua rakaat sebelum Isya.

Keutamaan Shalat Sunah Rawatib

1. Shalat sunnah rawatib memiliki beberapa keutamaan.

Keutamaan Shalat sebelum subuh hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhamamad saw. sebagai berikut:
Keutamaan Shalat Sunah Rawatib

Artinya: “Dari Aisyah r.a., dari Nabi saw. Beliau telah bersabda : dua rakaat sebelum fajar itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya”. (H.R. Muslim)

2. Keutamaan Shalat sunah zuhur, baik qabliyah maupun ba’diyah dan keutamaan Shalat sunah rawatib sesudah magrib dan sesudah isya.

Nabi Muhamamad saw. bersabda :
 Keutamaan Shalat sunah qabliah dan ba'diyah

Artinya: “Siapa yang Shalat sehari semalam 12 (dua belas) rakaat maka dibangunkan baginya, 2 rakaat sesudah zuhur, 3 rakaat sebelum magrib, 2 rakaat sesudah isya dan 2 rakaat sebelum Shalat fajar”. (H.R. at-Tirmidi dan ia mengatakan hadis ini hasan dan shalih).

Mempraktikkan Shalat Sunah Rawatib

Perhatikan berikut ini cara melaksanakan Shalat sunah rawatib.
  1. Berniat Shalat rawatib
  2. Takbiratul ihram 
  3. Shalat dua rakaat seperti biasa 
  4. Salam 
  5. Kemudian Shalat zuhur 4 rakaat.

niat Shalat rawatib
Niat Shalat rawatib sebelum zuhur
Artinya: Aku berniat Shalat sunah sebelum zuhur dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala.
Shalat Sunah Rawatib adalah Shalat sunah yang mengiringi Shalat Fardu lain waktu. Shalat Sunah Rawatib ada yang dikerjakan sebelum Shalat fardu yang disebut sunah qabliyah, dan ada yang dikerjakan sesudah Shalat fardu yang disebut sunah ba’diyah. Shalat Sunah rawatib ada dua macam yaitu rawatib Muakkad (lebih diutamakan) dan Gairu Muakkad (kurang diutamakan).

Sumber : Pendidikan Agama Islam SMP Kelas VIII, Loso, Samroni, Mulyadi



اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Saudara muslimku calon penghuni sorga, kali ini kita akan membahas tentang Akhlak Tercela : Pengertian Perilaku Ananiah, Gadab, Hasad, Gibah, dan Namimah beserta Dalilnya. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Akhlak Tercela : Pengertian Perilaku Ananiah, Gadab, Hasad, Gibah, dan Namimah beserta Dalilnya

Di dalam hidup bermasyarakat kita bergaul dengan banyak orang, ada yang memiliki akhlak baik dan ada yang jelek. Dalam bergaul hendaknya kita tidak terpengaruh dengan akhlak yang jelek dan selalu berusaha berakhlak baik.

Akhlak baik dan mulia akan menghantarkan seseorang pada posisi tinggi dan terhormat. Sebaliknya akhlak yang jelek akan membuat seseorang jatuh ke lembah kenistaan. Akhlak baik biasa disebut akhlakul mahmudah, sedangkan akhlak yang jelek disebut sebagai akhlakul mazmumah. Pada bab ini kita akan membahas mengenai beberapa akhlak tercela, seperti ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah. Tahukah kalian apa saja kejelekan dari perbuatan itu? Mari kita mempelajarinya dengan harapan kita bisa menghindarinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Pengertian Ananiah (Egois)

Menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., Fahmi, ketua Remaja Masjid 'Al-Falah' mengumpulkan para pengurus dan anggotanya. Fahmi mengadakan rapat untuk membahas persiapan meng-hadapi peringatan hari besar Islam itu. Setelah ia memaparkan tugas panitia dan susunan acara, seorang anggota bernama Budi memberikan usul. Budi menyarankan untuk menggunakan sound system miliknya yang biasa digunakan dalam keperluan acara-acara umum. Akan tetapi setelah dimusya-warahkan dan melihat anggaran dana yang ada, akhirnya diputuskan untuk menggunakan sound system masjid.

Budi tidak suka bila usulnya tidak diterima. Budi lalu mengancam akan keluar dari susunan kepanitiaan apabil usulnya tetap tidak diterima. Budi mengambil risiko kehilangan teman-temannya hanya demi kepentingan pribadi untuk mendapatkan uang sewa. Baik atau tidakkah menurut kalian sifat Budi itu? Sikap Budi itu tergolong ke dalam salah satu sifat tercela, yaitu ananiah atau egois.

Sifat egois adalah perbuatan atau tingkah laku yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memerhatikan lingkungan sekelilingnya, dan kepentingan bersama. Perbuatan itu bertentangan dengan ajaran Islam dimana Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memerhatikan dan saling tolong-menolong antara satu dengan yang lain dalam hal kebaikan dan takwa.

Apa akibat negatif dari orang yang memiliki sifat egois? Firman Allah swt. dalam Surah al-Maidah ayat 2 berikut ini:
Akhlak Tercela : Pengertian Perilaku Ananiah, Gadab, Hasad, Gibah, dan Namimah beserta Dalilnya

Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan". Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaan-Nya (Q.S. al-Maidah/5: 2)

Sifat egois bila dibiarkan akan menjadi sifat sombong, kikir, dan takabur. Semua sifat itu dilarang oleh Allah swt. Dalam sejarah umat manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Bahkan kesempurnaan hidup seseorang terletak pada kesanggupan hidup bersama orang lain.

Sifat egois tumbuh dan berkembang dari bujukan nafsu, setan dan pengaruh orang yang bersikap egois. Benih tumbuhnya sifat egois adalah perasaan mampu hidup tanpa pertolongan orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain. Firman Allah swt. dalam Surah Lukman ayat 18 berikut ini:
egois dalam pandangan islam
Artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong dan membanggakan diri." (Q.S. Luqman/31 : 18)

Pengertian Gadab (Marah)

Orang yang memiliki sifat pemarah cenderung mengedepankan emosi. Orang dengan sifat pemarah biasanya akan mengalami penyesalan di waktu kemudian.

Manusia marah pada manusia lain adalah wajar. Akan tetapi kemarahan yang berlarut-larut melanggar ajaran agama Islam. Islam mengajarkan apabila seorang muslim berselisih dengan sesamanya, tidak boleh lebih dari 3 hari. Bukankah dengan kesalahan orang lain, berarti kita dapat belajar dari kesalahan itu?

Sabda Rasulullah saw.:
pengertian gadab dan hasad

Artinya: "Tidak ada seorang muslim mendiamkan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari." (H.R. al-Bukhari Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Muatha dan Ahmad).

hukum marah menurut islam

Artinya: "Haram hukumnya bagi seorang muslim untuk bermarahan dengan saudara muslimnya lebih dari tiga hari, dan bila dua orang muslim bertemu, mereka saling berolok-olok dan saling menantang, dan yang terbaik antara keduanya adalah yang memulai dengan salam." (H.R. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Muatha dan Ahmad).

Kita wajib menjauhi rasa amarah. Apabila sesuatu terjadi dan membuat kita marah, maka diamlah sesaat, tarik nafas dan berdoa kepada Allah swt. agar diberi kekuatan dan kesabaran. Orang yang kuat sesungguhnya bukanlah orang yang perkasa dan gagah jasmaninya, tapi orang yang bisa mengendalikan rasa amarahnya. Jadi, sebelum terlambat dan lalu menyesal, bijaksanalah dalam mengelola hati dan perasaan.

Pengertian Pengertian Hasad (Dengki/Iri)

Hasad maknanya perasaan tidak senang yang terus menerus pada nasib baik/keberuntungan/kesenangan orang lain. Setiap muslim tidak boleh memperlihatkan sifat iri dan dengki pada saudara-saudaranya. Sebaliknya, dia harus bersikap senang, bila seseorang mendapatkan apa yang juga menjadi harapannya. Sabda Rasulullah saw.:
hasad menurut islam

Artinya: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sampai ia merasa senang dengan kesenangan yang didapat oleh saudaranya, sesuai dengan harapan hal itu terjadi pada dirinya." (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Atau juga perumpamaan seperti berikut ini:
sifat dengki menurut pandangan agama Islam
Artinya: "Seorang mu'min terhadap mu'min lainnya bagai suatu bangunan yang menopang satu bagian dengan bagian lainnya." (H.R. al-Bukhari dan Muslim)


Sifat dengki mengakibatkan buruk bagi pribadi seseorang. Sifat dengki juga dapat merusak tatanan hidup yang rukun dan harmonis di masyarakat. Oleh karenanya, sifat dengki dicela dalam Islam. Bahkan Rasulullah saw. menegaskan kalau dengki adalah duri dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, serta racun dalam kehidupan beragama.

Sabda Rasulullah saw.:
pengertian dengki atau hasad


Artinya: "Jauhkan dirimu dari dengki karena dengki itu memakan kebaikan, tak ubahnya sebagaimana api membakar kayu kering." (H.R. Abu Dawud)


Pengertian Gibah (Menggunjing)

Gibah maknanya menceritakan sesuatu yang tidak disukainya kepada orang lain. Mendengarkan orang yang sedang ghibah dengan sikap kagum dan menyetujui apa yang dikatakannya, maka hukumnya adalah sama dengan gibah.

Firman Allah swt. dalam Surah al Hujurat ayat 12 berikut ini:
hukum menggunjing menurut Islam

Artinya: "Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik." (Q.S. al-Hujurat/49: 12)

Tentu sangat menjijikkan makan daging bangkai, terutama bangkai manusia, terlebih lagi saudara kita sendiri. Gibah sangat menjijikkan sehingga sudah sepantasnya untuk dijauhi dan ditinggalkan. Balasan untuk orang-orang yang suka gibah, seperti diceritakan oleh Rasulullah saw., adalah di akhirat nanti mereka akan menjadi kaum yang mencakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku mereka yang terbuat dari tembaga.

Akan tetapi, dengan alasan tertentu, ada gibah yang diperbolehkan. Gibah yang diperbolehkan antara lain:
  1. Orang yang dizalimi boleh menceritakan kepada hakim mengenai kezaliman yang dilakukan terhadapnya.
  2. Meminta bantuan untuk mengubah kemungkaran dengan menceritakan kepada orang yang mampu mengubah kemungkaran menjadi kebenaran.
  3. Bercerita kepada seorang mufti/ahli untuk meminta fatwa.
  4. Memperingatkan kaum muslimin dari kejahatan seseorang.
Apabila kita menggunjing wajib segera bertaubat. Cara bertaubat dari gibah sebagai berikut.
  1. Dengan cara menyesali perbuatan itu dan bertekad untuk tidak lagi mengulanginya.
  2. Bila gibah sudah terdengar pada orang yang bersangkutan, maka ia harus mengemukakan alasan dan meminta maaf.

Pengertian Namimah (Adu Domba/Provokasi)

Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu dengan pihak yang lain. Orang yang mempunyi penyakit hati namimah suka sekali menyebarkan khabar yang menimbulkan kekacauan antar manusia. Namimah termasuk dosa besar yang diharamkan.

Allah swt. berfirman dalam Surah al-Humazah ayat 1 berikut ini:
Hukum namimah dalam Islam
Artinya: "Celakalah untuk setiap pengumpat dan pencela." (Q.S. al-Humazah/104: 1)

Namimah juga dapat berbentuk provokasi atau memanas- manasi situasi agar terjadi perselisihan. Perilaku mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak dan menciptakan perselisihan agar putus ikatan persaudaraan atau persahabatan.

Allah swt. berfirman dalam Surah al-Qalam:
adu domba menurut pandangan agama Islam

Artinya: "Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah." (Q.S. al-Qalam/68: 10-11)

Dalam sebuah hadis disebutkan:
hukum dan pengertian namimah


Artinya: "Diriwayatkan Huzaifah: Saya mendengar Rasulullah bersabda; Tidak akan masuk surga tukang adu domba." (H.R. al-Bukhari dan Muslim)


Contoh Perilaku Ananiah, Gadab, Hasad, Gibah, dan Namimah

Tuliskan perilaku pada apa yang dinyatakan-pernyataan berikut ini!
1. Mementingkan diri sendiri.
2. Segala sesuatu diatasi dengan emosi.
3. Tidak senang temannya dapat nilai baik.
4. Membicarakan orang yang tidak disukai.
5. Mengadu domba antara satu dengan yang lain.
6. Tidak mau bekerja sama dengan teman.
7. Jika diingatkan baik bahkan marah.
8. Senang jika temannya tidak berhasil.
9. Menceritakan aib temannya kepada yang lain.
10. Menyebarkan khabar agar jadi kacau.

Menghindari Perilaku Ananiah, Gadab, Hasad, Gibah, dan Namimah

Cara menghindari perilaku ananinah, gadab, hasad, gibah dan namimah adalah seperti berikut ini:

  1. Menyadari segala sesuatu yang dimiliki adalah milik Allah swt. 
  2. Menyadari pemasok akan mengalami penyesalan di lalu hari. 
  3. Keberhasilan yang kita raih semata-mata karunia dari Allah swt. 
  4. Menceritakan kejelekan orang lain adalah perbuatan dosa. 
  5. Menyadari mengadu domba di akhirat nanti akan celaka.
Akhlak adalah sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Terdapat 2 jenis akhlak, akhlak mahmudah, dan akhlak mazmumah. Contoh dari akhlak mazmumah antara lain ananiah (egois), gadab (pemarah), hasad (iri dengki), gibah (menggunjing), dan namimah (adu domba/provokasi). Kita wajib menghindarkan diri dari penyakit-penyakit hati agar kita tetap dicintai oleh manusia dan Allah swt.

Sumber : Pendidikan Agama Islam SMP Kelas VIII, Kemdikbud